20 menit sebelumnya....
"Arzaki, gimana?" angkat Naira pada ponselnya yang bergetar.
"Aduuh, Arzaki aja sih yang diingat-ingat. Kalau ngangkat telpon lihat juga dong siapa yang muncul di layar," ledek seseorang setelah puas menertawakan respons cepat Naira.
"Ya ampun, Kei, gue kira lo Arzaki. Sori-sori," sahut Naira kemudian sambil menjatuhkan badannya ke kursi di depan cermin. Kaki dan tangannya sampai terasa lemas karena kekalutan yang dialaminya.
Sekali lagi Keira tertawa. "Kenapa? Lagi kangen, ya?"
"Nggak, bukannya gitu. Gue lagi nunggu kabar dari dia dari tadi," jelas Naira dengan nada lelah.
"Loh, bukannya bentar lagi kalian mau tampil bareng, ya? Kenapa malah nungguin kabarnya coba?" tanya Keira dengan nada heran.
"Iya, harusnya sih emang gitu. Tapi kami lagi ada kendala sekarang. Ada kejadian buruk yang menimpa Libra di perjalanan. Sekarang Arzaki, Mbak Kelly sama Dylan lagi jemput dia ke sana. Gue beneran khawatir mikirin mereka. Mikirin nasib gue di sini juga," ujar Naira tanpa bisa menyembunyikan keresahannya. "Ngomong-ngomong kok lo tahu kalau bentar lagi gue mau tampil?"
"Ya iyalah. Kabar soal lo mau gantiin Ludyzacho di acara Bunga Bangsa rame dibicarain di sekolah gue. Anak-anak jadi pada penasaran setelah lihat video lo yang muncul di acara battle SMA Global," terang Keira penuh semangat. "Dan coba tebak, Nai! Sekarang gue juga udah ada di Bunga Bangsa loh buat dukung lo. Gue ajak Zein, Alvin, Oki, terus temen-temen sekelas lainnya juga biar tambah rame."
"Wah, serius lo, Kei?" kaget Naira sampai punggungnya menegak. Setahunya Keira jarang melegakan waktu untuk main usai jam sekolah. Ia lebih suka belajar atau berkaraoke di rumah jika Zein tak mengajaknya jalan.
"Iya serius, dong. Demi lo gue bela-belain, deh. Zein sama yang lain kayaknya juga seneng tuh pas gue ajak ke sini buat nyemangatin lo."
"Wakh, makasih kalau gitu. Emang deh lo yang terbaik!" puji Naira dengan perasaan menghangat. "Eh, bentar, bentar! Bentar dulu, Kei!" serunya kala sadar Keira hendak menutup telepon.
"Ya, ada apa, Nai? Gue lagi ada di depan toilet nih, nganterin Milli pipis. Kayaknya bentar lagi dia udah mau selesai," jawab Keira, tampaknya sambil celingak-celinguk karena suaranya tak sestabil sebelumnya. "Kalau udah ke depan panggung gue nggak bakalan bisa telpon lo lagi. Soalnya bising banget sih di sana."
"Iya, gue ngerti," sahut Naira. "Barusan lo bilang lo lagi di Bunga Bangsa, kan?"
"Iya," jawab Keira walau nadanya seperti bertanya.
"Akh, kebetulan banget! Gue... gue butuh bantuan lo, Kei."
"Hah? Bantuan apa?" tanya Keira bingung.
"Arzaki, barusan Arzaki minta gue buat ngulur waktu penampilan Mozaik Day sampai dia dan yang lain datang. Jadi kebetulan banget lo datang ke sini. Lo bisa kan, ajak Zein, Oki, sama Alvin ke ruang make up di back stage sekarang juga?"
"Hah? Ke back stage?" heran Keira. "Ngapain lo minta gue sama Zein ke sana?"
"Entar gue jelasin lagi di sini. Pokoknya sekarang juga lo buruan ajak Zein, Oki, sama Alvin ke sini ya, Kei? Plis...," mohon Naira dengan panik.
"Iya tapi kenapa dulu, Nai? Paling nggak lo jelasin sedikit sama gue kenapa gue mesti ajak mereka ke sana," desak Keira, mendadak bersuara gugup.
"Lo mesti bantu gue ngulur waktu pentas. Jam 4 tepat masih 18 menit lagi. Jadi tolong lo ke sini buat siap-siap tampil nemenin gue sampai Arzaki kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...