44 - Childhood

1.5K 229 7
                                    

~Happy Reading~

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun sudah ku menjalani hari-hariku sebagai perantau di Sydney. Kini tepat tiga tahun aku tinggal disini. Aku juga banyak memiliki teman baru, relasi, bertemu orang-orang baik dan hidupku sangat bahagia sekarang.

Menurutku Sydney adalah kota yang tepat bagi seseorang sepertiku, yang tergolong "masih" mencoba untuk healing dari masa lalu. Aku banyak mendengar cerita dari teman-temanku dan teman kerjaku yang memutuskan melanjutkan sekolah S2 dan bekerja di sini karena memang mereka menyukai kota nya dan beberapa dari mereka juga sedang healing dari masa lalu atau masalah mereka.

Tidak terasa setahun lalu aku lulus sebagai lulusan terbaik dari fakultas-ku. Tidak sia-sia semua kerja kerasku selama ini untuk lulus S2 dan mendapat gelar yang aku inginkan.

Kini aku sedang bekerja dengan sebuah perusahaan percetakan ternama di Kanada, entahlah waktu terasa sangat cepat. Umurku sudah semakin bertambah.

Terkadang aku masih mendapat beberapa "hate" tentang hubungan aku dengan Jungkook, sudah tiga tahun berlalu tetapi mereka masih terus mengirimiku pesan-pesan itu.

Nama BTS kini semakin besar dan jumlah fans nya akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Tidak banyak juga teman-teman kampus dan teman kerjaku yang mengenalku dari berita karena masalah itu.

Terkadang aku juga merindukan Korea, dan apalagi Kanada, Eomma, Appa dan Claire.

Kini aku sedang bersiap-siap untuk pulang ke Kanada karena selama 6 bulan kemarin aku belum pulang ke rumah.

Saat sedang asik mendengarkan lagu sambil memilih baju mana yang akan aku bawa pulang, eomma tiba-tiba menelfonku.

"Chaeyoung-ah.."

"Eoh? Eomma.. waeyo?"

"Begini, eomma dan appa sekarang sedang mengunjungi nenek-mu di Korea, kau sebaiknya pulang ke Korea saja. Eomma akan mengurus tiket penerbangannya."

"Kenapa tiba-tiba? Aku tidak mau."

"Sekali saja menurut.. Ya?"

"Hm, baiklah."

Yang bisa aku lakukan adalah mengiyakan permintaan eomma.

Dan mulai saat ini, aku mulai curiga dengan eomma. Ia tidak biasanya pergi mengunjungi nenek tanpa bilang padaku sebelumnya.

Keesokan harinya, aku sampai di bandara Incheon. Eomma dan appa sudah menunggu di luar, sebenarnya aku tak ingin kembali ke Korea dalam beberapa waktu ini. Tapi kenyataan berkata lain.

Aku berjalan keluar dengan koper kesayanganku dengan stiker bendera Sydney yang baru saja kubeli, pandanganku tertuju pada eomma dan appa yang sudah memegang papan namaku sambil melambaikan tangan mereka.

Lihatlah, mereka senang sekali.

"Chaeng!" teriak appa dari baris penunggu sebelah kanan.

Aku membalas melambaikan tangan dan tersenyum pada mereka. Lalu eomma menyambutku dengan pelukan hangatnya.

"Hari ini kita ke Busan ya, mengunjungi teman lama eomma. Ia punya anak laki-laki, tampan sekali. Eomma sudah sepakat untuk mengenalkannya padamu." ujarnya sambil melepaskan pelukan kami.

Sudah kuduga.. suatu hal akan terjadi.

"Ah eomma! Aku tidak mau bertemu laki-laki yang tak dikenal. Memangnya eomma tau dari mana kalau ia tampan coba?"

Eomma terlihat bingung mendengar pertanyaanku, "Ya... teman eomma yang bilang. Tapi dia artis, pasti tampan kan?"

Artis? Siapa?

StarStruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang