45 - Blackout

1.6K 230 8
                                    

Perdebatan dan perbincangan masih terus berlangsung, aku masih tidak percaya sekaligus masih syok karena semuanya terjadi begitu cepat.

Setelah 3 tahun ia tak pernah muncul di hadapanku, kini ia malah menjadi calon suamiku. Sungguh, dunia ini sangat aneh.

Tidak, lebih tepatnya sangat sempit. Sempit sekali.

Dari semua laki-laki di bumi ini, kenapa Jeon Jungkook?

"Eomma kesini karena ingin membicarakan tanggal pernikahanmu dengan Jungkook." ujar eomma.

"Eomma, bagaimana bisa? pekerjaanku semuanya di Sydney." jawabku.

Jungkook tiba-tiba menarik tanganku dan mengajakku keluar, "Ayo bicara, Chaeyoung-ah."

"Eoh, kita perlu membicarakannya."

Kamipun memutuskan untuk berbicara di mobil karena lebih aman dan kedap suara. "Kau sungguh tidak mengetahui ini semua?" tanya Jungkook.

Jung..kook.. ia semakin.. tampan.

Jungkook menjentikkan jarinya, "Chaeyoung? kenapa melamun?"

"Eoh, tidak. Tidak apa-apa. Apa kau bilang barusan?"

"Aku bertanya, kau sungguh tidak mengetahui tentang masa lalu kita atau perjodohan ini?"

"Tidak, eomma hanya bilang ingin berkunjung ke temannya di Busan." jawabku.

Ia terdiam sejenak, "Hm, kau apa kabar?" tanyanya.

"Eoh aku baik, kau?" jawabku sambil mengangguk pelan.

"Aku baik.." jawabnya. "Hm, jadi kau calon istriku?"

Aku hampir tersedak mendengar pertanyaan Jungkook yang tiba-tiba itu, "Mungkin.. aku tidak tau."

"Kau masih marah padaku?" tanyanya.

"Tidak, aku sudah melupakan semuanya."

"Aku minta maaf, aku sangat menyesal dengan apa yang aku lakukan padamu. Maafkan aku." ucapnya sambil merengkuh tanganku.

Aku melepas tangannya, mengambil kedua tangannya dan menaruh kembali ke pangkuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melepas tangannya, mengambil kedua tangannya dan menaruh kembali ke pangkuannya. "Jangan begini, aku sudah tidak apa-apa. Aku sudah memaafkanmu."

Jungkook pun mengulurkan tangannya, "Mari kita mulai dari awal, kau mau? Kenalkan aku Jeon Jungkook dari BTS."

"Aku Park Chaeyoung dan aku seorang pegawai fresh graduate sekarang." balasku sambil membalas menjabat tangannya.

"Eoh benarkah? Aigoo, kau sudah besar sekarang ya." ujar Jungkook dengan senyumnya sambil mengacak-ngacak rambutku.

Aku dan Jungkook tertawa bersama-sama.

Kemudian tawa itu hilang dan kesunyian menghampiri kami, Jungkook hanya terdiam dan sepertinya sedang melamun.

Aku memegang pergelangan tangan Jungkook, "Jungkook.. bagaimana keadaan hyeong-hyeongmu?"

"Eoh? Mereka baik, rutinitas kami masih seperti biasa. Latihan, rekaman, membuat lagu, ya seperti itulah. Kau tau sendiri kan."

"Oh begitu, baiklah. Tapi misalnya nanti kita akan menikah, bagaimana yang akan terjadi pada kita?"

"Pikiranmu sudah sampai situ ternyata.. begini, aku pikir itu adalah urusanku. Kau tidak boleh ikut campur lagi. Oke? Kita lakukan ini sama-sama."

Badanku mulai memanas, jantungku berdegup kencang tak karuan. Aku tidak mengerti, aku masih memiliki getaran yang sama saat pertama kali aku menyadari bahwa aku mencintai lelaki yang ada di depanku sekarang.

Ini seperti kerinduan yang tertahan sangat lama.

Jungkook dengan cepat memelukku dan berbisik di telingaku, "Aku merindukanmu. Amat sangat."

Bau ini.. bau sabun.. masih sama seperti terakhir kali aku mencium bau tubuhnya..

Pipiku langsung memerah seketika mendengar suaranya di telingaku, sangat jelas dan sangat nyaring.

Cubit aku kalau ini adalah mimpi..

Sepertinya bukan..

Iya.. bukan..

Aku melepas pelukan Jungkook secara perlahan, "Sebaiknya kita harus kembali, Jungkook-ah."

"Hm? iya, baiklah." jawabnya.

Kamipun bergegas kembali ke ruang tamu, dan sesampainya disana.

Tanpa aba-aba, eomma mengatakan bahwa..

"Kita sudah membicarakan semuanya, kalian akan menikah bulan depan."

BULAN DEPAN? APA? AKU TIDAK SALAH DENGAR KAN?

EOMMA BENAR BENAR BILANG KALAU AKU DAN JUNGKOOK AKAN MENIKAH BULAN DEPAN?

"Eomma yang benar saja, aku tidak bisa."

"Kenapa tidak bisa?" tanya Eomma.

"Aku harus kembali ke Sydney secepatnya, masih banyak sekali pekerjaaku, bagaimana dengan pekerjaanku? Lalu, Jungkook juga masih ada Tour. Benar kan Jungkook-ssi?"

"Ne, majayo. Bulan depan aku masih ada jadwal Tour." jawab Jungkook.

"Bagaimana Eomma?"

"Tanya Jungkook kalau begitu, kan ia sendiri yang bilang, dulu ia akan menikahimu kalau sudah besar." jawab Eomma.

Jungkook pun terkejut dengan jawaban eomma, sama terkejutnya denganku. "Jungkook?"

"Ne, kami tidak tau kalian akan bertemu pada akhirnya. Kamipun tidak merencanakan ini. Kalian sendiri yang membuat semua ini terjadi sehingga kami berinisiatif untuk mempertemukan kalian kembali." jawab Eomma menjelaskan.

Jungkook hanya terdiam, menunduk dan sedikit tersenyum.

"Tapi kenapa saat Jungkook ke Kanada, eomma hanya diam saja kalau eomma tau Jungkook adalah anak dari Jungkook eommonim?" tanyaku.

"Eomma sengaja, ingin melihat bagaimana perkembangan kalian berdua. Eomma dan appa pergi ke New Zealand waktu itu hanya pura-pura supaya kalian bisa berduaan.."

Pantas saja ia senang sekali saat Jungkook ke Kanada...

Jungkook eommo-nim dan Appa hanya tertawa mendengar perkataan eomma. Dan Jungkook? Jangan tanya, ia hanya bisa senyum-senyum seperti orang gila.

"Baiklah eommo-nim, serahkan semuanya padaku. Aku akan membuat putri anda kembali tergila-gila pada saya hanya dalam satu bulan.." cetus Jungkook.

"Aigoo, nak Jungkook memang hebat. Eomma dan appa sangat bahagia.." jawab Eomma.

Aku hanya bisa menunduk terdiam, memikirkan bagaimana pekerjaanku, bagaimana jika perusahaan agensinya memisahkan kita berdua lagi, bagaimana fans-fansnya akan berpikir tentangku.

Tidak tau.

Kepalaku pusing.

Terlalu banyak beban dipikiranku.

Pandanganku sangat kabur.. buram.. gelap..





To Be Continued...

StarStruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang