EPILOG

5.2K 138 13
                                    

Hari ini.
Pagi ini.
Jam ini.
Menit ini.
Detik ini.

Seorang Ilfya Jessica akan kehilangan nama belakangnya. Kegugupan gadis itu tidak bisa ditahannya sejak kemarin lusa. Jantungnya berdetak seperti pukulan drum yang memainkan lagu upbeat.

Sejak bangun dari tidur, nafasnya tidak ingin keluar dan itu membuat jari jari tangan Fia membeku. Fia bahkan lupa jika dia mempunyai ponsel. Akibatnya dia tidak membalas pesan ataupun menjawab panggilan telepon dari calon suaminya.

Sekarang dirinya sudah berdiri didepan sebuah cermin yang seukuran dengannya. Matanya memandang penampilan yang menurutnya berlebihan untuknya. Gaun putih yang menjulur sampai ke lantai. Make up yang cukup tebal melapisi wajah cantiknya. Rambut yang ditata sedemikian rupa. Tiara kecil yang diletakkan diatas kepalanya. Dan wedding gloves yang membalut lengannya.

"Now i'm here, blinking in the starlight
Now i'm here, suddenly i see"

Fia menatap dirinya di cermin sambil menggumamkan sebuah lagu dengan terbata bata karena terharu.

"Standing here, it's all so clear"

"I'm where i meant to be.." Lanjutnya.

Gadis itu menengadahkan kepalanya dan membelalakkan mata agar benda cair didalamnya tidak jatuh mengenai wajah yang sudah berlapis make up itu. Tiba tiba seseorang dibelakangnya memegang bahunya perlahan.

"Lo kalo nangis jelek. Ntar Reyfan kabur ga jadi nikahin lo" kata lelaki dibelakangnya membuat Fia menoleh.

Fia tersenyum melihat Ferrel mencoba membuatnya tenang. Angel yang sedari tadi membantu persiapan gaun Fia sudah kembali bersama Ferrel. Istri dari kakak kandungnya itu tersenyum kepada Fia.

"Papa sebentar lagi kesini. Lo siap siap ya"

Ferrel membalas senyum dari adiknya itu. Tiba tiba Fia membuang nafas dan memeluk erat kakak laki laki nya. Fia membisikkan kata 'i love you' beberapa kali di telinga Ferrel.

"I love you too" balas Ferrel setelah melepas pelukan mereka.

Tak lama kemudian, Adrian datang untuk menjemput Fia dan membawa gadis itu ke pelaminan disamping Reyfan berdiri. Kaki Fia terasa lemah saat berjalan di karpet menuju pelaminan. Tangannya mengeluarkan banyak keringat dibalik sarung tangan yang dipakainya.

Matanya mencari milik Reyfan yang menunggunya untuk segera mengucapkan janji setia seumur hidup. Dia menyadari sesuatu, mata Reyfan berair ketika melihatnya berjalan menuju pelaminan bersama papanya. Tapi cowok itu tetap terlihat tegar menahan segala keterharuannya.

Rasanya ingin sekali Fia membuang bunganya dan mengangkat gaun kemudian berlari ke arah Reyfan. Tapi hal ini tidak bisa dilakukan. Terlalu berbahaya bagi reputasi mereka.

Akhirnya perlahan, tangan Fia sudah berpindah menggantung di lengan Reyfan. Mereka berdua naik ke pelaminan dengan tubuh gemetar. Tidak pernah mereka melakukan sesuatu se sakral ini sebelumnya.

Fia tersenyum gugup disamping Reyfan. Beberapa kali gadis itu menggesekkan kedua high heels nya sehingga decitan terdengar oleh orang disekitar mereka.

"Babe" panggil Reyfan tiba tiba dengan berbisik.

"Huh?" Kaget Fia sedikit menoleh.

Reyfan tersenyum tipis.

"Just breathe, muka kamu sampe biru tuh"

Fia menyenggol perut Reyfan dengan siku nya. Reyfan hanya tertawa pelan setelah menggoda mempelai disebelahnya itu. Kemudian mereka berdua menghadap kedepan dengan kegugupan masing masing. Menunggu pria tua dihadapan mereka memulai upacara pernikahan. Tak lama kemudian setelah ba bi bu selesai, pria tua itu mengucapkan sesuatu pada Reyfan.

ILEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang