Chapter 5: Pelarian

4.9K 523 91
                                    

(Y/N) PoV

Aku sedang bersembunyi dengan Hak, Yona, dan Min Soo. Sejak awal aku tahu yang menyelamatkan kami adalah Min Soo. Aku menghiraukan ejekan Hak pada Min Soo tentang tembakan panahnya yang payah dan terus memeluk Yona dengan erat. Aku dapat merasakan tubuhnya bergetar hebat, membuatku tersenyum miris.

"Semuanya akan baik-baik saja, Yona," bisikku mencoba menenangkannya.

Setelah dirasa aman, kami berlari dengan penuh rasa hati-hati sampai akhirnya Min Soo memutuskan untuk mengorbankan dirinya sebagai umpan dengan memakai pakaian milik Yona.

Sejak awal aku tahu siapa Min Soo, meski dia memutuskan menolong kami, tapi tetap saja dia tak pernah bisa lepas dari Soo Won.

Hak menggiringku dan Yona menuju hutan. Aku tahu para prajurit pasti akan mengejar kami, jadi kami melakukannya dengan cepat sampai akhirnya Yona jatuh terduduk.

"Yona!" Aku segera menghampirinya dan menatapnya. Mata ungu itu memancarkan kekosongan dan kesedihan yang amat dalam, diam-diam aku mengutuk Soo Won untuk ini.

"Nee... (Y/N), apakah kita juga akan mati?  Mati dibunuh Soo Won... Sama seperti Chichiue...." Perlahan sambil mengatakan hal itu, Yona menangis. Aku memeluknya dan membiarkan dia menangis di bahuku, sampai aku merasa ada sesuatu yang basah mengalir di pipiku.

-Skip Time-

Tak terasa kami sudah sampai di Fuuga, tempat Suku Angin dan tempat dimana Hak tumbuh. Di tempat ini, penduduk begitu ramah dan membuat hatiku menghangat. Inikah keluarga? Aku tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

Di kehidupan sebelumnya, aku terlahir dari istri ketiga dan Ibuku meninggal ketika melahirkanku.

Sejak awal, hubungan Ayah dan Ibuku memang ditentang oleh pihak ayahku. Alasannya adalah karena ibuku adalah seorang kaum menengah dan yatim piatu. Aku bahkan tak bisa menggunakan marga Ayahku karena aku dianggap tidak pantas. Itulah kenapa nama margaku (L/N), nama akhiran Ibuku.

Sejak kecil aku hanya akrab dengan adikku, yang juga bernasib sama sepertiku. Hubungannya ditentang, Ibu kami meninggal saat kami lahir, dan juga kami sama-sama tidak dicintai oleh Ayah kami.

Sementara adikku terus berusaha menarik perhatian Ayah, aku memilih menjauh. Bahkan aku memutuskan keluar dari Mansion terkutuk itu ketika beranjak kelas 3 SMA. Menyewa apartemen kecil dan bekerja paruh waktu di cafe maupun di toko buku. terkadang menjadi pengantar paket untuk membiayai kebutuhan hidupku.

Namun hubunganku dengan adikku tetap terjalin dengan baik. Dia terkadang main ke tempatku sambil terus menceritakan tentang usahanya menarik perhatian ayah.

Terkadang aku hanya merasa miris. Ayah dan keluarganya hanya menyayangi putri kedua yang terlahir dari istri pertama. Dia lebih beruntung karena Ibunya adalah seorang bangsawan dan juga karena sifat cerianya, ia dapat melelehkan hati es milik ayah dan membuatnya diperlakukan bagaikan seorang putri raja

Sampai akhirnya kasus itu menjeratku, membuatku benar-benar dibuang. Adikku tak bisa bertemu denganku bahkan aku tak pernah melihat ayahku lagi. Itulah penyesalanku sekarang....

"Hei!!! (Y/N)!!" Suara itu menyadarkanku dari pikiran masa laluku.

Aku melihat seorang anak kecil berambut cokelat muda dan mata biru. Uhhh.... Imutnya!

"Tae Yon!" Seruku sembari memeluknya.

"Oh ya, (Y/N), temanmu, Rina sudah sadar!"

Rina, nama samaran untuk Yona dari Hak. Aku segera berlari menemuinya, saat melihat Yona, tampaknya ia sudah tenang. Aku sangat bersyukur.

My New Life in Akatsuki no Yona World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang