"Ish! Ni kenapa sih dari tadi nggak diangkat?"
Fia duduk di cafetaria sekitar kampusnya untuk menghubungi kekasihnya yang berada di Indonesia. Cewek itu berkali kali mencoba menghubungi Reyfan lewat video call tetapi Reyfan tidak mengangkatnya.
"Astagaa! Keburu sibuk lagi guenyaa. Angkat dong" kata gadis itu bermonolog.
Akhirnya beberapa menit kemudian Reyfan mengangkat video call darinya. Fia dengan wajah tersenyum melihat Reyfan yang tersandar diatas ranjang dengan kemeja dan dasi yang longgar kancingnya.
"Hai sayang, pulang kerja yah?" sapa Fia mengencangkan earphonenya. Reyfan tidak membalas sapaan itu melainkan hanya diam dan menatap Fia.
"Kamu kenapa sih Fan?"
"Capek" jawab cowok itu singkat.
"Eh, tau nggak? Kemarin aku ditelepon bang Ferrel. Katanya dia udah desain kamar bayi loh. Padahal dia nikah baru dua hari yang lalu. Oh, iya bang Ferrel udah tau kalo aku minum obat perangsang trus kita main ranjang. Tapi dia nggak begitu marah sih tentang itu, dia bilang dia bakal pastiin kalo kamu bakal nikahin aku secepetnya"
3 detik
4 detik
5 detik
6 detik"Fan? Kok kamu diem aja sih? Senyum kek, aku tu juga capek tau nggak? Bukan cuma kamu doang. Aku tu sempet sempetin vidcall kamu sekarang soalnya aku keburu sibuk. Ngerti dong! Ah tau ah, males jadinya" Fia cemberut sambil menyangga dagunya dengan tangan kanan.
"To the point aja. Xander tu siapa? Kok kalian deket banget si?"
"Astaga Fan. Dia temen aku, tetangga apartment, temen kuliah, temen belanja, temen pulang"
"Temen tidur?"
"REYFAN! aku pacar kamu, kamu pacar aku. Aku bukan cewek murah yang mau sama cowok kesana sini sedangkan aku punya pacar"
"Ya cari temen cewek kek, gaperlu lah masuk kamar dia, gaperlu dia masuk kamar kamu. Aku tu cemburu! ngerti ga si?"
"Fan, aku gamau berantem"
"Ya apa si? Setiap kita pacaran mesti ada cowok lain"
"Kamu mau aku pulang sendirian, aku belanja keluar sendirian, aku bingung ngerjain tugas sendirian?"
"Aku mau kamu jauhin dia. Kamu ga mikir perasaanku?"
"Kamu juga ga mikir perasaanku. Aku tu gasuka kamu terlalu posesif, gampang marah. Kamu tu kasar"
"Oh, gitu? Kamu gasuka aku? Yaudah sana pacarin si bule. Klo perlu bunting sama dia sekalian. Gue capek"
Seketika Reyfan menutup sambungan video call nya. Fia tidak menyangka kata yang keluar dari mulut Reyfan bisa sekasar itu. Jantungnya berdetak sangat cepat. Dahinya berkeringat.
Air mata nya jatuh ke pipi dengan perlahan. Gadis itu menutup laptopnya dan melepas kabel earphone dengan kecewa. Apakah sesulit ini menjalani hubungan jarak jauh?
Tenggorokannya tercekat, wajahnya memerah dan tubuhnya meringkuk. Lengannya dilupat diatas meja lalu kepalanya bersembunyi di lipatan lengan tersebut. Punggungnya terlihat naik turun dari belakang karena tangisannya yang tersedu sedu.
Tiba tiba seseorang memegang bahu kirinya dengan lembut.
"Fia? Are u ok?"
Pria yang menghampiri Fia itu ikut duduk disebelahnya lalu membelai punggung Fia perlahan agar gadis itu berhenti menangis. Kemudian Fia melihat ke arah pria itu dengan wajah berair.
"What happened?"
"My boy-h-h-friend-h. He's hufft... I can't" kata Fia tersengal sengal tidak bisa bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEY
Teen Fiction"I love you" "Dih, sarap" "Makasih sayang, makin cantik aja lo" "Sakit jiwa ya lo?" "Ngga, selama lo baik baik aja" "Lah?" "Because you're my soulmate" "Sinting" "Yea because of you, you're always making me horny" "SUCH A PERVY IDIOTIC ASS!!" ~ILEY...