Singapore open telah berakhir, Indonesia mendapat 2 gelar runner up dari tunggal putra - Anthony Sinisuka Ginting dan Ganda Putra - Ahsan / Hendra.
Fajar Rian kalah di quarter final melawan Kevin / marcus. Dan Minions gagal ke final setelah dikalahkan kamura sonoda.
Mendapat jatah libur beberapa hari tidak disia siakan atlet pelatnas untuk berlibur sejenak, termasuk Fajar dan Rian.
Rian memilih untuk tetap di jakarta, tidak pulang ke Jogja karena hanya punya libur 2-3 hari, setelah itu latihan, persiapan badminton asia championship di china. Lain lagi Fajar yang sudah mempunyai rencana pulang ke bandung, sekaligus menengok tempat usaha nya bersama Rian yang baru saja dia buka.
"Jar lu jadi berangkat?" tanya Rian sambil masuk ke kamar Fajar.
Fajar mengangguk, dia sudah rapi dan bersiap pergi ke bandung bersama Aurora.
"lu pergi sama siapa Jar? Kok tiketnya 2?" tanya Rian.
Fajar tadi sempet memposting tiket pesawat di story whatsapp nya.
"sama saudara gue. Kenapa emang?" ujar Fajar balik bertanya. Fajar tak mungkin bilang jika dia akan ke bandung bersama Aurora.
"gue kira sama Renata, lu gak mau ajak dia ketemu mama lu jar?"
Fajar menghela nafas nya pelan, lalu duduk dikasur.
Rian dari kemarin sangat penasaran soal Fajar dan Renata.
"Jar, lu kenapa dah sama Renata?"
"Gak tau Jom. Gue gak bisa nerusin sama Renata"
"karena lu punya calon istri?"
Fajar keliatan kaget denger perkataan Rian.
"bener Jar?"
"lu tau darimana?"
"Renata bilang dia denger lu teleponan dan gue juga pas di.singapore ngedenger lu teleponan"
"kok lu gak sopan sih Jom?"
"ya gue gak sengaja jar, kok lu gak bilang bilang sih Jar kalo punya calon bini?"
"kaya nya itu urusan pribadi gue dah Jom, dan itu hak gue mau kasih tau apa ngga" jawab Fajar sedikit.kesal.
"kok lu sewot sih Jar? Kan gue cuma nanya"
Fajar berdecak pelan. "itu urusan pribadi gue Jom, gue harap lu gak usah ngurusin urusan pribadi gue, mind your own bussiness"
Fajar meninggalkan Rian yang hanya bisa terdiam mendengar ucapan dingin Fajar.
"si Fajar kenapa sih? Aneh banget. Sampe dingin banget ngomong sama gue. Jadi dia emang gak mau ketauan kalo punya calon bini?" ujar Rian pada dirinya sendiri.
Fajar bahkan pergi tanpa mengunci kamarnya sendiri.
--
Mata Aurora menjelejah sekeliling bandara, sambil sesekali mengecheck jam yang ada ditangan nya.
Menunggu kedatangan Fajar, karena mereka akan pergi ke Bandung bersama.
"Hey, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"udah lama?" tanya Fajar.
"baru setengah jam kok"
"maaf ya macet. Yaudah ayo kita langsung check in aja" ajak Fajar.
Aurora mengangguk setuju.
Aurora memperhatikan raut wajah Fajar yang tidak seperti biasanya.
"kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love | Rian Ardianto √
FanfictionPerihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih...