"Beneran Fi?! Gila lo sumpah"Teriak Lia heboh dengan mengibas ngibas kan tangannya ke udara. Seperti biasa Fia dan kawan kawan menghabiskan waktu istirahat dikantin. Fia menurunkan posisi duduknya dan menutupi wajahnya dengan rambut panjang berwarna coklat itu.
"Trus gimana?" kali ini Iza ikut memberondongi Fia dengan pertanyaan.
"Ya gitu, gue suruh tutup mulut lah" Fia merapikan kembali rambut coklatnya kebelakang. Kedua temannya itu menatap Fia dengan penuh keterkejutan setelah Fia menceritakan insiden ciuman di sofa kemarin.
"Gila, gue aja blom pernah liat. Kalah sama Irfan masa" Lia mengetuk ngetukkan jarinya di dagu. Fia hanya memutar bola matanya malas.
"Kayanya ini bakal berlanjut deh Fi" kata Iza mengambil ponsel Fia untuk menghubungkan koneksi handphone nya.
"Hah? Maksud lo?" tanya Fia sambil membukakan sandi handphone nya untuk Iza.
"Gini, ga mungkin dia atau lo gak akan ngelakuin itu lagi. Maksud gue, dia udah suka sama lo. Dan lo juga mulai tertarik kan sama dia? Apalagi dia tu cowok, dia ada nafsu sama lo Fi. Dan ga mungkin lo nolak dia karena emang kalian udah ngelakuin itu beberapa kali. Nah, pada intinya kalian harus hati hati pertama jangan sampe kebablasan, kedua jangan ada orang lain liat kecuali dia udah tau" jelas Iza panjang lebar.
Kedua sahabat Iza itu agak sedikit kaget, pasalnya Iza jarang sekali berbicara sampai puluhan kalimat seperti tadi.
"Gila, Fi. Iza ngomong banyak Fi" kagum Lia mengelus dadanya membuat Fia melirik nya dengan lirikan 'apaan si lo'
"Ya iya sih Za, gue emang udah bisa dibilang naksir sama dia" Fia memakan sesuap nasi goreng pedas yang dipesan nya. Lia yang sibuk dengan jus apel nya hanya menyimak.
"Inget kata kata gue Fi, insiden kemarin akan terjadi hari ini"
Iza menyodorkan ponsel Fia kepada gadis dengan nasi goreng didepannya itu. Disana tertera nama Reyfan dan dia baru saja mengirim pesan. Fia pun membaca pesan itu dan membalasnya.
Fia tidak membalasnya. Ia tidak bisa berbohong karena memang dia tidak bawa mobil. Tadi dia berangkat bersama papanya. Gadis itu tidak tau, kenapa dia tidak menolak ciuman Rey?
Bibir cowok itu seolah olah menjadi candu bagi Fia. Morphine yang ia inginkan lagi dan lagi. Mengapa rasa ini lebih besar dibandingkan ketika dia menyukai Nathan?
××
"Ehem.."
Reyfan berdehem sambil melirik Fia. Yang dilirik tidak peduli dan memalingkan wajahnya ke jendela mobil. Ya, mereka dalam perjalanan pulang. Reyfan baru saja menjemput Fia dari sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEY
Teen Fiction"I love you" "Dih, sarap" "Makasih sayang, makin cantik aja lo" "Sakit jiwa ya lo?" "Ngga, selama lo baik baik aja" "Lah?" "Because you're my soulmate" "Sinting" "Yea because of you, you're always making me horny" "SUCH A PERVY IDIOTIC ASS!!" ~ILEY...