3. Jadi Setan

1.1K 162 17
                                    

Libra cuma bercanda.

Itulah yang Naira katakan pada Arzaki dan teman-temannya. Ia merasa akan terjadi situasi buruk jika mereka tahu Kelly sudah memutus hubungannya dengan Libra. Apalagi apa yang dikatakan cowok judes itu ada benarnya. Maka seperti biasa, Naira meminta Arzaki untuk tak perlu menggubrisnya.

"Kirain lo udah beneran akur sama kakak ipar," ucap Disty pada jam istirahat pertama. "Ternyata masih sama aja."

Salsa tertawa. "Gue rasa, cowok galak bin kasar kayak Libra selamanya nggak bakal akur sama cewek lemes pecinta pink kayak Naira." Ia menyibak rambut panjang tergerainya lalu menepuk punggung Naira di sebelah. "Menurut lo gimana, Nai?"

Hanya helaan napas yang Salsa terima sebagai jawaban. Naira terlalu malas memikirkan tingkah Libra yang sepertinya akan semakin parah bila ditanggapi. "Omong-omong Lian ke mana?" katanya, mengalihkan.

"Ke mana lagi? Pasti sama Bima lah. Tuh!" Disty menunjuk meja kantin paling pojok di mana teman mereka sedang berduaan dengan Bima, pacarnya yang sekelas dengan Arzaki.

"Nanti malem Ludyzacho bakal manggung lagi," kembali Naira berkata. "Arzaki minta gue buat datang. Kayaknya dia bener-bener berharap deh kali ini. Udah nggak kehitung berapa kali gue bilang nggak bisa. Gue sendiri nggak enak harus nolak terus-terusan."

"Ya lo tinggal datang. Manggungnya masih sekitaran sini aja, kan?" Disty menyahut ringan.

"Lo sendiri tahu Bunda nggak ngebolehin gue keluar malam," tukas Naira. "Apalagi semenjak Bunda ngerti gue udah punya pacar, rasanya peraturan gue di rumah makin ketat aja."

"Tapi Nyokap lo udah kenal Arzaki, kan?" sembari mengaduk kuah sotonya Salsa bertanya.

"Ya pasti udah lah," jawab Naira. "Arzaki kan udah sering jemput gue ke rumah. Bunda sih kayaknya suka-suka aja sama Arzaki. Paling nggak dibanding Libra, Bunda lebih bersikap ramah sama dia. Tapi tetep aja kalau urusan pacaran dan band Bunda masih keras. Kalau aja bukan Lukas yang nyamperin, mungkin gue nggak bisa lagi ikut mereka latihan band di Holly."

"Ya mau gimana lagi?" Salsa mengangkat bahu. "Kayaknya lo sama Arzaki juga jadi jarang ketemu selain di sekolah semakin ke sini. Pulang bareng aja jadi jarang kan, gara-gara kelas IPA pulangnya sering sorean?"

Naira tak menyangkal. Benar kata Salsa jika semenjak naik kelas 12 mereka tak lagi sering jalan bareng sepulang sekolah. Selain faktor kesibukan jurusan, popularitas Ludyzacho yang meningkat juga jadi sebab Naira tak bisa sering jalan dengan Zaki. Tak heran Zaki suka meminta Naira menghadiri acaranya agar mereka bisa lebih sering bertemu. Namun bukan berarti hubungan mereka jadi renggang. Hubungan keduanya tetap berjalan dengan baik seperti sebelumnya.

***

"Males, ah!" Kelly menolak ajakan adiknya tanpa pikir panjang. "Kamu nggak lihat kerjaan Mbak segini banyak? Mbak belum nyelesain proposal sama makalah yang mesti diserahin besok. Daripada nongkrong di kafe, mending kamu bantuin Mbak ngetik aja gih."

"Ya ampun, Mbak. Plis... kali ini aja, Mbak," Naira memohon. "Cuma sebentar, kok. Janji! Udah lama kan kita nggak makan malem di luar? Kak Sari juga pasti ada di sana, kan?"

"Sari lagi jagain neneknya yang sakit. Dia udah dua hari cuti jadi manajer band mereka," tanggap Kelly seraya menarik laptopnya lebih dekat. Ia sudah berkutat dengan benda itu di kamarnya semenjak pulang kuliah.

"Tapi Nai beneran pengen pergi, Mbak," Naira membujuk. "Kalau gitu bantuin aku minta ijin sama Bunda aja, deh. Ya, Mbak?"

Kelly membuang napas sebal. Tangannya berhenti mengetik sejenak lalu ditatapnya sang adik kesal. "Ya udah," ucapnya galak. "Mbak tetap nggak bisa ikut pergi, tapi Mbak bakalan bantu kamu ngomong ke Bunda biar diijinin keluar."

Princess Pink's BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang