Halooooo guysSeperti biasa, jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini.
Siapa yang udah tau tunangan nya Aurora?
Sengaja akutuh ngasih clue nya gak susah.
Aurora sedang mempersiapkan keperluan nya untuk berlibur ke bromo besok bersama sepupu kembarnya, membawa barang seperlunya saja, mereka juga hanya akan dua hari disana.
Bunyi panggilan ponsel menghentikan kegiatan nya. Aurora membulatkan mata begitu melihat nama penelpon nya.
"halo assalamualaikum"
"Walaikumsalam, ada apa A?"
"Kakek meninggal Ri, kamu mau kesini gak?"
"Innalillahi, ya Allah, iya iya, aku kesana sekarang ya A"
Aurora bergegas mematikan panggilan, berlari keluar menemui ibu bapaknya.
"ibuuu, bapakk!"
"Apa sih Ri, kenapa teriak teriak gitu?"tanya Bapaknya.
"Kamu kok panik gitu nduk? Kenapa?"
"Ini bu, kakek nya si A'a meninggal"
"Innalillahiwainnaillahi rojiun" ucap ibu bapak aurora tak kalah kaget.
"terus kamu mau ke bandung Ri? Kakekmu udah tau belum?"
Aurora mengangguk. "aku mau ke bandung"
"Mau kemana Ri?" tanya Dimas baru muncul
"Bandung Mas"
"Lho, kok ke bandung, besok kita mau ke bromo kan" tambah Dinda
"iya tau. Tapi kakek nya tunangan aku meninggal"
"innalillahi, yaudah yaudah, kamu mau ke bandung naik apa?"
Aurora menggeleng. Tapi ponselnya bergetar. Ada pesan.
From: Kakek
Kakek tunggu di bandara, satu jam dari sekarang. Pesawat jam 7 malem!
"Kakek ngajakin kesana, berangkat naik pesawat" jelas Aurora
"Aku ikut!" ujar Dimas
"bapak gak bisa ikut maaf ya, besok masih ada urusan di kantor desa" jelas bapanya
"ibu gak bisa ninggalin bapak nduk" tambah ibunya.
"Lu ngapain ikut ikut segala sih Dim, ninggalin gue gitu?" tanya Dinda
"Biarin sih, gue mau ospek calon nya dia, pokoknya gue bakal bilang kakek, ayo Ri siap siap buruan!"
Aurora mengangguk dan kembali masuk kekamar nya untuk bersiap berangkat ke bandung.
--
Tiba di bandara husein sastranegara bandung, Aurora, bersama kakek nenek nya juga Dimas telah ditunggu oleh jemputan dari keluarga tunangan Aurora.
Aurora tak bisa menyembunyikan raut sedih nya, meskipun dia belum kenal lama dengan kakek tunangan nya, kakek itu sangat baik pada Aurora.
Kakek dan Nenek Aurora sendiri hanya bisa terdiam, namun kesedihan terlihat jelas di wajah mereka.
Sementara Dimas berkutat dengan pikiran nya sendiri, dia harus berusaha menilai calon nya Aurora.
Setengah jam kemudian mereka sampai di kediaman calon kakek mertua Aurora. Sudah ramai dikunjungi pelayat, rencana nya baru akan dimakamkan besok pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love | Rian Ardianto √
FanfictionPerihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih...