Halo.
Jangan
Lupa
Tinggalkan
Jejak
Di
Chapter
Ini
Waktu bergulir cepat, turnamen malaysia masters telah berakhir dan Kevin - Marcus berhasil menjadi juara. Sedangkan Juara tahun lalu Fajar - Rian harus kalah di babak kedua.
Istora senayan sudah dipersiapkan untuk turnamen Indonesia Masters 2019.
Hari ini akan diadakan uji coba lapangan, kloter pertama adalah skuad Ganda Putra kecuali Kevin dan Marcus yang masih berada di Malaysia.
Jika kalian bertanya kelanjutan apakah Rian mengirim pesan ke Aurora. Jawaban nya adalah tidak, Rian memtuskan untuk menunda nya dulu dan fokus turnamen.
Sayang nya draw Fajar- Rian di Indonesia masters satu pool bersama Kevin juga Marcus, dan jika lancar mereka akan bertemu di quarterfinal nanti.
Selesai squad Ganda Putra, giliran Ganda putri yang mencoba lapangan.
"Chat siapa sih Jar? Serius amat?" tanya babah Ahsan.
Rian pun ikut menoleh dan melihat Fajar sedang sibuk mengetik dengan ponsel nya.
Tentu saja, Fajar itu punya banyak teman wanita. Rian tahu itu, ya Rian juga sebenarnya banyak teman wanita. Namun hanya sekedar teman, tak lebih.
Fajar hanya tertawa. "calon masa depan bah"
"Gaya Lu. Calon masa depan, siapa emang pacar sekarang?" tanya Rian
"Gak ada hehehe"
"yee si fajar mah"
"ya namanya juga calon bah"
"Jom gue mau ngebakso sama May nih mau ikut gak?"
Rian menggeleng. "Mau jemput ponakan gue Jar di sekolah nya"
"Oh yaudaah"
Rian memang di minta mbak Intan untuk menjemput Putri di sekolah. Karena Putri sedang kurang enak badan dan mbak Intan tak bisa menjemput nya.
--
Rian sampai di sekolah Putri, namun Rian bingung, apa dia harus keluar dan mencari Putri, atau diam saja disini?
Banyak orang tua murid disini, membuat Rian sedikit ragu.
Tapi yasudahlah. Rian keluar dari mobil nya, berusaha tampak tenang.
Bodoh, Rian tak tahu kelas putri dimana.
"Dek, maaf kenal putri gak?" tanya Rian pada salah satu anak SD yang lewat.
"Nggak Om, eh Om om, om yang di tv itu kan ya?"
"bukan, Om gak pernah masuk Tv" jawab Rian bohong
"Ih, nggak, Om yang di tv itu, maaaahh mamaaaahhh sini!"
Rian melihat kearah mana anak itu memanggil ibunya, ibunya bersama ibu ibu lain.
Sinyal bahaya.
Rian bergegas meninggalkan anak itu mencari letak kelas putri.
Sungguh Rian menahan kesal nya, kenapa mbak Intan lebih memilih Arisan nya dibanding menjemput anak nya yang sakit.
"itu mas jom kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love | Rian Ardianto √
FanfictionPerihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih...