Beberapa hari kemudian tepat saat hari natal, disaat perasaanku mulai membaik dan aku juga sudah tak ingin memikirkan soal Jungkook dan press conference menyebalkannya itu.
Malam natal yang indah ditemani dengan segelas coklat panas dan berbincang tentang banyak hal dengan Claire mendapat pesan dari nomor yang tak dikenal.
"Siapa?" Tanya Claire.
"Entahlah.. sebentar aku lihat dulu."
Sontak aku terkejut, ternyata ia masih memiliki keberanian untuk menemuiku disaat ia sudah menghancurkan hatiku berkali-kali.
Aku mengintip sedikit ke luar dari jendela ruang tamuku.
Benar saja, ia disana dan sedang menundukan kepalanya, sebenarnya aku tak ingin keluar. Pipinya terlihat merah sekali karena diluar sedang turun salju lumayan tebal. Entahlah pria ini memang tak ada otak.
Setelah beberapa menit, aku putuskan untuk keluar dan menemuinya.
Ia melihatku keluar dari rumah, dan yang ia lakukan pertama kali adalah memelukku. "Chaeyoung-ah.."
Aku menolak pelukannya dengan sedikit perlawanan, "Ada apa? to the point saja." jawabku ketus.
"Aku minta maaf.. karena ucapanku di press conference kemarin."
Aku terdiam, tak bisa berkata apa-apa.
Kini ia masih mencoba mendekatiku dan melakukan skin touch seperti mengusap pipiku dan memegang tanganku.
"Katakan sesuatu, tolong." kemudian ia meraih tanganku, "Aku sedang libur seminggu ini karena biasanya saat hari natal dan tahun baru aku pulang ke Busan. Tapi sekarang aku disini, menemuimu. Aku memberanikan diriku."
"Cih! Lelaki pembohong." ucapku dalam hati.
Lalu kami tiba-tiba mendengar suara tertawa orang-orang yang sedang merayakan natal.
"Sepertinya disini tidak aman." cetusnya sambil melihat kesana kemari, memastikan tak ada yang melihat.
"Lalu?"
"Ya karena aku tak mau lagi ada skandalku yang tersebar ke media. Masalah kemarin saja sudah membuatku gila."
"Gila? memangnya kenapa?"
"Ya.. aku seorang Jungkook BTS. Kau hanya gadis biasa."
.
.
.
.
.
.
.
Deg!Gadis biasa..
Dengan sekuat batinku aku menahan airmataku agar tidak jatuh lagi di depannya.
"Aku harus masuk, kue-ku masih di oven. Sekarang pergilah dari rumahku." cetusku sambil berjalan perlahan meninggalkannya.
Jungkook sangat terkejut mendengar aku ingin meninggalkannya begitu saja dan tiba-tiba ia menarik tanganku. "Tunggu! Chaeyoung-ah ada apa? Kenapa?" tanyanya dengan tatapan polosnya.
Tidak, aku benci pura-pura kuat disaat seperti ini.
"Ok begini saja, kita lupakan semua hubungan kita dari awal kita bertemu hingga saat ini. Kau takkan membicarakanku lagi dan aku juga berjanji takkan membocorkan hubungan ini! Anggap saja kita tak pernah mengenal satu sama lain seperti apa yang kau bicarakan dalam press conference bodohmu itu! Toh semua orang sudah percaya, bahwa disini aku yang hanya seorang gadis biasa yang berangan-angan dan berbohong mengencani seorang Idol ternama sepertimu. Kau puas sekarang?"
Kini emosiku sudah meluap, tanpa sadar airmataku sudah membasahi pipiku, lagi dan lagi hanya karena lelaki bodoh ini.
"B-bukan.. bukan begitu, maksudku kau adalah gadis normal."
"Pergi, Jungkook-ssi." balasku sambil menyeka airmataku dan mencoba untuk berjalan menjauh darinya.
Ia menarik tangaku dan memelukku dari belakang, "Maafkan aku, silahkan benci aku sepuasmu tapi asalkan kau tau mereka (paparazi) takkan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Aku hanya ingin melindungimu. Dan kau juga bisa lihat kan buktinya kemarin aku kewalahan menangani semua masalah ini hanya karena satu foto." balasnya.
Aku bisa merasakan, nada bicara Jungkook yang tersedu-sedu.
"Dan mereka bisa menyebarkan isu yang tidak-tidak tentang kita. Mereka sudah menghancurkan segalanya." ucapnya melanjutkan perkataanya.
"Mereka tidak perlu repot-repot melakukannya lagi. Kini kaulah yang sudah menghancurkan segalanya." cetusku melepaskan tangannya yang melingkar di pinggangku dan berjalan meninggalkannya.
. . .
Jungkook's POV
Flashback, beberapa hari lalu di Korea..
"Jungkook, ada Yeri mencarimu." teriak Jin hyeong.
"Aish! mau apa lagi dia? Aku kan sudah bilang, aku tak mau bertemu siapapun. Aku sibuk." balasku.
Beberapa saat kemudian, wanita itu mengetok pintu kamarku. "Jungkook.. ada yang ingin aku bicarakan padamu."
"Aku tak ingin mendengar apapun lagi darimu, sekarang keluarlah!"
Ia berlari menghampiriku dan memegang lengan kananku, "kembalilah bersamaku, ya? Aku sangat mencintaimu." ucapnya memohon.
"Aku tau, kau yang menyebabkan ini semua. Kau menyuruh kaki tanganmu mengikutiku sampai ke Kanada kan? Dan kau juga yang menyebarkan foto aku dengan Chaeyoung, itu kau kan?"
Yeri langsung melepaskan tangannya, "B-bagai..mana kau bisa tau semua itu?"
"Black box mobilmu, gadis bodoh! Memangnya aku tidak tau? Huh? Kau menyewa seseorang untuk membuntutiku." teriakku.
Ia menatapku dengan mata yang sudah berkaca-kaca "A-aku bisa jelaskan.." , lalu ia duduk dan hanya bisa menangis di hadapanku. Melihatnya hanya membuatku semakin muak dan kesal atas apa yang dia perbuat.
"Aku akan mengkonfirmasi masalah ini dengan agensimu. Dan jangan temui aku lagi."
"Itu semua aku lakukan agar kau setidaknya melihatku! Aku benci kau dengan Chaeyoung bahagia!" teriaknya.
"Sekarang kau puas? Aku sudah berpisah dengannya dan aku tetap tak ingin bersamamu."
"Jungkook-ah.." rengek Yeri yang terus menerus memeluk lenganku.
"Lepaskan aku! Aku akan panggil manager hyeong dan mereka akan menyeretmu keluar dari sini."
Aku tak main-main soal kata-kataku. Aku benar-benar memanggil managerku dan menyeret Yeri keluar.
Setelah kejadian itu, tanpa berpikir panjang aku langsung memesan tiket ke Kanada untuk meminta maaf atas segala masalah yang aku perbuat.
Aku juga tak peduli dengan pendapat agensi.
Aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri jika ia tidak mau memaafkanku atau tak ingin menemuiku lagi.
Flashback end.
To be continued..
Ohya! Bagi yang penasaran sama sosok Yeri ini. Silahkan bisa di lihat di prologue😙
KAMU SEDANG MEMBACA
StarStruck
Fanfiction[COMPLETED] Park Chae-Young (Roséanne Park), gadis blasteran Canada-Korea mengharapkan perjalanan liburan musim panas yang tenang dan normal ke Korea. Setelah suatu hari hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan member boygroup terkenal dunia. Jeon...