***Another Way To be Boyfriend***
"Lo yang bayarin gue, kan?"
Naira meletakkan buku menu yang sedang dipegangnya lantas menyorot Libra aneh. "Ayah lo kan orang kaya. Gimana bisa lo malah minta traktir gue yang biasa-biasa aja?"
"Kaya atau biasa, tetap aja lo udah minta bantuan gue," jawab Libra acuh tak acuh. "Lo nraktir gue sekarang, atau mulai besok lo bisa panggil gue pacar."
"Haish," Naira menghentakkan kakinya di bawah meja. "Oke," katanya mengalah. "Tapi jangan pesan banyak-banyak, ya? Jangan pilih yang mahal-mahal juga."
"Gue cuma mau milk shake coklat cappucino, hot chicken crispy, banana roll, stik kentang keju. Oh iya, sama spaghetti andalan sini juga boleh. Terus..."
"Kalau gitu saya air putih aja, Mas," potong Naira sebelum pelayan kafe mencatat semua pesanan Libra. Bisa-bisa uang di dompetnya tak mencukupi kalau ia tak lekas menghentikannya. Isi kocek Naira tak seberapa. Awas saja nanti. Ia akan mengadu pada Kelly atas ulahnya.
"Kakak ipar," panggil Naira sementara menunggu Ludyzacho tampil sekaligus menanti pesanan mereka diantar.
"Gue udah resmi putus sama kakak lo kalau lo lupa," sela Libra tanpa berpaling dari ponselnya.
"Emang udah sama sekali nggak ada niat buat balikan apa?“ Naira menyangga dagu dengan dua punggung tangan. "Gue beneran berharap kalian berdua masih terus pacaran. Ah, lo tinggal bilang ke gue kalau tiba-tiba berubah pikiran. Gue bakal bantu sekuat tenaga demi bikin lo sama Mbak Kelly balikan. "
"Nggak bakal," sahut Libra tanpa perlu pertimbangan.
"Loh, kenapa?"
"Nggak ada yang kakak lo sukai kecuali itu mantan."
"Yah," Naira melepas tumpuan tangannya dengan kecewa. "Jadi segitu aja perasaan lo buat Mbak Kelly? Di mana keras kepala dan pantang menyerah lo kayak pas pedekate dulu? Masa gitu aja nyerah, sih?"
Libra membuang perhatiannya dari layar lantas menatap Naira bengis. "Gue suka Kelly karena dia hebat dan sikapnya menantang. Bukannya udah gue bilang?" katanya setengah menggeram. "Gue cuma kagum sama dia. Titik!"
"Tapi lo..."
"Kayaknya asik aja pacaran sama cewek sangar kayak kakak lo. Jadi gue kejar dia, gue turutin semua perintahnya, gue ganggu hari-harinya, sampai gue berhasil jadi pacarnya." Santai tapi dengan raut masam Libra bercerita. "Kalau dia minta putus ya udah gue iyain aja. Toh, gue juga udah ngerasa ada bosan-bosannya. Nggak ada untungnya juga gue terus macarin dia, kan? Masalah?"
Bibir Naira berkomat-kamit menggumamkan berbagai umpatan. Kewarasan Libra memang tak bisa dipahami ada di mana.
Prokk. Prokk. Prokk.
Tepukan meriah dan sorakan yang memenuhi seluruh kafe membuat Naira refleks melongok sekitar untuk mencari tahu ada apa. Rupanya Zaki dan yang lain sudah naik ke tempat pentas.
"Selamat malam, Shanza dan hadirin semua!" sapa Lukas dengan suara manly-nya yang manis membuat pengunjung cewek makin ramai jejeritan.
"Selamat malam juga buat Ludyzachoners yang udah bela-belain datang buat dukung kami dan ngeramein Shanza tentunya." Cowok bermata elang itu menambahkan. "Moga malam ini jadi malam yang indah buat kalian."
Naira ikut bertepuk tangan saat dua tiga cewek menyerukan nama Lukas lantang sementara yang lain hanya berteriak-teriak girang.
“Ya ampun, Lukas kalau udah di panggung emang keren banget! Lian harusnya nonton, nih!" pekik Naira. Sekali lagi ia bertepuk tangan begitu musik menggebrak Ludyzacho mainkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...