Rian Ardianto Pov's
Sulit mendefinisikan perasaan yang gue rasa sekarang, perasaan nyaman dan bahagia bisa bareng lagi sama Aurora setelah dia jauhin gue bahkan ga contact-an sama gue.
Aurora yang awalnya keliatan ragu buat jalan bareng gue mulai ngerasa enjoy, keraguan nya hilang, gue bisa lihat itu.
"oh iya, nanti mau gak nonton film avengers sama aku?" tanya gue.
"yah kamu kan ke china, nonton disana gak bisa emang?"
Yah dia gak mau ya?
"aku mau nonton nya disini, kenapa? Kamu gak mau ya nonton bareng sama aku? Takut ya?"
Dia malah ketawa. "bukan gitu yan, film nya tayang kan pas kamu ke china, dan aku juga udah booking tiket hari pertama. Nunggu kamu pulang berarti aku nunggu lama lagi dong, dan jujur aja aku gak suka nonton film belakangan, dan aku juga udah nunggu film ini banget"
Masuk akal sih penjelasan nya. "terus aku nonton sama siapa dong nanti?"
"ya sama temen kamu yang lain, emang gak ada yang minat?"
"lagi lagi sama mereka"
"terus mau nya sama siapa yan?"
"sama kamu lah"
"ya tapi aku kan nonton hari pertama"
"ya gapapa, nonton lagi sama aku"
Dia malah ketawa lagi. "nanti aku spoilerin kamu mau?"
"ya jangan di spoiler juga dong, aku penasaran nasib captain america kan"
"hahahaha, yaudah pas di china nonton"
Gue menggeleng, kok Aurora gak ngerti ya kalo gue pengen nonton bareng sama dia.
"yaudah nanti aku temenin, gapapa deh nonton dua kali"
Alhamdulillah.
"bener? Kamu gak bohong kan?"
"iya yan"
"aku boleh minta satu hal lagi gak Ra?"
"apa?"
"jangan jauhin aku lagi Ra"
Aurora diem dan keliatan mikir, gue nunggu jawaban dia.
"Ra, terlalu sulit ya permintaan aku?"
Aurora menghela nafasnya pelan. "Bisa dibilang begitu yan, tapi lagi lagi aku cuma mau bilang, biar waktu yang menentukan segalanya, eh ya Allah Rian, sepedaa nya lewat waktu sewa ini. Ayo balikin"
Aurora langsung berdiri, gue ngeluarin uang dari dompet, buat bayar makan.
"Yan ayo gowes nya udah lewat setengah jam ni"
"gapapa santai aja Ra, lewat juga gapapa kok"
Setelah balikin sepeda, yang ternyata kita gak perlu nambah biaya karena petugas nya tau siapa gue, dia bilang suatu kebanggan seorang Rian Ardianto naik sepeda dari tempat dia.
Yaudahlahya.
"Kevin sama Jingga kemana ya?"
"mereka kalo udah berduaan emang suka gitu, tadi kamu naik apa kesini?"
"naik motor sama Jingga"
"ada helm kan?"
"ada"
"yaudah biar aku yang bawa, tadi aku naik mobil Kevin soalnya. aku anter kamu pulang"
Dia menggeleng. "eh jangan gitu, biar aku aja yang antar kamu ke pelatnas, gapapa, tapi kita solat ashar dulu ya yan"
Astagfirullah, iya lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love | Rian Ardianto √
FanfictionPerihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih...