Warning!
Sexual content
-----------------------7 semester kemudian*
Fia melempar ponselnya ke ranjang Xander. Gadis itu sepertinya sedang kesal dengan seseorang yang baru saja dia hubungi di telepon tadi. Dia menerima telepon dari Ferrel sepulang kuliah jadi Fia berbicara panjang lebar dengan kakaknya sedangkan Xander duduk disampingnya sambil menyetir mobil.
"Fia what happen?"
"My brother. He's umm.."
Xander memeluk Fia dari belakang agar gadisnya itu nyaman dan tidak kesal. Cowok itu menghirup aroma tubuh kekasihnya dengan perlahan. Fia tersenyum sambil memejamkan mata.
"He's mad at me"
"Why?"
Fia kembali memegang dahinya dan sedikit memijit. Xander yang melihat itu kemudian menarik pinggul Fia jatuh ke ranjang. Cowok itu berbaring didekat Fia sambil memeluk gadis itu.
"Ok, let's not thinking about it. I love you" bisik Xander.
Fia tersenyum pada Xander, tangannya mendarat di kulit wajah pria itu. Kemudian membelainya pelan. Mata hazel pria itu tertutup menikmati sentuhan tangan Fia.
"Lo tu cowok baik. Baiik banget gak kayak Epan"
Mendengar bahasa yang keluar dari mulut Fia, Xander membuka mata lalu mengernyit sambil tertawa kecil. Dia terdiam memperhatikan ketika Fia membuka mulut kembali.
"Tapi kenapa ya? Gue keinget dia terus. Harusnya kan gue mikirin lo, bukan Epan" kata Fia membelai rambut Xander.
"Gue kangen pelukannya, kangen ketawanya, kangen gombalnya, gue kangeeen banget sama ciumannya" kata Fia mengusap bibir Xander.
"Ok, i don't know what are you talking about. But it seems like you want me to kiss you. So.."
Xander memajukan wajahnya pelan, cowok itu mencium bibir kekasihnya dengan lembut. Balasan yang diberikan Fia juga sama lembutnya. Xander membimbing lumatan kecil itu menjadi ciuman panas yang bergairah.
Tangan Xander telah berhasil membuka seluruh kancing kemeja berwarna hijau mint yang dipakai Fia. Tapi kemudian ponsel yang berada di kantung celana jeans Xander bergetar karena panggilan masuk. Cowok itu pun melepas pagutannya.
"I'm sorry, baby. Maybe not this time" kata Xander mencium perut datar Fia.
Gadis yang masih berbaring itu menutup kemejanya dengan perlahan. Sungguh, dia masih saja memikirkan Reyfan bahkan saat dia berciuman dengan Xander.
Fia tersenyum kecut. Dia sudah mencoba tidak mengkhawatirkan Reyfan dan beralih ke Xander. Tapi sia sia, perasaannya pada Reyfan tidak luntur sedikitpun.
Rasa rindunya tumbuh semakin besar, dia kira lambat laun dia akan melupakan Reyfan. Namun, sekarang setelah 3 tahun lebih 5 bulan dia menjalani hubungan dengan Xander Reyfan belum juga hilang dari hatinya.
"Sorry" bisik Fia menatap punggung Xander yang bersandar di kusen pintu kamar itu.
××
Reyfan bangun dari tidurnya yang nyenyak. Seperti biasa dia baru memejamkan mata 3 jam yang lalu. Cowok itu pergi ke bar tadi malam untuk melepas kepenatan. Kemudian tangannya meraih ponsel di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEY
Teen Fiction"I love you" "Dih, sarap" "Makasih sayang, makin cantik aja lo" "Sakit jiwa ya lo?" "Ngga, selama lo baik baik aja" "Lah?" "Because you're my soulmate" "Sinting" "Yea because of you, you're always making me horny" "SUCH A PERVY IDIOTIC ASS!!" ~ILEY...