Chapter 11 S2
Chapter 24Keesokan harinya, kami semua bergabung ke sebuah tempat hiburan di Shisen ini.
Awalnya Yoon protes melihat pakaian Yona yang memang sangat terbuka, namun, akhirnya menyerah pada kekeraskepalaan Yona. Aku sendiri tadinya berniat menjadi penari, namun ditolak oleh Yoon dan yang lainnya, membuatku di posisiku sekarang, mojok di sudut ruangan bersama Hak di sebelahku.
"Kenapa?" Tanyanya.
Aku yang masih marah pun mengalihkan pandangan. "Tidak ada!"
Bisa kudengar helaan nafasnya, lalu tangan besarnya tiba-tiba menggenggam tanganku, membuatku tersentak.
"Ada apa?" Tanyaku pelan.
"Ada apa? Akhir-akhir ini kau jadi banyak diam," tanyanya dengan serius. Wajahku makin terasa memanas.
Ugh!
"I-itu karena---"
"Hmm?"
Kau. Aku ingin sekali menjawabnya. Tapi, sayang aku tidak bisa... Aku harus melupakan perasaan ini karena Hak akan berakhir bersama Yona, tapi jika begini terus... Bagaimana aku bisa melupakan perasaan ini?
"Hak.... Kau licik...."
"Eh? Aku licik? Licik apa?"
Aku merasa kepalaku mulai mengeluarkan asap saking panasnya, apalagi melihat Hak yang tengah menatap polos ke arahku.
"T-t---tidak apa!" Seruku lalu menyentakkan tanganku dan menjauhinya. Huft.... Berada di dekatnya sungguh tidak baik.... Jantungku serasa ingin meledak.
Aku lalu melihat kearah panggung, Yona tampak begitu cantik... Tak heran Hak begitu mencintainya...
Aku menggeleng-gelengkan kepala dengan kuat-kuat. Aku tak boleh memikirkannya. Ada banyak hal yang jauh lebih penting dari kisah cintaku yang kurasa takkan pernah terbalas ini.
Ada banyak orang di Shisen yang menjadi pecandu Nadai, dan di tempat ini, aku merasakannya. Tatapan yang penuh dengan ketidakwarasan dari mereka yang sedang memperhatikan tarian Yona.
Aku langsung merinding melihat tatapan-tatapan buas itu. Tiba-tiba saja, terdengar keributan. Seorang pecandu memukul seorang gadis berambut hitam panjang hingga gadis itu mimisan. Sial, itu Lily!
Di saat laki-laki gila itu mengayunkan botol yang dipecahkan ke arah Lily, secara bersamaan, aku dan Yona menendang laki-laki itu. Syukurlah, tendangan yang diajarkan oleh Mun Dok masih kuingat! Laki-laki itu langsung jatuh tersungkur dan Yona pun menghampiri Lily. Sementara aku menatap tajam laki-laki itu, yang menatap horror padaku.
"MENJAUHHH!!! MENJAUHHHH!!!" Jeritnya bagai orang gila.
Aku pun menoleh dan langsung tersentak ke arah Yona yang tengah ditahan oleh dua pecandu lainnya, sementara Lily tampak shock sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Aku lengah saat laki-laki yang tadi kutendang bersama Yona, mengambil kembali botol sake yang pecah itu. Ia melukai pengunjung lainnya membuat situasi makin kacau. Laki-laki itu pun menoleh ke arah Lily sembari menyeringai, lalu mengayunkan kembali botol itu kepada Lily.
"Lari!!!" Jerit Yona yang masih ditahan.
Aku segera menghampiri Lily, namun aku terlambat."BERHENTI!!!" Teriak Zeno sambil meloncat ke arah bahu laki-laki pecandu itu untuk menahannya.
"Larilah, Oujo---" Ucapan Zeno terpotong saat ia terlempar oleh laki-laki pecandu itu lalu tertabrak meja.
"Zeno!" Panggilku panik, apalagi ketika laki-laki itu hendak memukul Lily lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life in Akatsuki no Yona World!
Fanfiction"Apapun yang terjadi, aku harus melindungi Yona!" (Y/N), seorang otaku akut itu mengalami kesialan bertubi-tubi yang berujung ia menjadi korban pembunuhan di kampusnya. Harusnya ia meninggal, namun apa jadinya jika ia malah terbangun di dunia anime...