Segala yang terjadi di pesta tak lagi mengesankan di mata Zaki. Ia hanya masih tak habis pikir mengapa Naira menolak ajakannya dan malah memilih pergi dengan Choki. Mungkin masih bisa dimengerti apabila yang menjadi pasangannya Libra atau Oki, cowok yang diketahui sedang dekat dengannya. Tapi bagaimana bisa dengan Choki? Mengherankannya lagi, Choki juga tak bilang apa-apa pada Zaki soal ini.
"Zak," Kimmy yang bisa membaca segala kerumitan di wajah Zaki menyenggolnya. "Lo jangan pasang muka kayak gitu, dong."
"Gue cuma nggak tahu lelucon apa lagi ini," Zaki berusaha tersenyum tapi tak bisa. Untunglah Celia dan dua temannya telah pergi karena dipanggil orangtua Sari. "Bisa-bisanya dia ngelakuin hal kayak gini ke gue. Apa dia pikir ini lucu?"
"Ya tapi jangan keluarin emosi lo di sini juga," Kimmy mencengkeram pundaknya. "Lo kan bisa cari tahu dulu apa yang terjadi. Nggak asik banget kalau lo sampai ngamuk-ngamuk di acara ulang tahun orang."
"Yah, lo bener, Kim," sahut Zaki dengan muram. "Bisa jadi gue cuma salah paham. Choki pasti punya penjelasan soal ini," ia menghirup napas beberapa kali, lalu membuangnya perlahan ke udara.
"Nah, gitu dong." Kimmy tersenyum kecil melihat sahabatnya mulai bisa menenangkan diri. Ia lalu menoleh ke suatu arah, dan langsung memergoki Naira sedang memperhatikan dirinya juga Zaki. Sesaat alis Kimmy menyatu sebelum kemudian ia melebarkan senyumnya.
***
"Kimmy oke banget deh, Zak. Sebagai cewek dia perfect abis nggak, sih?" bisik Alin yang berdiri di samping Zaki menjelang acara tiup lilin. "Yakin lo berdua cuma sahabatan? Kalian serasi banget, lho. Kenapa nggak jadian aja?"
"Ya kali. Dia itu sahabat gue, Lin. Nggak ada lah pikiran kayak gitu," balas Zaki bosan. "Ngomong-ngomong Dylan nggak bilang sama lo kenapa Choki bisa datang sama Naira?"
"Nah, penasaran juga kan lo?" Alin langsung cekikikan. Tampaknya ia sudah bisa menebak jika sikap acuh tak acuh Zaki tak akan bertahan lama. "Gue sama Dylan aja kaget waktu pertama lihat mereka datang. Waktu gue tanyain sih, Choki cuma bilang kalau dia nggak ada rencana pergi sama Naira. Mereka tiba-tiba bisa barengan aja. Makanya gue sama Lukas ketawa-tawa, bayangin reaksi lo bakal gimana."
Percakapan keduanya terhenti karena lilin sudah dinyalakan. Semua orang serempak mengeremuni Sari. Dalam sekejap lagu Potong Kue segera mengalun riang memenuhi tempat pesta. Riuh tepuk tangan kemudian menyusul begitu Sari meniup api lilinnya. Ia tampak sangat bergembira. Apalagi saat menyerahkan potongan kue pertama pada ibunya.
"Zak," panggil Choki di antara dentum musik disko yang diputar kencang. Setelah acara tiup lilin, semua orang kembali menikmati makanan sembari berjoget-joget. Bahkan ada beberapa pasangan yang berdansa mengikuti alunan lagu.
"Lo nggak pengen ngajak gue ngobrol apa? Atau pengen nonjok kali aja," cengir Choki begitu Zaki menoleh untuk memenuhi panggilannya.
"Gue udah denger dari Alin semuanya," jawab Zaki, meneguk gelas sodanya yang entah ke berapa. "Jadi lo nggak perlu jelasin panjang lebar karena gue udah tahu kurang lebih intinya apa."
"Serius, nih?" Choki memandang Zaki dengan seksama. Agaknya ia sedang coba membaca apa yang ada di pikiran temannya saat ini.
"Tapi lo emang berhasil bikin gue kaget tadi," Zaki lalu mengaku. "Gue pikir gue salah lihat atau apa."
Choki tertawa ringan. "Sori ya," ucapnya kemudian. "Tapi serius, gue nggak ada rencana sama sekali datang sama Princess Pink hari ini. Gue sendiri bingung pas tadi siang dia nanyain gue mau ke pesta Kak Sari sama siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Roman pour Adolescents[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...