Reyfan mengacak rambutnya resah. Cowok itu sedari tadi hanya memikirkan Fia. Berkali kali gadis itu dia hubungi tapi tidak ada satu panggilan pun dijawab olehnya. Dia hanya ingin mengetahui kabar mengenai keadaan Fia dan spermanya.
Sampai sekarang dia tidak tahu apakah Fia hamil atau tidak. Dan itu membuatnya gila. Sedari tadi bundanya memarahinya karena cowok itu membuat rambutnya kembali berantakan.
Ya, malam ini mereka akan menemui keluarga Nelson untuk melamar Fia. Reyfan senang mendengar kabar perjodohannya. Tapi hatinya masih belum tenang kalau dia belum mengetahui isi rahim Fia.
"Rey kamu tunggu El baru siap siap. Nanti kamu nyusul ya, bunda sama papa duluan"
Reyfan hanya mengangguk sambil mondar mandir di ruang tengah. Cowok itu terus berusaha menelpon Fia. Sudah puluhan panggilan dia lakukan. Tapi gagal dan berujung pada Reyfan yang mengumpat kesal.
Kemudian El keluar dari kamarnya menghampiri Reyfan. Adiknya itu mendorong kakaknya agar keluar rumah dan masuk ke mobil. Ditengah perjalanan, Reyfan masih memegang ponsel dengan resah. Dia kembali menghubungi Fia walaupun mereka sebentar lagi akan bertemu.
"Bang lo ngapain si astagaaa.." protes El karena kakaknya terus memperhatikan ponsel.
Reyfan hanya diam mendengar kata Elmira. Cowok itu sudah tidak peduli lagi. Sekarang dia hanya ingin tau kondisi perempuan yang dicintainya itu.
"Bang denger suara nggak?"
"Apasi El? Abang tu lagi sibuk. Diem deh"
Elmira yang penasaran segera mencari sumber suara itu. Gadis yang duduk disebelah kakaknya itu menemukan benda pipih bergetar yang terselip di kursi penumpang. Kemudian dia mengambilnya.
Ekspresi kesal ditunjukkan dari wajah El ke Reyfan. Kemudian dengan wajah tidak berdosanya, Reyfan menaikkan sebelah alisnya seolah mengatakan 'ngapain lo ngeliatin gua?' .
"Punya abang goblok ya gini, dari tadi telfonin kak Fia padahal handphone kak Fia di mobilnya sendiri"
"Hah?! Dafuq?!" umpat Reyfan mengambil ponsel Fia lalu menaruhnya di saku celana.
"Bang"
"Paan?"
"Kok kalian bisa dijodohin si?"
"Ya ga tau gue, jodoh beneran kali"
"Trus pacarnya kak Fia gimana dong?"
"Hah?" kata Reyfan meminta El untuk mengulangi pertanyaannya.
"Pacar kak Fia yang di Amerika. Yang ganteng itu loh"
"Ih, gantengan juga gue" jawab Reyfan mengedikkan bahu.
Sesampainya di rumah Fia, Reyfan dan adik perempuannya itu masuk. Mereka bertemu dengan keluarga Nelson tidak terkecuali Ferrel dan Angel. Bahkan sekarang Angel tengah hamil tua.
"Fi, ikut gue bentar" ajak Reyfan sambil menggandeng tangan Fia.
"Eh, kalian mau kemana? Duduk. Dengerin. Kita mau bicara soal pertunangan kalian"
Tiba tiba mama Fikki menghentikan mereka berdua. Mau tidak mau Fia dan Reyfan menurut lalu duduk berseberangan. Saat perbincangan berlangsung, Reyfan terus menatap Fia dengan mata mengintimidasi. Gadis yang berada dihadapannya itu pun menunduk menghindari tatapan Reyfan.
Reyfan juga sesekali berdehem meminta perhatian Fia agar gadis itu mau menatapnya. Cowok itu berbicara pada Fia tanpa suara. Hanya gerakan mulut dari masing masing pihak.
"Handphone gue ketinggalan di mobil lo"
Isyarat Fia pada Reyfan."Kita harus ngomong serius berdua"
Balas Reyfan melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEY
Teen Fiction"I love you" "Dih, sarap" "Makasih sayang, makin cantik aja lo" "Sakit jiwa ya lo?" "Ngga, selama lo baik baik aja" "Lah?" "Because you're my soulmate" "Sinting" "Yea because of you, you're always making me horny" "SUCH A PERVY IDIOTIC ASS!!" ~ILEY...