Pintu terbuka menampakkan seorang wanita dengan wajah menunduk dan terus menerus menghirup udara lewat hidung nya. Dia langsung naik menuju tangga untuk ke kamarnya tanpa menyapa kakak laki lakinya yang berada di ruang tengah.
"Hey, udah pulang? Ciee abis jalan sama pacarnya" sindir Ferrel memasukkan kacang mete ke dalam mulut nya. Fia tidak merespon justru malah mempercepat langkahnya. Ferrel mengernyit terheran heran. Biasanya jika ia pulang, Fia lah yang paling semangat menyambutnya.
"Ada yang ngga beres nih" katanya lalu meletakkan camilan di meja. Cowok itu menghampiri kamar Fia dan bermaksud untuk menanyakan keadaan adiknya. Dia mengetuk pintu kamar berwarna putih itu.
"Dek, tolongin gue bersihin dapur dong" kata Ferrel beralasan agar Fia mau keluar. Tetap tidak ada jawaban. Ferrel bertanya tanya apa yang terjadi pada adik perempuannya itu.
"Dek, lo kenapa?"
"Fia? Tidur lo?"
Masih tidak menjawab, Ferrel pasrah dan menuruni tangga. Dia mengambil ponsel nya lalu mengirimkan pesan pada seseorang.
Brak!
Tiba tiba seorang lelaki dengan seragam putih biru membanting pintu dan masuk tanpa permisi. Kemeja putih nya kotor, lusuh dan sebagian sudah keluar dari dalam celana.
"Woi kalem napa si?"
Ferrel menahan bahu Irfan dan menghentikan langkahnya. Kakaknya itu melihat sedikit lebam di pangkal rahang Irfan. Akhirnya Ferrel mendongakkan wajah adiknya itu agar dia bisa melihat.
"Kenapa tuh muka?"
Irfan diam saja tidak menjawab, dia malah membuang muka nya dari Ferrel.
"Oh, udah gede? Udah bisa berantem? Ngapain lu? Ngrebutin cewek?"
Irfan tidak menjawab langsung pergi ke kamarnya.
"Abang tanya. Lo berantem sama siapa?" nada bicara Ferrel semakin tegas. Dia ingin adik laki lakinya tidak seenaknya.
"Dilon"
"Kenapa?"
"Dia rese"
"Kenapa lo berantem sama Dilon?"
"Abang!"
"Jawab susah nya apa sih?"
"Dia ngajak El jalan"
"Trus?"
"Gue ga suka"
"Oh, cewek. Yaudah sana bersihin luka lo"
Ferrel tertawa kecil. Sekarang kedua adiknya sudah mulai mengalami kehidupan remaja dan dewasa.
"Ditinggal bokap nyokap, dipasrahin dua curut, pada ngga beres semuanya lagi. Bikin pusing aja" sungutnya.
××
Bugh!
Satu hantaman mendarat di rahang kiri Reyfan. Cowok itu mendesah menahan sakit. Sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Tubuhnya terkadang di dorong dorong oleh seseorang yang sedang dihadapannya.
"Brengsek lo Fan! Otak tu dipake! Jangan main kalap anjing!"
"Gue ga bisa kendaliin!"
"Oh, lo ngga bisa? Yaudah sono hamilin sekalian! Emang lo ngga ada niatan sama sekali buat jagain pacar lo sendiri?"
Ya, sekarang Reyfan sudah dikepung para sahabatnya. Setelah pria itu bercerita semua tentang putusnya hubungan dia dengan Fia, Nino langsung marah dan menghantam Reyfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEY
Teen Fiction"I love you" "Dih, sarap" "Makasih sayang, makin cantik aja lo" "Sakit jiwa ya lo?" "Ngga, selama lo baik baik aja" "Lah?" "Because you're my soulmate" "Sinting" "Yea because of you, you're always making me horny" "SUCH A PERVY IDIOTIC ASS!!" ~ILEY...