Chapter 12: Ujian dan Pertarungan Dimulai

3.3K 385 26
                                    

(Y/N) PoV

Semua tampak terkejut mendengar ucapanku namun aku tidak mempedulikannya. Aku harus ikut dalam pertarungan melawan Yan Kumji.

"Tapi (Y/N)----"

Aku segera memotong ucapan Yoon.

"Aku tak bisa berdiam diri ketika semuanya berjuang melawan Yan Kumji. Aku ingin bertarung bersama kalian. Aku tak ingin melihat orang-orang tak bersalah menerima banyak penderitaan dari orang macam itu!" Ucapku dengan tekad kuat.

Kapten Gigan terlihat mengamatiku lalu tak lama ia tersenyum.

"Baiklah, jika kau bersikeras. Ambillah lebih banyak senjuso, itulah yang menjadi ujianmu," ucapnya membuat yang lain tersentak.

"Tapi bukankah ini sudah cukup," sela Yona.

"Cukup Yona, aku harus melakukannya."

Saat hendak berjalan aku merasa tangan kananku ditahan oleh Hak.

"Tolong lepaskan aku, Hak," kataku sambil menarik-narik tanganku yang sayangnya aku kalah kuat darinya.

"Apa kau bodoh, kau masih sakit!" Bentaknya tak kalah nyolot dariku.

"Ini adalah ujianku, Hak. Jika kau lepaskan aku, aku janji mengatakan satu rahasiaku padamu," ucapku menatap dalam matanya. Aku sedikit kagum pada mata biru bagaikan lautan miliknya itu.

Hak tampak tak rela namun ia melepaskan tanganku dan aku langsung berjalan menuju tebing itu.

Perasaan ragu menghinggap ke dalam hatiku begitu melihat tebing curam itu.

"Lebih baik kau hentikan, kau masih sakit." Aku mendengar Jae Ha berbicara di belakangku, sepertinya ia disuruh menemaniku.

Aku hanya menoleh kearahnya sambil tersenyum tipis tanpa berniat menjawabnya dan mulai berjalan dengan langkah yang sangat hati-hati sambil menggerakkan tanganku pada tebing untuk menjaga keseimbanganku.

Aku merasa air mata mulai turun di pipiku. Kakiku bergetar dan suara-suara hati yang menyuruhku berhenti pun bergema di telingaku. Seketika pandanganku mengabur dan kakiku terasa oleng. Aku bisa mendengar teriakan yang lainnya... Apa aku akan mati sekarang?

"(Y/N), jangan menyerah. Semuanya pasti akan baik-baik saja!"

Suara itu.... Arthur?

Seketika pandanganku yang tadinya memburam kini kembali normal dan dengan reflex yang cukup mengejutkan, aku meraih sebuah batu tebing dan kembali mengendalikan tubuhku.

Jantungku terasa berdegup kencang dan nafasku terasa begitu sesak.

"(Y/N)-chan, kau baik-baik saja?" Aku merasa Jae Ha hendak menggenggam tanganku namun aku segera melangkah kembali dengan langkah gemetar.

"Aku baik-baik saja, Jae Ha. Aku tadi hanya merasa pusing...," kataku mencoba membuatnya mengerti.

Aku kembali melangkah dengan penuh ketekadan. Seperti kata Arthur, semuanya pasti akan baik-baik saja. Pasti!

Meski dengan langkah pelan, meski tangan dan kakiku bergemetar, aku tetap melangkah. Usahaku akhirnya berhasil, aku sampai di tempat Senjuso ada. Aku tersenyum sambil memetik tanaman obat itu. Aku mengabaikan tanganku yang mulai terluka karena duri-duri dari Senjuso ini.

Tanaman ini mengingatkanku pada bunga mawar. Bunga yang cantik namun juga kuat karena ia bisa melindungi dirinya sendiri dengan durinya.

Bayangan masa lalu kembali terbesit di benakku. Saat aku, Athy, dan Jennette masih kecil, kami semua memetik bunga mawar bersama. Aku melihat Jennette yang terluka karena duri mawar. Ia langsung diobati oleh Ayah dan Felix. Lalu aku melihat tanganku sendiri. Terlihat darah yang mengalir ke luar.

My New Life in Akatsuki no Yona World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang