Sore ini
Hujan, earphone, beberapa lagu sedih, dan secangkir coklat panas.Gadis itu memakai sweater rajut dan rambut panjang yang ia biarkan terurai menutupi lehernya yang kedinginan.
Ia terus menggumamkan nada lagu yang ia dengar lewat earphone nya. Ia merasa rindu akan sesuatu. Sesuatu yang menurutnya harus ia pastikan. Sesuatu yang sudah beberapa hari ini tidak ia lihat.
Ia hanya bingung dengan perasaannya saat ini. Di satu sisi ingin bertahan pada prinsip, dan disatu sisi ingin mencoba hal baru.
Ya, dia mengherankan suatu hal. Saat seorang dengan sejuta kenangan ingin membawanya mencoba hal baru, dia tetap pada prinsip.
Tetapi kini gadis itu menjumpai seorang cowok dengan segala ketertarikannya. Pikirannya mulai berubah saat si posesif itu mengajak nya memulai status baru.
Mengapa dia lebih terpengaruh pada 'si posesif' daripada pria yang sudah lama kenal dengannya?
Intinya, dia akan memutuskan.
"Kak"
Seorang anak lelaki berumur 9 tahun an memasuki kamar Fia yang tidak dikunci. Ia menghampiri gadis yang termenung di balkon.
"Jah, galau?" kata anak itu sambil menyila kan rambut kakaknya itu. Irfan, adik Fia itu kemarin baru pulang dari Bandung.
"Paan si" kata Fia menyenggol bahu Irfan, adik kandungnya itu. Mereka tertawa kecil.
"Ngapain lo disini, jarang lo merhatiin gue" lanjut Fia melepas earphone nya.
"Ya ngga si, kalo ga disuruh mama ya gue ga nyemperin lo" anak itu terkekeh.
"Kak, mama sama papa mau ngomong sama kita. Jadi ntar malem papa bawa kita ke nels'. Nah, kalo lo bawa Queen gue mau bareng hehe" lanjut adiknya sambil merapikan rambut gaya quiff nya itu.
"Kirain kenapa ternyata mau numpang" Fia menoyor kepala adiknya dari belakang. Irfan pun hanya tertawa kecil.
"Kak, lo pacaran sama bang Rey?" Fia melirik ke adiknya sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Dih, siapa yang bilang? Lagian lo anak kecil nanya pacar"
"Gue ga tau, yang gue tau semua orang yang seumuran sama lo pasti ngrasain kaya gitu. Dan-" Irfan menghentikan kata kata nya. Ia menatap Fia sebentar.
"Dan?" tanya Fia penasaran dengan apa yang akan dikatakan Irfan.
"Gue ngerasa lo juga gitu" katanya menghela napas.
"Ya, lo gak harus tau" Fia mengelus rambut adik lelakinya itu dengan lembut. Walaupun kadang mereka tidak akur, sebenarnya mereka punya ikatan. Cinta.
××
Di sini, Fia bersama adiknya menuju rumah mereka. Seperti rencana, mereka pisah mobil dengan orangtuanya. Sehabis makan malam di restoran milik papanya sendiri.
"Kak, kenapa kebanyakan orang kalo punya temen perusahaan pasti main jodoh jodohan. Heran gue" kata adik Fia tiba tiba. Karena tadi di restoran mereka membahas tentang rencana perjodohan Ferrel dengan Angel, anak dari teman bisnis papa.
"Eh, lo mikirnya sampe situ banget" Fia menaikkan tingkat kecepatan mobilnya.
"Ngga sih, heran aja. Bang Ferrel mah enak, dijodohin ama pacarnya" kata Irfan sambil memainkan game di tablet nya.
"Hah? Bang Ferrel pacaran sama kak Angel?" kata Fia sedikit kaget. Angel adalah teman Fia sejak sd. Umurnya tidak beda jauh, hanya berselisih satu tahun an.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEY
Teen Fiction"I love you" "Dih, sarap" "Makasih sayang, makin cantik aja lo" "Sakit jiwa ya lo?" "Ngga, selama lo baik baik aja" "Lah?" "Because you're my soulmate" "Sinting" "Yea because of you, you're always making me horny" "SUCH A PERVY IDIOTIC ASS!!" ~ILEY...