Halooo..
Jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini
Rasanya Aurora ingin menghilang dari tempat dia berada sekarang. Aurora memalingkan wajahnya, berusaha menghindar dari tatapan sendu Fajar.
Fajar hanya bisa menghela nafas nya pelan. Ternyata memang kali ini akan sulit baginya mendapat maaf dari Aurora.
Melihat Fajar saja Aurora tak ingin. Apalagi memaafkan Fajar.
"Ra, aku tau aku salah besar, aku harusnya menepati janji aku ke kamu, tapi aku malah ingkar, aku minta maaf, aku bisa jelasin semua nya Ra"
Aurora akhirnya memberanikan diri menatap Fajar. "apalagi Jar? Aku udah kasih kamu waktu buat jelasin semua di taman, tapi apa? Kamu gak dateng, dan sekarang kamu mau jelasin semuanya? Udah telat Jar! Aku capek begini terus! Aku capek berjuang tanpa kamu hargai! Dan aku capek terus berusa membunuh perasaan yang sulit mati ini. Aku usaha keras Jar, tapi kamu dengan gampang nya menghancurkan semua nya" ujar Aurora mengeluarkan uneg uneg hatinya.
Fajar bisa melihat air mata yang jatuh di pipi Aurora. Perasaan bersalah jelas makin menyerang Fajar. Fajar memang salah besar.
"Maafin aku Ra, kasih aku kesempatan buat memperbaiki semuanya"
"kamu mau memperbaiki apa Jar? Dari awal, kamu sendiri yang udah mengacaukan segalanya. Kasih tau aku apa yang bakal kamu lakukan buat memperbaiki semuanya? Kamu mau jauhin Renata terus kasih tau Rian dan semua nya, gitu?"
Fajar hanya bisa menunduk mendengar nya, Fajar memang berusaha menjauhi Renata. Namun rasanya memberitahu Rian soal Aurora, Fajar belum siap.
"Ra, aku minta maaf, aku gak maksud buat semua nya berantakan"
"kita udahin aja perjanjian kita Jar"
Fajar langsung menaikan kepalanya untuk menatap Aurora. "maksud kamu apa?"
"perjanjian dimana kamu jauhin Renata dan aku jauhin Rian, setelah itu seiring berjalannya waktu kita bisa bilang ke keluarga masing masing kalo kita emang gak cocok bersama"
Aurora memilih mengambil resiko daripada dia yang terus terus disakiti, kelak jika memang harus berakhir mungkin memang takdir yang ada. Bukan maksud Aurora untuk mengecewakan banyak orang. Namun untuk sekali dalam hidupnya, Aurora sudah lelah untuk terus di kecewakan. Aurora hanya ingin bahagia sesuai dengan apa yang hatinya inginkan.
Fajar rasanya tak rela mendengar Aurora berbicara seperti itu. Mungkin jika Aurora berbicara seperti itu bulan lalu, Fajar bisa menerima nya, namun sekarang?
Fajar mau mulai berjuang, namun Aurora nyata nya sudah menyerah
Fajar tau dia terlambat. Namun tak ada kata terlambat untuk menjadi lebih bak dari sebelumnya bukan?
"Gak Ra, aku gak bisa membatalkan perjanjian kita"
Aurora tak menyangka Jika Fajar akan berbicara seperti itu. Aurora pikir Fajar akan menyetujui ucapannya.
"tapi aku capek Jar, aku juga ingin bahagia" keluh Aurora.
"awalnya aku emang gak mau dijodohin, tapi setelah aku kenal kamu Ra, aku yakin alm.kakek gak salah pilih, selain aku gak mau kecewain keluarga aku, ada hal lain yang bikin aku mau nerusin ini... Aku sayang sama kamu Ra, dan aku gak mau kamu pergi... Jadi tolong Ra. Tetap disini bersama aku....."
Aurora menggeleng, dia tak bisa percaya begitu saja ucapan Fajar. Aurora sudah lelah di bohongi terus menerus.
"maaf Jar, keputusan aku udah bulat, aku mau kita mengakhiri semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love | Rian Ardianto √
FanfictionPerihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih...