17 - Airport

1.8K 278 6
                                    

Orang yang pertama kali aku telfon saat aku mendengar kabar Ayah, adalah Jungkook.

Aku harus memberitahunya karena kita sudah berjanji untuk tidak menyembunyikan hal apapun.

"Jungkook-ah.."

"Chaeyoung-ah kebetulan aku juga ingin menelfon tadi, besok bagaimana jika kita pergi makan malam?"

"Jungkook.. maafkan aku. Aku harus pulang ke Canada."

Reaksinya saat mendengar aku harus pulang ke Canada menggambarkan betapa ia sangat membutuhkanku disini, di Korea. "Bagaimana bisa? Kau janji tidak akan meninggalkanku."

"Ini mendadak, ayahku masuk rumah sakit. Maafkan aku.."

"Chaeyoung-ah itu kabar buruk, maafkan aku. Kau memang harus pulang. Mau aku temani kesana?"

"Tidak tidak sebentar lagi kau akan melakukan Comeback, aku akan pulang bersama Claire."

"Benar, baiklah kalau begitu. Sampaikan salamku pada Appa-mu ya. Kalau kau tidak pulang lagi ke Korea, aku akan menyusulmu bagaimanapun caranya."

Aku tersenyum, bisa-bisanya disaat seperti ini ia masih bersikap manis. "Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Aku menyayangimu."

"Tidak! jangan berkata seperti itu, kau mengatakannya seperti ini adalah perpisahaan."

"Baiklah, jangan selingkuh ya!"

. . .

Di bandara aku masih menunggu kabar Jungkook, ia tidak memberiku kabar apapun sejak aku menelfonnya tadi pagi. Malam ini aku akan berangkat menuju Kanada, karena perjalanan Korea-Kanada sangat jauh, aku harus mengambil penerbangan malam karena mungkin akan sampai besok pagi.

"Claire apakah kita harus menunggu Jungkook?"

"Rosé-ah, 1 jam lagi kita akan pergi. Jungkook pasti sibuk."

"Tidak, kita harus menunggunya, 1 jam itu masih lama. Kita akan berpisah cukup lama, Claire."

"Aku tau, tapi kita ini kan hidup di jaman yang penuh teknologi. Kalian masih bisa video call kan?"

"Iya tapi aku lebih suka jika aku bertemu dengannya secara langsung."

10 menit berlalu, aku menunggunya di tempat yang agak sepi dan jauh dari keramaian. Handphone-ku tiba-tiba berbunyi dan layarku menunjukkan bahwa Jungkook menelfonku.

"Jungkook.."

"Chaeng, lihatlah kebelakangmu."

"Kau di dalam mobil hitam itu?"

"Iya, aku tidak bisa keluar maafkan aku. Kemarilah, aku harus mengucapkan selamat jalan padamu."

Dengan cepat aku berlari dan membuka pintu mobil van hitam yang dinaikinya itu.

"Chaeyoung-ah! kemarilah duduk di pangkuanku."

"Jangan begitu, supirmu akan melihat kita."

"Lihatlah kedepan sana, ia sudah menyuruhnya untuk keluar."

Bergegas aku duduk dipangkuannya.

Kini kepalanya berada di dadaku dan memeluk perutku erat sambil mengusap punggungku. "Cepatlah pulang, aku sudah merindukanmu."

StarStruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang