Chapter 7: Pendeta Agung

4.4K 483 72
                                    

Soo Won menatap langit malam yang disinari cahaya bulan itu dengan pandangan menerawang. Ia sedang memikirkan berita yang baru ia dapatkan dari Tae Jun tadi.

Ditatapnya ikatan rambut merah dan kalung berliontin mawar itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Ia benar-benar sudah kehilangan orang-orang yang sangat ia sayangi di dunia ini, untuk selama-lamanya.

"Hak... Yona... (Y/N)..."

(Y/N) PoV

Dingin....

Ruangan itu begitu gelap, tapi aku dapat merasakan tubuhku bercahaya karena aku masih bisa melihat tanganku.

Tiba-tiba ruangan menjadi lebih terang, dan aku melihat bulan purnama di sana.

Bulan... Ayah.... Aku merindukan Ayah...

Kapan kau bisa menganggapku dan Athy sebagai anakmu juga, seperti Jennette?

Kurasakan air mata jatuh di pipiku, untuk beberapa lama aku menangis kencang. Apakah sekarang aku sudah benar-benar mati?

Aku sudah kehilangan sosok yang kusayang, Raja Il dan juga Ayah kandungku.

Apakah di dunia nyata ia mengunjungi pemakamanku? Apakah ia merasa kehilangan?

"A---Ayah...," lirihku pelan.

Tiba-tiba aku merasa cahaya berwarna merah seperti bintang dan kurasakan juga cahaya itu seperti memanggilku untuk meraihnya.

Kubuka mataku perlahan dan merasa melihat atap ruangan yang agak familiar.

Perlahan aku mulai bangkit dan langsung merasa tubuhku terserang truk. Akh...

"Oh, jadi kau sudah bangun?"

Sebuah suara terdengar. Aku kenal suara ini dan saat kulihat.... MAMAH YOON!!!

"Ehh--- A---"

Saking kagetnya aku tak bisa bicara dengan normal.

"Apa? Apa kau tidak bisa bicara atau kau terpesona dengan ketampanan bishonen ini?" Ciri khas Yoon! Dia narsis tapi dengan wajah cuek!

"A-aku bisa bicara kok...," ucapku setelah menenangkan diriku ini.

"Oh, syukurlah."

Yoon lalu memberikan sebuah roti padaku. "Makanlah. Orang yang baru bangun setelah hampir mati pasti lapar."

"A-Arigatou," ujarku dengan senyuman. Aku bisa merasakan pipiku memanas karena sikap Yoon. Meski terkesan cuek, Yoon tetaplah peduli pada orang-orang sekitarnya, khususnya pada perut mereka.

Aku melihat Yoon memalingkan wajahnya, enggan menatapku dan membuatku sedikit kebingungan.

"Ya-Yang terpenting! Kalian ini bodoh banget, ya, sampai terjun dari atas jurang. Kalian ingin bunuh diri bersama?" Celanya.

"Itu kecelakaan!" Sanggahku.

Tunggu, bertiga?

Aku mengalihkan pandanganku dan melihat sekitar. Aku langsung menghampiri salah satu tubuh diantara dua tubuh yang tergeletak di sana.

"Yona! Hak!"

Aku melihat keadaan Yona yang jauh lebih baik dari Hak yang lebih mirip mumi sekarang.

"Nee, kapan mereka bangun?" Tanyaku pada Yoon yang sedang memakan rotinya.

"Entahlah, mungkin untuk gadis berambut merah itu tak lama lagi juga terbangun. Jika laki-laki itu.... Aku tak tahu," jawabnya.

My New Life in Akatsuki no Yona World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang