Alohaaaa everyone...
Jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini.
Happy reading, Love you guys !
Aurora Pov's
Salah satu hal terbodoh yang gue lakukan adalah dengan pedenya mencoba melakukan jumping smash tanpa tahu cara yang benar.
Sampai akhirnya gue jatuh dan terkilir. Bodoh kan? Sampai bikin semua susah.
Terutama Rian, dia yang paling panik, masangin perban gue, sampe nganter gue kerumah sakit.
Bahkan nganterin gue pulang lagi kerumah.
Kata dokter, untung nya kaki gue gak parah, cuma terkilir biasa, gak kebayang kalo sampe kaya atlet atlet yang cedera gitu, ngeri.
Rian masih ada diluar sama Mas Dimas, gue ditinggalin dikamar sendirian.
Gue menatap perban elastis yang melingkar di pergelangan kaki gue, ada tulisan disitu
Cepet sembuh - MRA
Jadi inget dulu, dulu gue yang bukan siapa siapa, yang gak punya keberanian sama sekali, cuma bisa melihat dan menyemangati Rian dari jauh.
Dari SMP- sampai akhirnya SMA pun masih tetap satu sekolah, dan gue tetep gak ada keberanian, cuma bisa sembunyi dan sesekali mengirim notes notes kecil untuk Rian
Semangat - MRA
-kamu bisa - MRA
Lamunan masa lalu gue terhenti ketika mendengar bunyi lagu favorit.
Fajar nelepon, tumben
"Halo Assalamualaikum"
"waalaikumsalam, kamu jatoh mentari? Apanya yang luka?"
Fajar tau darimana?
"iya, lagi main badminton, tau darimana A?"
"Si Lala, nge WA, terus gimana kata dokter parah nggak?"
"nggak kok, terkilir biasa aja"
"bener gapapa?"
"Beneran kok gapapa A.. " ucapan gue terhenti melihat kepala Rian yang muncul dari pintu, karena pintunya gak gue tutup
"yaudah, sejam lagi aku kesana ya, mandi dulu nih, belum mandi soalnya.assalamualaikum"
"iya.. Waalaikumsalam"
Rian masih berdiri disana, entahlah gue gak ngerti sama raut wajah nya sekarang.
"kenapa mas Jom? Eh Rian..."
"Aku pulang dulu ya Ra, jangan lupa obat diminum"
"iya, makasih Banyak ya Rian"
Rian mengangguk. "cepet sembuh ya Ra, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam...."
Dan gue cuma bisa mandangin kepergian Rian dalam diam.
"Astagfirullah, LALA!"
Aduh jangan bilang Lala juga kasih tau kalo gue main badminton nya sama Rian dan yang lain. Aduh kacau!
"Apaan sih mbak? Kenapa teriak teriak gitu?" ujar Lala masuk kekamar sambil berlari.
"Kamu nge-WA Fajar soal aku?"
Lala mengangguk. "Kamu bilang aku main nya sama siapa?"
Lala menggeleng, dan gue bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love | Rian Ardianto √
FanficPerihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih...