Greta tertawa sumbang. "Oh, aku tidak percaya ini!" serunya.
"Kalian pasti berbohong. Mana ada yang seperti itu di dunia ini! Itu hanya khayalan. Manusia serigala, Alpha, Luna, dan apapun yang kalian bicarakan tadi, itu tidak ada. Tidak mungkin ada!" bantahnya.
Wenzell diam menatap kegusaran Greta saat ini. Ia sudah menduga wanita itu tidak akan percaya. Sedangkan Samuel masih berdiri di dekat pintu. Tidak berani mencampuri urusan sang Alpha sebelum pria itu menitahkan sesuatu padanya.
"Tapi itu memang benar ada. Kau sudah melihat buktinya," ujar Wenzell dengan tenang.
Greta menatap Wenzell dengan tajam, lalu mengalihkan pandangan ke arah Erysca di ranjang sambil menghela napas berat.
"Lalu bagaimana dengan Erysca? Kalian ... seperti berada di dua dunia yang berbeda. Aku sangat menyayanginya. Dia keponakanku satu-satunya," katanya dengan lirih.
Wenzell menyentuh pundak Greta. Wanita itu menoleh. Tatapan Wenzell yang mengarah pada Erysca terlihat mantap. Greta melihat binar mata pria itu yang penuh cinta dan kelembutan saat melihat keponakannya.
"Aku yang akan melindunginya dengan nyawaku."
***
Suara berisik membangunkan gadis itu dari tidurnya. Kedua matanya yang terpejam kini terbuka perlahan. Mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Erangan lirih keluar dari bibir pucatnya.
Omega yang sedang bertugas membersihkan kamar yang Lunanya tempati tersentak kaget saat mendengar suara lirih itu. Spontan dia menoleh ke arah tempat tidur dan terkejut mendapati Lunanya sudah terbangun. Dengan gerakan cepat omega itu menghampiri sang Luna.
"Luna, apa Anda baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" tanyanya cepat.
Erysca menoleh ke samping dan tersenyum lembut. Kepalanya menggeleng. "Hanya pusing sedikit," lirihnya.
"Saya akan memanggilkan Alpha kemari."
Rasanya tidak sopan jika memanggil Alphanya hanya melalui mindlink untuk mengabari hal bahagia ini. Omega itu keluar dari kamar dan menutup pintunya.
Beberapa menit kemudian pintu kembali terbuka. Seorang pria bersetelan formal memasuki kamar dan mendekat ke arah ranjang yang Erysca tempati. Wajah pria itu menunjukkan kelegaan luar biasa. Erysca yang melihatnya hanya tersenyum kecil.
"Bagaimana keadaanmu? Ada yang sakit?" tanya Wenzell setelah duduk di tepi ranjang. Erysca menggeleng pelan.
"Pusing?"
"Sedikit."
Pria itu mengambil air minum di meja nakas dan membantu matenya untuk minum. Gadis itu mengabiskan setengah gelas lalu dikembalikannya di atas nakas. Wenzell mengelus rambut Erysca. Beralih ke pipinya yang sedikit lebih tirus karena lama tak sadarkan diri dan kurangnya asupan makanan. Tangan kanannya melingkupi tangan matenya yang terasa lebih hangat. Membawanya ke depan bibir untuk dikecupnya.
"Akhirnya kau bangun juga." Wenzell mendesah lega.
"Berapa lama aku pingsan?"
"Dua hari."
"Dua hari yang lalu Greta datang kemari. Dia sudah tahu semuanya tentang kami," lanjut Wenzell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Wenzell [Completed]
Loup-garouSpin-Off #2 My Beloved Mate Saat dirinya telah merasakan segalanya sudah lengkap. Tak ada lagi hampa atau dusta. Saat hidupmu adalah hidupnya. Dan hidupnya adalah hidupmu pula. Saat dirinya merasa benar-benar sudah menemukan orang yang tepat untuk m...