Cerrita ini sudah selesai. Tapi jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca yaaa. Jangan lupa Votes dan komen nya.
*banyak typo, belum diedit' gatau kapan diedit nya *
Ini fanfiction ya. Watak dan sifat tokoh di cerita ini tidak sepenuhnya benar dan mungkin berbeda dengan kenyataan, karena hanya fikitif belaka.
______________________________________
Gadis itu menatap cincin yang ada di jari manis nya, menghela nafas pelan, sebersit ketakutan timbul di hatinya.
Dia takut, pertemuan nya dengan teman lama nya malah akan membuat semua berantakan.
Tapi dia juga tau, teman nya itu membutuhkan bantuan.
Dan dia bukan tipe orang yang tidak peduli pada orang lain, apalagi yang dia bantu adalah teman nya sendiri.
Oh ya perkenalkan, nama gadis itu adalah Mentari Rastika Aurora.
Biasa dipanggil Mentari oleh kedua orang tua nya juga keluarga dan teman teman nya.
Namun ada juga yang memanggilnya Aurora, hanya Jingga dan Kevin lah yang memanggilnya Aurora. Dan semakin dewasa dia lebih sering di panggil Aurora.
Jika kalian bertanya siapa Jingga dan Kevin. Mereka adalah teman sd nya saat di banyuwangi.
Teman yang sangat baik menurut Aurora, maka dari itu Aurora harus membantu Jingga saat dia membutuhkan bantuan.
Setelah pertemuan nya dengan Jingga, mereka kembali dekat seperti dulu. Dan Aurora hanya berusaha menyembunyikan rasa khawatir nya soal rahasia yang dia sembunyikan. Aurora takut Jingga akan mengetahui nya.
Bukan hanya Jingga, Aurora takut apa yang dia sembunyikan malah terbongkar.
"Bu, ibu Aurora yang cantik!"
Lamunan Aurora pun buyar ketika mendengar nama nya disebut.
"Ah Iya Putri, udah?"
Ah iya, Aurora itu adalah guru matematika di salah satu sekolah dasar negeri yang ada di cipayung.
Kegiatan belajar mengajar sebenarnya sudah memasuki libur semester, namun kebetulan Aurora juga mengajar les privat beberapa anak murid nya.
"Bagus, putri sekarang udah ngerti ya? Ini bener jawaban nya lho"
Anak perempuan bernama putri itu memekik gembira.
"Makasih ibu cantik"
Aurora melihat jam ditangan nya, jam mengajar les nya sudah berakhir.
"Yaudah, kalau begitu, kita lanjut di pertemuan selanjutnya, ibu pulang dulu"
"oke ibu cantik, sampai ketemu lagi"
Aurora menunggu jemputan nya, adik sepupu nya akan menjemput nya, karena hari ini mereka berniat menonton semifinal kejurnas pbsi 2018.
Mobil berwarna pink berhenti di depan Aurora.
Kaca jendela terbuka, dan disanalah sepupu nya berada.
"Mbaaaak, ayoo cepet nanti gak kebagian front row!"
Aurora menggeleng melihat tingkah Kamila Amelia, alias lala sepupunnya.
Sekitar 25 menit kemudia mereka berdua sampai di lokasi.
Aurora hanya bisa mengikuti Lala yang terlihat buru buru membeli tiket dan bergegas masuk.
Benar benar takut tidak mendapat barisan depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love | Rian Ardianto √
FanfictionPerihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih...