42 - Who is he?

1.4K 228 5
                                    

Chaeyoung's POV

Setelah itu, aku tak mau lagi bertemu dengan Jungkook. Sekalipun mendengar suaranya aku tak mau.

Ia pulang ke Korea beberapa hari yang lalu, setelah kejadian di halaman rumahku saat malam natal. Jungkook hanya mengabariku lewat voicemail karena aku tak mau mengangkat satupun telfon darinya.

Sejak hari itu, halaman rumahku dipenuhi oleh pers dan aku tak bisa pergi kemanapun.

Claire terus menemaniku dikamar, ia mengurusku seperti aku sedang sakit keras.

Tubuhku memang tak terluka, tetapi tidak dengan hatiku.

Lama kelamaan aku bisa gila jika aku terus-terusan disini. Claire selalu menonton video Jungkook berbicara tentangku di interview dan beberapa berita.

"Aku tidak bisa begini terus, aku harus keluar. Bicara pada mereka."

Claire tentunya terkejut dengan keputusanku, karena selama beberapa hari kemarin aku tak mau keluar menemui mereka. "Kau yakin?" tanya Claire.

"Tentu saja, Jungkook bilang bahwa hal seperti ini akan terjadi. Idol mungkin terbiasa dengan hal seperti ini, tapi aku tidak. Aku sudah muak."

Dengan cepat aku langsung bergegas keluar menemui mereka dan saat tiba di depan pintu aku menghentikan langkahku.

Setelah ini mungkin aku akan dibenci oleh seluruh dunia, karena di anggap sebagai pembohong dan tukang halusinasi.

Aku memegang handle pintu dan membukanya perlahan.

"Chaeyoung-ssi!"

"Nona Chaeyoung!"

"Chaeyoung!"

Namaku terus diteriaki dan aku tak bisa melihat mereka satu persatu karena pantulan sinar flash dari kamera mereka yang sangat besar itu. Aku pikir beberapa dari mereka ada yang dari media tv Korea. Mungkin aku akan mencoba semampuku berbicara dengan 2 bahasa.

"Chaeyoung-ssi! Beritahu tentang hubunganmu akhir-akhir ini dengan Jeon Jungkook, kami hanya ingin tau kebenarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chaeyoung-ssi! Beritahu tentang hubunganmu akhir-akhir ini dengan Jeon Jungkook, kami hanya ingin tau kebenarannya." tanya salah satu reporter dari sebelah kananku sambil menjulurkan mic-nya.

"Kau tau? kau tak ingin mengetahui kebenarannya, tapi kau ingin sebuah cerita! Kalian membuat hidup seseorang yang baik dan normal, dan kalian mengubahnya menjadi reality show. Kalian juga membuat mereka menjadi terkenal dimana-mana, lalu menjatuhkannya di depan umum. Sehingga kau dapat menjual kehidupan mereka menjadi majalah dan acara TV. That's really sick! "

Aku menghela nafas panjang, menahan airmata-ku agar tidak jatuh didepan seluruh dunia yang menonton broadcast ini.

"Dan Jeon Jungkook adalah salah satu contohnya, atau kau bisa sebut BTS. Entahlah. Dia berbakat dan sukses. Dia juga memiliki apa yang diinginkan oleh anak-anak seusianya. Namun berkat kalian semua, ia harus menyerah dan mengorbankan beberapa hal terbaik dalam hidupnya. Seperti kebebasan, privasi.. kejujuran.. Jadi selamat, you created a celebrity." ujarku melanjutkan.

Tak menyadari bahwa pipiku sudah basah dan dipenuhi oleh airmata, airmata yang jatuh untuk kesekian kalinya.

Aku menghela nafas panjang lagi, "Tapi kalian telah merusak rasa kemanusiaan. Dan kalian harusnya malu pada diri kalian sendiri."

Aku hanya bisa berdiri, menegapkan kepala dan memandangi flash-flash itu.

"Chaeyoung! satu pertanyaan lagi.. siapa sebenarnya Jeon Jungkook bagimu?"

"Who is he? aku tidak tau. Jeon Jungkook yang kalian semua terobsesi dengannya, ia-..". Lagi-lagi, aku hanya bisa terlihat menyedihkan.

"Aku berjanji, aku tidak pernah menemuinya. Dan aku juga tidak akan pernah melakukannya." cetusku melanjutkan.

. . .

Jungkook's POV

"Aku berjanji, aku tidak pernah menemuinya. Dan aku juga tidak akan pernah melakukannya."

Aku menonton broadcast itu dari awal hingga akhir, aku juga menontonnya bersama member BTS yang lain. Reaksi mereka sangat tidak terduga, jelas Hoseok hyeong meneteskan air mata.

"Jungkook-ah.. kau telah menyakiti hati seorang wanita." cetus Jin hyeong.

"Aku tak menyangka, ia akan berkata seperti ini. Aku sangat sedih." ujar Namjoon hyeong.

Jimin hyeong hanya terdiam dan tak menatapku sedikitpun. Bahkan akhir-akhir ini ia tak bicara apapun denganku.

Aku menghela nafas panjang, "Mianhe, yeorobun."

Hanya itu yang bisa aku lakukan, minta maaf. Aku sangat menyesal dengan apa yang aku perbuat. Aku tidak tau bahwa kata-kata itu saat dihalaman rumahnya menyakiti hati Chaeyoung.

Sungguh aku sangat menyesalinya.

"Kau bilang, kau menyukainya karena ia jujur?" tanya V hyeong.

"Ne hyeong.."

"Selamat, kau telah membuatnya berbohong untukmu."
.
.
.
DEG!

Kata-kata V hyeong itu langsung menusuk tepat di jantungku, aku baru sadar akan hal itu.

Ia berbohong.. untukku..

Benar.. aku sangat brengsek..

"Baiklah, ayo latihan lagi. Kita masih harus menghafalkan beberapa part choreo yang belum sempurna." ujar Hoseok hyeong sambil menepuk bahuku.

Iya benar, aku menonton broadcast itu di ruang latihan kami, tepat di tempat ini mereka pertama kali bertemu dengan Chaeyoung.

Sungguh saat itu sangat menjengkelkan, ia adalah wanita yang sangat cerewet dan keras kepala yang pernah aku temui.

Aku hanya bisa merenungi semua kesalahan yang aku perbuat padanya. Sungguh, ia pantas mendapatkan laki-laki yang tepat untuknya.

Aku tak pantas mendapatkan cintanya, cintanya sangat tulus tetapi aku terus menghianatinya dan menyakitinya.

Mungkin saat ini lebih baik untuk tidak bertemu satu sama lain. Aku harap aku bisa menebus kesalahanku suatu hari nanti.

Maafkan aku.

Halo kalian!
Kangen gak jaman-jaman Chaeng masih kerja di agensi BigHit?

Halo kalian! Kangen gak jaman-jaman Chaeng masih kerja di agensi BigHit?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh iya!
Selamat menunaikan puasa bagi yang menjalankan🙏🏼

StarStruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang