46

2.3K 251 9
                                    

Halo. Jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini.




Hampir satu minggu lebih Aurora dirawat dirumah sakit dan kondisi nya sudah lebih baik. Bahkan Aurora sudah di perbolehkan pulang hari ini.

Penyebab cepatnya kesembuhan Aurora sudah jelas karena Rian, Rian setiap hari selalu menemani Aurora dirumah sakit tanpa diminta. Walaupun hanya beberapa jam di sore hari, karena Rian juga tak bisa meninggalkan latihan nya yang sedang di geber menjelang piala sudirman.

Namu Rian dengan senang hati menemani Aurora. Dan ada satu pertanyaan yang semakin mengganjal di hati dan pikiran Rian.

Yaitu soal tunangan Aurora, selain penasaran, Rian juga bingung kenapa dia tak pernah bertemu di rumah sakit.

Apa begitu sibuknya tunangan Aurora hingga tak menyempatkan diri untuk menjenguk nya sebentar saja?

Rian sempat bertanya pada Lala kenapa tunangan Aurora tidak pernah terlihat dirumah sakit, dan Lala bilang bahwa hubungan mereka sedang renggang.

Bukan nya jahat. Rian sebenarnya merasa senang mendengar renggang nya hubungan Aurora dan tunangan nya. Semoga saja ada keajaiban hingga kelak janur kuning melengkung dengan nama Rian dan Aurora, bukan yang lain.

"Kamu kenapa senyum senyum gitu?" tanya Aurora keheranan karena sedari tadi Rian senyum senyum sendiri.

"Hah, aku lagi mikir soal avengers nih, aku belum nonton"

"mikirin avengers sampe senyum senyum, ada ada aja kamu mah"

"soalnya aku mikirin orang yang mau aku ajak nonton avengers nya" jawab Rian

"siapa? Kevin?"

Rian berdecak pelan. "ya kali aku senyum senyum mikirin Kevin. Ya kamu lah. Siapa lagi"

"aku? Kamu belum nonton avengers karena nungguin aku?" tanya Aurora tak percaya.

Rian mengangguk. "iyalah, kan aku mau nepatin Janji, aku mau nonton avengers nya sama kamu, walaupun kita telat ya, soalnya tiket udah full sampe besok. Tapi aku udah pesen tiket buat weekend nih, jadi gak boleh nolak rejeki oke?"

Aurora tersenyum, entahlah rasanya kali ini tidak ada rasa keraguan yang menyelimuti nya.

Aurora seperti menemukan keberanian untuk melakukan apa yang dia mau dan apa yang bisa membuat nya bahagia.

"Hari sabtu atau minggu nya yan?"

"Malem minggu lah, lagian kalo malem senin gak mungkin kayanya, kita kan mau teraweh pertama"

Waktu memang berjalan sangat cepat, hingga tak terasa ramadhan akan segera tiba.

"kamu kalo belum sehat benar jangan maksain puasa ya"

Aurora tertawa. "aku udah ngerasa sehat banget malah yan, coba sini kamu deketan"

Rian mendekat ke arah Aurora.

Aurora memukuli pundak Rian

"aduh. Sakit, aduh iya iya kamu udah sehat mukul nya udah kenceng gini"

"Haha, lagi kamu gak percaya sama aku"

"iya aku percaya"

"assalamualaikum, waahh ganggu nih tante kita kayanya" ujar Lala yang baru saja masuk bersama ibunya Aurora.

"Bu, lihat bu, masa pundak aku dipukulin sama anak ibu" ujar Rian mengadu pada ibu nya Aurora.

"ya ampun ndok, kamu apain Rian, nanti kalo pundak dia cedera gimana, kamu mau tanggung jawab?"

Destiny Of Love | Rian Ardianto √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang