Aku dan Claire berjalan memasuki backstage mengikuti staff yang kini berjalan didepanku, banyak sekali staff yang masih berlalu lalang.
Ini sangat asing, aku tak pernah melihat backstage dalam sebuah konser sebelumnya. Ternyata ini hebat sekali.
Kami pun sampai di depan pintu ruang tunggu artist dan staff pun sudah mempersilahkan masuk, "Claire aku tidak mau masuk, kau masuk saja duluan." ucapku sambil mendorong bahunya pelan.
Alhasil Claire masuk terlebih dahulu, aku hanya menjadi buntut di belakang badan Claire.
"Annyeong, Ch-Chaeyoung-ah.." ucap seorang laki-laki yang suaranya sudah sangat familiar di telingaku.
Aku menintip sedikit demi sedikit dan melihat kesekitarku, "Lho kemana semua orang?" Tanyaku heran.
"Sepertinya aku tak di undang.." ucap Claire sambil menepuk-nepuk bahuku pelan dan berjalan keluar, "Goodluck.." ucapnya menambahkan.
Dengan cepat aku menarik tangannya, "kau mau kemana? Jangan tinggalkan aku, tolong.."
"Aku mau ke toilet, aku takkan kemana-mana."
Aku terpaksa mengiyakan alasan Claire pergi meninggalkanku berduaan dengan pria ini. Aku tak tau aku harus berterimakasih atau menyumpahinya.
Debaran jantungku semakin kencang, sebisa mungkin aku harus menahannya.
Bagiku, jual mahal itu penting!
Aku pun sedikit menghela nafas agar sedikit lebih tenang.
"Jungkook.. kemana semua orang? Jimin oppa, Jin oppa, dan yang lainnya kemana?"
"Op-pa? Oh, sekarang kau memanggil mereka oppa?"
"Cih, memangnya kenapa? Aku sudah tak lagi bekerja dengan agensimu." Ujarku sambil mengernyitkan dahi.
Ia terdiam, dan tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi serigala yang sedang melihat mangsanya.
"Ikut aku!" ujarnya sambil menarik pergelangan tanganku.
"Lepaskan aku! Kita mau kemana?" tanyaku sambil melakukan perlawanan.
Ia menarikku keluar dari ruang tunggu artis, dan memasukin ruangan yang bertuliskan "Dressing Room"
Oh tidak, ini pasti ada yang tidak beres..
Aku mencoba melepaskan paksa genggamannya itu. "Kenapa kau malah membawaku kesini?! Kita baru bertemu setelah 2 bulan saling tak memberi kabar, bukannya memberikanku kesan pertama yang baik.. malah seperti ini lagi.. "
Ia melangkah perlahan mendekatiku, tatapannya itu membuatku semakin menggila.
"Jangan mendekat!"
"Kau sangat cantik.. aku semakin tergila-gila padamu untuk yang kesekian kalinya."
"Jungkook-ssi! Apa yang kau lakukan? Kubilang jangan mendekat!" teriakku sambil menjauh perlahan darinya.
"Jungkook-ssi? Kau memanggilku dengan sopan lagi.. Kau tau? itu.. sangat sexy. Panggil aku sekali lagi.."
Jantungku semakin berdegup kencang, ia menatapku seperti orang kerasukan.
Aku takut.. tolong aku..
"Kau itu kenapa? Jangan seperti ini, aku takut.."
Aku memejamkan mata, wajahnya sudah berjarak 5cm dari wajahku.
"Ah persetan dengan Bighit!" ujarnya berbisik.
Ia meraih pinggulku, melingkarkan tangannya disana, menariknya dengan cepat.
Ia mengunci tubuhku agar aku tak bisa pergi kemanapun.
Tangan lainnya mendarat di pipiku, mengusapnya lembut.
Kini ibu jarinya mengusap bibirku, "Bibir ini.. aku merindukannya.." bisiknya.
Ia kerasukan, aku pastikan ia sedang kerasukan.
Dengan cepat, ia menyesap dan melumat bibirku secara tidak sopan. Aku sangat terkejut dan yang bisa kulakukan hanya memberikannya sedikit perlawanan.
Aku memukul dan mendorong dadanya agar ia mau melepaskan ciuman gila ini.
Tapi ia mengunci tubuhku, seakan membuatnya membeku tak bisa bergerak.
Bibirnya masih melakukan tugasnya, ia menggigit bibir bawahku. Membuatku ingin berteriak.
Penjelajahan itu masih dilakukannya, kini ia memasukan lidahnya dan mengoyak lidahku.
Aku terus mendorong dan memukul dadanya, mencoba melepaskan sedikit ciuman gila ini, "Hm- akh! Hentikan.. Jeon Jungkook!"
Kemudian mengucap di atas bibirku, "Bukankah kau menginginkannya?"
Bukannya berhenti, kini tangannya yang mulai bermain. Jari-jarinya turun dari pipiku, ke garis leherku, sampai ke dada dan beralih ke pinggulku.
Ia menarik pelan kaus yang aku kenakan dengan rapi dalam celana jeansku, kedua tangannya memasuki kausku. Mengusap punggungku lembut. Membuka sesuatu disana.
Aku membuka mataku lebar-lebar. Tidak-tidak! Ini tidak benar!
Aku mendorongnya sekuat tenaga, membuatnya sedikit terpental.
"Jungkook-ssi geumanhae!" Teriakku.
"Oh, Jadi kau sudah tidak lagi memiliki perasaan padaku?"
"Bukan, bukan seperti itu. Kau itu sebenarnya kenapa?"
Ia terdiam dan menatapku.
"Aku.. menginginkanmu."
Tak bisa aku pungkiri, aku juga menginginkannya.
"Kupikir kau sudah menemukan penggantiku." ucapku.
"Tak ada yang bisa menggantikanmu."
Tanpa dipikir panjang, aku langsung berlari memeluk Jungkook. "Aku merindukanmu."
.
.
.
.
.
.
Tok! Tok! Tok!"Apakah di dalam ada orang?"
Mataku membulat dan Jungkook sama kagetnya denganku. "Duduk disana!" Bisik Jungkook.
Aku langsung melepas pelukanku, dan duduk di sofa yang ada di belakangku.
"Iya, silahkan masuk."
"Jungkook-ssi ternyata disini kau rupanya, kau sudah di tunggu member lain di mobil. Kita akan segera pulang ke Hotel." ucap seorang staff itu.
"Baik.." cetus Jungkook selagi staff itu keluar.
Jungkook langsung memelukku, dan berbisik di telingaku. "Aku akan mengirimimu tiket konserku untuk besok hari kedua, dan kau dapat datang ke rehearsal juga. Datang lebih awal. Aku pergi, sayang."
"S-Sayang..?"
To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
StarStruck
Fanfiction[COMPLETED] Park Chae-Young (Roséanne Park), gadis blasteran Canada-Korea mengharapkan perjalanan liburan musim panas yang tenang dan normal ke Korea. Setelah suatu hari hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan member boygroup terkenal dunia. Jeon...