[26] Help

1.1K 118 5
                                    

Paginya Erysca terbangun dengan rasa pusing yang mendera kepalanya. Perutnya juga terasa mual. Tangannya memijat pangkal hidungnya yang nyeri. Ia menghela napas. Tidak tahu apa yang menyebabkan tubuhnya sakit dan lelah luar biasa.

Pintu kamar terbuka. Mayleen yang bertugas menjaga kamar tersebut baru saja masuk untuk mengecek kondisi Lunanya. Terkejut saat wanita itu ternyata sudah sadar. Dia kembali keluar kamar untuk memanggil Omega dan menyuruhnya mengambilkan air dan obat.

"Bagaimana perasaan Anda, Luna?" tanya Mayleen. Ia membantu Eysca duduk setelah menempatkan bantal untuk bersandar.

"Kepalaku pusing dan perutku ... rasanya aku mau muntah," ujar Erysca lemas dan Mayleen mengangguk.

Pintu kamar diketuk. Mayleen menghampiri Omega yang membawakan air dan obat untuk Erysca. Gadis itu kembali membantu Lunanya meminum obat.

"Apa yang terjadi?" tanya Erysca bingung.

"Anda tidak mengingatnya, Luna?" Mayleen bertanya balik dengan kening berkerut.

Erysca menggeleng menjawabnya. Rasa pusing dan mual berangsur hilang setelah meminum obat tadi.

"Tadi malam Luna pergi ke club kota dan pulang dalam keadaan mabuk berat," ujar Mayleen.

Erysca melotot kaget tak percaya. Benarkah dia melakukan itu? Ini pasti bukan ulahnya. Damia benar-benar berniat membuat tubuhnya hancur. Ia menghela napas lagi.

Matanya melirik ke arah nakas. Jam yang berada di atasnya menunjukkan pukul delapan. Tertera tanggal juga di sana. Ini tanggal ... lima? Itu artinya Damia sudah mengambil alih tubuhnya sejak Wenzell pergi. Terhitung tiga hari. Semoga saja Damia tidak mengotori tubuhnya.

"Siapa yang membawaku kemari?" tanya Erysca lagi.

"Hugo."

"Hugo?" Erysca mengerutkan dahinya.

Mayleen mengangguk. "Tuan Hugo bilang dia bertemu Anda di salah satu club kota. Lalu mengantarkan Anda pulang karena Anda sudah tak sadar."

"Apa sekarang Hugo berada di kastilnya?"

"Sepertinya ya, Luna. Tuan Hugo pulang setelah mengantarkan Anda kemari."

"Bisa tolong undang Hugo kemari? Aku ingin bicara padanya," pinta Erysca.

Mendengar permintaan Lunanya, Mayleen menegapkan punggung. "Akan saya usahakan, Luna. Saya permisi." ia menunduk hormat sebelum pergi.

Sesaat setelah Mayleen keluar kamar. Samuel masuk bersama seorang dokter pack. Dokter itu menanyakan keadaannya kemudian memeriksa tubuhnya. Sepanjang pemeriksaan Erysca hanya diam dan hanya bersuara saat dokter bertanya.

***

Hugo yang sedang duduk santai sambil membaca buku di perpustakaan sedikit terganggu saat bawahannya datang. Pria tua dengan pakaian kuno itu berjalan menghampirinya. Hugo hanya melirik dari balik bukunya.

"Maaf mengganggu Anda, Pangeran. Ada seorang wanita dari kaum Werewolf datang kemari ingin menemui Anda," lapor pria itu tanpa mengangkat pandangannya.

Hugo yang semula tak tertarik kini meletakkan bukunya. "Siapa?"

"Dia bilang namanya Mayleen" jawabnya.

"Mayleen." Hugo menggumamkan nama itu lirih. Lalu dengan sangat cepat ia berlari ke arah gerbang kastilnya.

Di depan matanya dia melihat Mayleen sedang berdiri di depan dua Vampir pria penjaga. Gadis itu menoleh ke arahnya dengan wajah masam.

Alpha Wenzell [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang