Up lebih cepat nih. Makasih buat pembaca yang udah ngasih bintang tiap baca juga nggak sungkan ninggalin komentar. Antusiasme kalian sangat membantuku dalam menulis, lho. Lebih memotivasi untuk cepet ngelarin cerita juga 😆😆
— Another Way To Be Boyfriend —
"Keira udah lihat video rekaman kita yang gue kirim barusan. Dia bilang lo keren banget ngerap-nya," ujar Naira sembari menemani Libra mengunci pintu studio pribadinya. Mereka baru saja bermain musik di Holly setelah sebelumnya Ayah Libra mengajak keduanya makan, sebagai ganti hari ulang tahun Naira yang Rabu lalu terpaksa ditunda. "Gimana kalau kapan-kapan kita ngajak Keira ke sini? Suaranya oke juga kalau lo belum tahu.""Nggak sembarangan orang boleh masuk tempat penting gue," sahut Libra, tak berminat.
"Ya tapi kan nggak ada salahnya dicoba. Lo nggak bakalan nyesel main bareng Keira. Gue jamin, Lib," bujuk Naira walau tak berharap banyak akan disetujui olehnya. "Lo pernah nonton video pensi anak SMA Pahlawan yang taun lalu sempat viral di sosmed nggak? Cewek nyanyi lagu rock yang rambutnya merah terus cantik banget itu, lho! Dia kan Keira!"
"Oh," tanggap Libra praktis.
"Kalau gue suka gaya pakai rambut pirang, Kei punya wig warna merah di rumahnya. Ngerock abis, deh. Bisa mirip kayak rambut beneran," cerita Naira biar Libra tak terlalu menggubrisnya. "Ngomong-ngomong jamnya keren banget. Gue pakai terus loh dari kemarin," ujarnya seraya menunjukkan pergelangan tangan sebelah kiri. Sebuah jam tangan warna hitam metalik terpasang manis di sana. "Saran gue sih, lo kalau mau ngasih orang sesuatu jangan asal lempar gitu dong. Apalagi barang jenis kayak gini. Untung aja nggak rusak. Kalau sampai pecah kan sayang."
"Hm," Libra hanya menjawab begitu waktu Naira menatapnya sambil nyengir. Ia bahkan terkesan melengos. Tapi Naira tahu bahwa cowok itu sebenarnya sedang menyembunyikan senyum darinya. Dalam beberapa hal Libra memang bertingkah seperti cowok pemalu.
"Gue pulang dulu ya, Lib. Lo nggak perlu ngantar, nggak apa-apa. Nanti tolong pamitin aja sama ayah lo kalau dia udah selesai ketemu kliennya," ucap Naira ketika keduanya menyusuri lorong Holly yang menghubungkan studio musik dengan tempat bermain game online.
"Tunggu di depan. Gue ambil kunci motor dulu di ruangan bokap," namun Libra malah berkata seperti itu. Agaknya ia memang sudah berniat mengantar Naira pulang sejak awal.
"Tapi kan.... Yah, terserah lo, deh," gumam Naira daripada terjadi perdebatan. Lagipula Libra juga sudah berbalik menuju ruang kerja ayahnya yang beda jalur dengan jalan keluar gedung. Tampaknya cowok itu meninggalkan kontak motor di ruang kerja ayahnya saat memberitahu bahwa ia sudah membawa Naira untuk diajaknya makan.
Sembari melanjutkan langkahnya seorang diri, Naira bersenandung kecil. Sebentar lagi hari akan gelap, jadi mungkin memang lebih baik ia diantar Libra daripada membuat Bunda cemas. Libra pasti juga merasa bertanggungjawab karena sudah meminta ijin Bunda untuk mengajak Naira pergi dengan ayahnya.
Bukkk!
Suara benturan itu mendadak terdengar kala Naira menapaki teras samping gedung. Seketika ia menghentikan langkah dan senandungnya, lalu memasang telinga lebih tajam. Matanya mengedar mengawasi keadaan sekitar.
Bukkk!
Suara yang sama terdengar lagi, bahkan bercampur deru napas yang sarat akan emosi. Perasaan Naira langsung tak enak. Ia jadi teringat hari dimana ia terjebak di antara perkelahian Zein dan kawan-kawan melawan sekelompok anak SMA Global. Kedengarannya hampir seperti ini.
Hati-hati Naira menuruni teras untuk mencari asal suara. Halaman depan maupun samping gedung Holly tampak sepi karena hari sudah sangat sore. Naira hanya melihat mobil ayah Libra dan sebuah mobil box milik pengelola kantin selain sederet motor pengunjung studio dan pengunjung tempat bermain game. Motor Libra ada di salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...