2 - Fitting Room

4.5K 526 15
                                    


- Pearson Toronto International Airport, Canada. 03.15 AM –

"Ayah, ibu kami berangkat dulu. Pastikan kalian tidak cepat rindu denganku! Bersenang-senanglah selama aku tidak ada, ok? Stay healthy mom, dad!"

"Hati-hati dijalan ya anak-anak! Pastikan makan makanan yang benar, jangan makan junk food terus. Telfonlah setiap hari!" Teriak ibu dari pintu masuk sambil melambaikan tangan.

"Jangan lupa cari pacar! Kalau dapat jangan lupa bawalah kemari! Hati-hati ya nak disana!" balas ayah sambil melabaikan tangan.

Aku pun berjalan masuk menuju bandara meninggalkan ibu dan ayah yang sedang melihatku. Ibuku hampir menangis melihatku dari luar bandara. Padahal hanya 3 bulan, seperti orang mau berpisah lama saja. Begitulah kedua orang tuaku. Tidak heran mengapa mereka sangat menyayangiku, aku anak satu-satunya yang mereka miliki.

Lalu Claire dan aku pun melakukan pemeriksaan barang, check tiket dan hal-hal seperti itu yang akupun malas sebenarnya melalukannya. Aku bukan orang yang suka travelling ke berbagai dunia, jangankan dunia, kota pun aku sudah malas-malasan. Tetapi trip ini membuatku begitu bersemangat karena aku akan bertemu dengan nenek. Aku sangat merindukannya.

Kemudian kami memasuki pesawat dengan tujuan Canada – Korea Selatan. 10 jam kami tempuh untuk sampai kesana. Aku tidak yakin apakah aku akan menikmati perjalanan ini, bayangkan 10 jam di pesawat apa yang akan bisa ku lakukan. Aku akan sangat sangat bosan.

...

-Incheon Internasional Airport, South Korea. 13.10 KST-

Tempat ini begitu asing, jauh berbeda dengan terakhir kali aku di Korea. Begitu banyak hal-hal yang belum aku ketahui di sini. Aku hanya bisa berharap liburan musim panas ini akan menjadi liburan yang menyenangkan bagi aku dan Claire.

"Claire, ayo kita naik taxi. Aku tidak sabar bertemu nenek." Ujarku.

"Baiklah. Tidak ada lagi yang tertinggal? Kau yakin kan? Periksa dulu barang-barangmu itu. Kau ini suka ceroboh."

"Iya iya aku tau."

Setelah memeriksa barang barang, aku dan Claire langsung memesan taksi dan berangkat kerumah nenek di Gangnam. Gangnam, iya tempatnya orang-orang  kalangan atas di Korea Selatan. Dulu sebelum banyak gedung-gedung tinggi di Gangnam, aku sering berkeliaran ke Komplek Perumahan tempat nenekku tinggal.

Sesampainya di depan pintu rumah nenek, aku terkejut dengan perubahan-perubahan lingkungan perumahan ini. Sekarang rumah nenek dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi. Entah mengapa rumah ini masih berdiri kokoh. Rumah nenek ku memang cukup besar, beliau tinggal dengan asisten rumah tangga yang berjumlah 6 orang dan beserta pengawal-pengawalnya. Nenekku adalah salah satu pendiri sekolah musik di Korea. Tak heran bahwa nenek memiliki banyak asisten rumah tangga dan pengawal.

Nenek adalah seorang yang penyayang dan tidak mudah marah, itulah mengapa nenek disukai oleh banyak orang di semua kalangan. Bahkan beliau dekat dengan beberapa pengajar dan murid di sekolah music yang ia dirikan.

Aku menekan tombol bel di sebelah kanan pintu rumah dan dibukakan oleh salah satu asisten rumah tangga nenek.

"Claire ayo masuk jangan diam saja." Ujarku

"Ah mian (maaf), aku masih mengagumi rumah nenekmu ini, besar sekali layaknya istana. Ini pasti bukan rumah kan? Aku masih tidak percaya." Ujar Claire yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari rumah nenek.

"Stt! jangan ngomong sembarangan Claire!"

Dari kejauhan sudah terlihat wanita paruh baya yang sedang melambaikan tangannya, iya dia adalah nenek ku.

StarStruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang