"Hari ini ulang tahunnya Salsa," Naira memberitahu Zaki. "Nanti sore jam 5, anak-anak sekelas diundang buat ngerayain di rumahnya. Aku nggak tahu kalau Salsa mau ngadain acara. Dia ngomongnya aja mendadak, tadi pas istirahat pertama. Katanya sih bukan pesta besar, cuma acara selamatan aja. Untung aku sama Lian udah nyiapin kado dari kemarin-kemarin."
"Aduuh," Zaki mendesah lemah. "Jam setengah 5 sore aku udah harus berangkat ke tempat Lukas. Ludyzacho ada jadwal manggung di kafe Biru Laut," ujarnya, bingung. "Yang punya kafe kenal Kak Mel. Kayaknya nggak enak kalau aku absen. Padahal jatah kami tampil paling nggak sampai jam 8 malem."
"Ngapain absen segala? Emang Ludyzacho bisa manggung tanpa kamu?" Naira menatap Zaki tak mengerti.
"Aku kan juga harus nemenin kamu ke ulang tahun Salsa."
"Nggak usah, Arzaki. Kamu lebih baik pergi aja," tolak Naira lembut. "Dylan sama Choki yang sekelas sama Salsa aja minta maaf karena nggak bisa hadir. Masa kamu malah mau ijin, sih?"
“Terus kamu perginya gimana? Siapa yang mau nganterin? Lian pasti sama Bima, kan? Disty juga sama cowoknya?" Zaki menatap Naira tak enak. Baru juga kemarin ia bertekad bisa diandalkan untuk Naira. Tapi belum-belum sudah tabrakan jadwal begini.
"Tenang aja. Nanti biar aku nyari barengan teman sekelas yang lain," Naira menjawab yakin agar Zaki tak khawatir.
"Teman sekelas yang lain?" alis Zaki menaut. "Libra, maksud kamu?"
“Ya bukan lah, Arzaki. Emang aku gila apa?" jawab Naira, agak kesal. "Aku mau coba tanya Tomo. Dia anak komplek sebelah. Kayaknya dia nggak bakal bawa cewek karena ke mana-mana sama Husni. Jadi berangkat sama pulangnya aku bareng dia aja. Nggak apa-apa, kan?"
"Tomo anaknya yang mana sih? Ganteng nggak?"
Sudah hampir jengkel Naira jadi tertawa. "Masih gantengan kamu ke mana-mana, oke?" ujarnya sambil menatap geli Zaki. "Ya kalaupun Tomo ganteng aku juga nggak bakalan terpesona kali. Emang ada yang lebih keren dari gitaris Ludyzacho?"
“Ada," jawab Zaki membuat Naira nyaris melongo ke arahnya. Tidak biasanya Zaki mau memuji cowok selain dirinya sendiri. "Namanya Arzaki Van Java."
"Aah, orang itu. Bener, aku juga tahu dia," Naira menanggapi hingga keduanya berakhir tertawa.
Jadi begitulah, setelah melewati perdebatan kecil akhirnya Zaki merelakan Naira pergi dengan cowok teman sekelasnya. Tomo yang tadinya bingung mencari gandengan merasa senang Naira meminta pergi dengannya. Sebab Husni sudah mengajak gebetan barunya yang merupakan murid sekolah lain. Saat Naira datang Tomo sedang kesal pada Husni. Ia bilang merasa dikhianati karena Husni membuatnya kelihatan jomblo sendiri.
Acara di rumah Salsa berlangsung cukup menyenangkan. Anak-anak 12 Bahasa 3 berkumpul dan bercanda ria walaupun suasana sempat agak heboh sejak kehadiran Libra. Cowok judes itu jarang-jarang mau datang ke acara ulang tahun teman sekelas. Bahkan setelah dua tahun menghuni kelas yang sama dengan mereka baru kali ini ia menampakkan hidung di acara serupa. Namun kehebohan tak berlangsung lama karena perilaku Libra sama saja seperti di sekolah. Ia cuma duduk di dekat jendela lalu menyibukkan diri dengan permainan ponselnya. Nyaris sama sekali tak bicara.
Setelah acara potong kue Salsa mengajak Naira dan yang lain kembali menikmati acara. Orangtua Salsa telah menyediakan berbagai makanan di meja besar sehingga anak-anak tak boleh pulang sebelum menghabiskannya. Semua pun tampak berbahagia sampai kemudian ponsel Tomo berbunyi.
Ia mendapat kabar bahwa adik perempuannya yang masih SMP mengalami kecelakaan. Adiknya baru saja pulang dari les Bahasa Inggris bersama dua orang temannya, tertabrak waktu hendak menyeberang jalan. Dengan amat menyesal Tomo tak bisa mengantar Naira pulang. Ia akan langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan adiknya. Orangtua Tomo sendiri sedang dalam perjalanan ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...