Kepalaku sekarang sangat amat pusing, seluruh ruangan bahkan bau mulutku sendiri tercium bau alkohol ditambah lagi bau badanku yang tercampur oleh parfum khas Jungkook.
Aku tak ingat apapun semalam, bahkan kepalaku sangat sakit jika mencoba memikirkan apa yang aku lakukan malam itu.
Dengan pandangan yang buram dan jiwaku yang masih setengah sadar, aku merasakan kehadiran Jungkook disebelahku. Jelas ia tidak memakai baju t-shirt miliknya itu karena biasanya Jungkook memang tidur tanpa atasan.
Lalu pandangan itu tertuju pada lengan sampai ke bahuku dan bagian itu yang tertutupi oleh selimut putih.
"Sayang.. kau sudah bangun?" tanya Jungkook dengan senyuman indahnya dan membelai rambutku.
"S-Semalam.. apa yang kita lakukan Jungkook?"
"Semalam hebat.." ujar Jungkook sambil mencoba memejamkan matanya lagi.
"Kita?!.. Kita?!" teriakku.
"Iya.. jangan berlebihan sebentar lagi kau akan menjadi istriku. Aku hanya butuh waktu untuk bicara dengan agensi dan member BTS yang lain. Kecuali Jin hyeong dan Suga hyeong. Mereka sedang wajib militer."
"Jungkook.. aku benar-benar tidak tau harus bilang apa."
"Diam dan saksikan. Itu yang harus kau lakukan."
Aku memutarkan mataku, "Kenapa sih anak ini.." bisikku.
"Ngomong-ngomong, semalam yang kau bilang itu.. benar? Kau masih menyayangiku?"
Aku menggelengkan kepalaku, "Aku tak ingat apapun. Memangnya aku bilang apa?"
Jungkook hanya tersenyum dan memejamkan matanya. Kau tau? saat ia melakukan itu aku ingin sekali meremas pipinya. Sungguh. Ia sangat menyebalkan.
"Apa Jungkook? jangan hanya senyum-senyum seperti itu!"
"Kau bilang.. Jungkook, aku menyayangimu, jangan tinggalkan aku, jangan pergi lagi dariku, jangan membuat kesalahan bodoh lagi agar aku membencimu, aku tak mau membencimu lagi.. Jungkook-..."
Aku menutup rapat telingaku, "Ah! itu menjijikan! kau bohong kan?"
"Aku punya videonya, mau lihat?"
"Kau mendokumentasikannya?!"
Ia tertawa sangat kencang dan tiba-tiba memelukku erat, "Jangan pergi lagi ya.." ujarnya dengan senyuman.
. . .
-Seoul, BigHit Ent.-
4 hari kemudian..Jungkook's POV
"Namjoon hyeong, aku akan bilang pada PD-nim sekarang bahwa aku akan menikahi Chaeyoung bulan depan."
Namjoon hyeong menundukan kepalanya dan menghela nafas panjang, seakan ia tidak sanggup mendengar keputusanku secepat ini.
"Aku menghargai keputusanmu, tapi apakah itu terlalu cepat?"
"Tidak ada waktu lagi, aku harus membuat keputusan. Kau mendukungku kan?"
"Aku akan mendukungmu tentu saja, tapi bagaimana jika keadaan akan berubah seperti 3 tahun lalu?"
Kini aku yang menghela nafas panjang, aku tidak tau harus bagaimana lagi kalau masalah itu terjadi lagi. Namjoon hyeong yang sedari tadi memandangiku seperti akan terjadi masalah itu lagi.
Tahun tahun itu sangat membunuhku perlahan, seakan aku berada di sebuah kotak kecil yang terus mengecil. Tidak ada oksigen.
Setiap hari aku memikirkan Chaeyoung, setiap hari.
Di studio, di ruang latihan bahkan di dorm.
Tapi untungnya aku memiliki Army yang perlahan menyembuhkan lukaku, mereka adalah segalanya bagiku.
"Aku akan berusaha, hyeong."
Kemudian aku beranjak dan meninggalkan studio Namjoon hyeong, mencoba mencari udara segar sebelum ke ruang Bang PD-nim.
Aku akan mengumpulkan segala kekuatan untuk menghadapi bosku itu.
Tak sadar, kini kakiku sudah berada di depan ruangan Bang PD-nim. Entah apa yang ia katakan nanti, setidaknya aku akan mencoba untuk bilang padanya tentang aku dan Chaeyoung.
Tok! Tok!
"Silahkan masuk."
Aku membuka pintunya perlahan, dengan seluruh kakiku yang sudah gemetar dan jantungku yang rasanya ingin keluar dari tubuhku.
"Eoh, Jungkook-ah. Ada apa?"
Aku menarik nafas panjang dan duduk di bangku tepat di depan meja kerjanya. "Begini.. Anu.. Aku.."
"Apa? Kenapa kau? Ada masalah?" tanya Bang PD-nim sambil menatapku.
"Begini.. aku akan menikah.. bulan depan dengan Chaeyoung."
Ia terkejut, diam.
Hanya diam.
Keheningan akhirnya menghampiri kami.
Ia keliatan sedang berpikir sekarang.
Dan akhirnya setelah beberapa menit, ia membuka suara, "Jungkook.. kau tidak menghamilinya kan?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mendengar pertanyaannya rasanya aku ingin sekali marah dan sekaligus tertawa.Bagaimana bisa ia berpikir seperti itu?
Memangnya aku lelaki hidung belang?
Setidaknya aku sudah belajar untuk menggunakan pengaman kemarin...
"Jungkook! malah melamun.." teriak Bang PD-nim.
"T-tidak.. aku tidak menghamilinya! kami dijodohkan."
Ia terkejut, "Eoh? jadi orangtua kalian saling kenal?"
"Iya begitulah. Umurku memang belum cukup untuk menikah, tapi ini satu-satunya cara untuk melindunginya."
"Baiklah kalau itu yang kau mau, asalkan tidak mengganggu karirmu. Aku setuju."
Hatiku rasanya ingin meluncur keluar dari tubuhku karena senangnya bukan main. Sungguh, aku tidak menyangka ia menyetujuinya secepat itu.
Bahkan aku pikir ia akan membanting meja, melempariku dengan gelas dan hal hal mengerikan lainnya.
Ternyata ia menyetujuinya.
Cubit aku kalau ini adalah mimpi.
Bukan, ini bukan mimpi kan?
"Tapi ada satu syarat.. kau harus mengumumkan sendiri tentang hal ini. Bagaimana pun caranya. Aku tidak mau lagi kejadian 3 tahun lalu terulang. Jangan sembunyi-sembunyi seperti dulu."
Aku mengangguk, "Baiklah. Terimakasih Bang PD-nim."
To Be Continued..
Halo! Author kembali!
Maaf telat upload part baru karena Author sedang sibuk.
Maklum mahasiswa tingkat akhir..
Happy Reading!~Luv!
KAMU SEDANG MEMBACA
StarStruck
Fanfic[COMPLETED] Park Chae-Young (Roséanne Park), gadis blasteran Canada-Korea mengharapkan perjalanan liburan musim panas yang tenang dan normal ke Korea. Setelah suatu hari hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan member boygroup terkenal dunia. Jeon...