[3] Try

5.1K 416 15
                                    

Sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela tidak mampu mengusik tidur nyenyak gadis itu. Jam sudah menunjukkan pukul delapan, tetapi ia masih bergelung nyaman di bawah selimutnya.

"Erysca!"

Samar-samar ia mendengar suara orang yang memanggil namanya. Tetapi ia hanya menggeliat kecil. Enggan meninggalkan mimpi indahnya.

"Erysca!!" ah, suara itu lagi.

Pintu kamarnya terbuka dengan keras. Greta baru saja membuka pintu menggeleng tak percaya sambil berkacak pinggang.

"Ayo bangun. Kau tidak tahu sekarang jam berapa?" omelnya.

Erysca hanya melenguh pelan. "Hmm, ini hari libur, bibi," balasnya dengan malas.

Greta menghela napas. "Apa aku harus meminta Clara pulang saja karena keponakanku yang satu ini tidak mau bangun?"

Mendengar itu membuat Erysca langsung membuka matanya dan bangkit duduk. "Clara ada disini?" tanyanya.

"Dia sudah menunggumu satu jam yang lalu."

"Kenapa bibi tidak membangunkanku dari tadi?!" gadis itu turun dari ranjang dan menyambar handuknya dengan terburu-buru.

"Bibi sudah membangunkanmu dari satu jam yang lalu, dan kau menyalahkan bibi?!" decaknya tak percaya melihat tingkah Erysca yang berlari-lari mengambil baju untuk dibawa ke kamar mandi.

Erysca hanya menyengir lebar. Selanjutnya ia langsung menuju kamar mandi.

***

Kedua gadis itu kini sudah berada di dalam mobil. Entah akan kemana Clara membawa Erysca pergi. Clara hanya berkata jika mereka akan ke suatu tempat.

"Sebenarnya kita akan kemana, Clar?" untuk kesekian kalinya Erysca bertanya.

Clara menghela napas kasar. "Kau tahu, Wenzell menghubungiku dan Alex terus-menerus. Memohon agar membawamu ke mansionnya tanpa sepengetahuan bibi Greta."

Erysca tampak terkejut mendengarnya. "Hah?! Jangan bawa aku kesana, Clar!" ia menarik tangan Clara sampai gadis itu hampir kehilangan fokus saat menyetir.

Clara memutuskan untuk menepikan mobilnya di tepi jalan yang cukup sepi. Lalu memusatkan perhatiannya pada sahabatnya itu.

"Memangnya kenapa? Bukankah kau juga pernah tinggal disana?" tanya Clara.

Erysca menggigit bibir bawahnya gugup. "Aku memang pernah disana. Saat itu Wenzell juga langsung mengantarkanku pulang begitu aku pulih. Dan selama aku disana waktu itu, aku tidak pernah keluar kamar." karena itu ia yakin anggota di Redmoon pack banyak yang belum tahu mengenai dirinya.

"Lalu apa bedanya dengan sekarang?" Clara bertanya dengan gemas.

Erysca menarik napas panjang sebelum menjawab. "Oke, aku memang punya alasan untuk itu." Clara menaikkan sebelah alisnya menunggu kelanjutan ucapan Erysca.

"A-aku masih belum siap untuk ke tempat itu lagi. Mungkin aku bisa ke sana dalam beberapa hari atau bulan dari sekarang. Please, bawa aku pulang, Clar."

Sebenarnya alasan ia belum siap ke Redmoon pack adalah karena Wenzell yang ingin segera mengumumkan tentang pengangkatannya sebagai Luna. Dan ia benar-benar merasa takut. Wenzell sempat membicarakan hal tersebut padanya saat pria itu mengantarkannya pulang ke rumah kemarin.

Alpha Wenzell [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang