"Wah, udah bisa nonjok dia sekarang," Zein menyeringai, mengabaikan pipinya yang sudah kena hantam. "Gue kira beraninya merintah orang doang."
"Tutup mulut lo!" dengan jengkel Rafael kembali melancarkan tinjunya. Namun kali ini Zein sudah sigap menghindar. Justru Rafael lah yang jatuh karena Zein menyerang dua kali perutnya dengan lutut.
"Lo berdua ngapain malah nonton gue?" sembari menunggu Rafael bangun Zein menegur dua temannya. "Tolongin tuh temen Naira," tunjuknya ke arah mobil-mobil dengan sorot mata.
"Ckk, paling males gue lihat manusia nyali keroyokan," Alvin meremas-remas kesepuluh jemarinya melihat 7 anak SMA Global mengerubungi Libra. "Lo udah siap, Ki?"
"Ayo," jawab Oki seraya meloncat lebih dulu. "Hei, bagi-bagi dong kalau mau berantem!" serunya pada cowok-cowok berjaket hitam itu. "Masa jumlah segitu banyak yang diserang satu biji doang?" ucapnya begitu kesemuanya menoleh.
"Siapa lo?" seorang yang memiliki dua tindik di sebelah telinga bagian kiri menyahut. Matanya yang coklat mendelik pada Oki. "Berani banget lo nantangin gue. Udah ngebet mati, ha?"
"Ya ampun, lo lagi diajak kenalan apa?" dari belakang Alvin melompat ke sebelah Oki. "Mending kalau yang nanya cewek bohai. Lah ini apaan coba, Ki?" kelakarnya membuat Oki terkekeh pelan.
"Bangsat!" cowok itu melepas kerah Libra lantas langsung menerjang Alvin.
"Woi, santai, bro!" Alvin yang hampir kena tendangannya berkelit ke samping sambil cekikikan. "Sensi amat ah jadi orang."
Dukkkk!
Sebuah bogeman dilayangkan ke rahang Alvin namun Oki sudah lebih dulu menjegal kaki anak bertindik itu. Melihat teman mereka diperlakukan begitu sudah barang pasti 6 anak SMA Global lain langsung maju. Mereka meninggalkan Libra terdampar di dekat salah satu mobil kemudian ramai-ramai menyerbu Alvin.
"Sebentar," Oki melintangkan kaki, menghadang mereka. "Gue juga nggak keberatan kok kalian hajar. Ayo, siapa maju lawan gue? Udah lumayan lama nih nggak ngelemesin tangan."
"Bacot!" anak-anak itu mengumpat kasar.
Maka tak bisa lagi dicegah, pertempuran sengit pun terjadi di antara dua pihak. Empat dari anak SMA Global menyerang Oki sementara dua lainnya melancarkan berbagai tendangan pada Alvin. Tak jauh dari mereka di sisi kiri, Zein juga masih beradu jotos dengan Rafael. Tampaknya situasi panas penuh aksi benar-benar tengah terjadi.
Kaki Naira hampir ambruk menopang badannya sendiri. Tak pernah terbayang sebelumnya ia akan berada di lokasi mirip perang seperti ini, lebih-lebih terlibat di dalamnya. Naira ketakutan. Ia sampai lupa caranya berjalan saking mencekamnya perkelahian yang terjadi di sekelilingnya.
"Nai!" sebuah tepukan keras membuat Naira melonjak, nyaris pingsan karena kaget. "Ayo, pergi dari sini!"
Keira, dengan raut serius menarik lengan sepupunya dari tempat itu. Naira yang terlalu syok menurut saja ke mana pun ia dibawa. "Akh!" ia menjerit saat seorang anak SMA Global yang menjadi lawan Oki terlempar ke arahnya.
"Lewat sini!" buru-buru Keira membelokkan Naira ke sisi lain untuk menghindari mereka. Keira pun terlihat ketakutan. Namun agaknya ia lebih bisa mengatur kepanikannya dibanding Naira.
"K-kei!" sontak Naira berseru kala Keira hendak mengajaknya menyeberang jalan. "Itu... Libra. Ki-kita harus bawa dia," tunjuknya ke tempat di mana orang yang disebut terduduk memegangi perutnya.
Keira melihat berkeliling sebelum memutuskan harus berbuat apa. Tempat Libra berada tak jauh dari lokasi Alvin bertempur melawan tiga orang. Sejenak Keira berpikir dan akhirnya ia menuntun Naira ke arah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...