23 - She's Mine

2.2K 250 2
                                        

🔞🔞🔞

Ternyata yang ia maksud bekerja adalah menemaninya tidur-tiduran bersantai di kamar.

Laki-laki ini memang patut di acungi jempol, hebat luar biasa sekali.

Apanya yang hebat? Ia sangat menyusahkan. Menyebalkan.

"Jeon Jungkook, aku sedang berbincang dengan hyung-hyungmu. Tidak sopan jangan memotong seperti itu."

"Kau milikku, bukan milik mereka. Sudah kubilang jangan terlalu dekat."

"Memangnya kenapa? Kau itu tukang paksa, cemburuan, menyebalkan!" Teriakku.

"Aku itu masih pacarmu!" Balasnya dengan nada sedikit membentak. "Kau tau kau itu sangat cantik, laki-laki bisa saling membunuh untuk mendapatkanmu." ujarnya melanjutkan.

Pacar? Pacar kau bilang?! Apakah aku salah dengar?

"Kalau kau menganggapku sebagai pacarmu, harusnya kau jujur padaku dari awal!"

"Aku ingin, tapi aku takut."

Aku duduk, terdiam. Menundukan kepalaku. Aku yakin sebentar lagi aku akan menangis.

Aku harus menahan-nahan airmataku agar tidak jatuh di depannya.

Jangan cengeng Chaeng!

"Aku sedih Jungkook.."

Oh God, airmataku.. mulai jatuh perlahan.

Dengan cepat aku menyeka airmataku, "Aku sedih, kau sendiri yang bilang padaku bahwa kita harus jujur satu sama lain. Aku tidak mau kehilanganmu."

"Aku tau, tapi itukan hanya masa laluku."

"Tapi kau membuatku seperti orang bodoh, aku mengira aku satu-satunya wanita yang pernah ada di hatimu."

Matanya mulai berkaca-kaca, aku tidak berani menatapnya. Aku tidak tega. Sungguh.

Jungkook mulai menekuk lututnya dan berlutut dihadapanku, memegang tanganku.

"Chaeyoung-ah, maafkan aku. Aku tak ingin kita seperti ini."

Aku tak ingin meresponnya, tak ingin berkata apapun padanya.

"Tatap aku.."

Jungkook menghela nafas panjang.

"Chaeyoung-ah, tatap aku!" teriaknya.

Dengan terpaksa, aku menatap laki-laki yang sedang berlutut dihadapanku ini.

Tanpa sadar, aku jatuh cinta lagi dan lagi padanya.

Amarahku mungkin sudah menyerah, menyerah untuk selalu mengabaikannya dan mengancuhkannya akhir-akhir ini.

Perlahan ia meraih daguku dan ngarah pada pipi kananku, menyentuhnya lembut, sampai aku memberanikan diri untuk menatapnya.

Merasakan kehangatan dari tangannya, ia menyeka airmataku sampai tak tersisa.

"Gadisku tidak boleh cengeng, mana Chaeyoung-ku yang ketus, galak dan keras kepala?"

Tak bisa ku pungkiri, laki-laki ini memang pandai membuatku tersenyum.

Dan kini tangan kanannya menyentuh pipi kiriku, wajahnya semakin dekat, jantungku berdegup sangat kencang.

Pengelihatanku mulai kabur dan perlahan mataku tertutup.

Ia memberikan satu kecupan lembut di dahiku, perasaan senang muncul dalam diriku.

StarStruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang