"Gimana? Udah jadi ketemu sama Naira?" tanya Lukas, sore berikutnya saat bertemu Zaki di Holly.
"Ketemu udah sih," jawab Zaki sambil menjatuhkan badan ke sofa. Dylan dan Choki belum tiba karena ada urusan sebentar dengan wali kelas mereka. "Tapi ada aja gangguannya. Pertama Libra. Kedua Kimmy. Kalau nggak ya ada aja temennya yang manggil dia. Nggak tahu lagi, deh. Gue belum juga dikasih kesempatan buat ngomong sama dia soal acara Kak Sari."
"Apa gue coba minta waktu Naira aja, supaya lo bisa ngobrol sama dia tanpa gangguan orang-orang di sekolah?" tawar Lukas seraya memutar arah topi di kepalanya.
"Nggak perlu lah. Ini kan urusan pribadi gue," Zaki menggeleng, mendesak ranselnya ke ujung sofa yang ia duduki. "Gue cuma heran aja, Kas. Kenapa susah banget ngajak cewek balikan. Rasanya malah kayak lebih susah daripada dulu pas pendekatan."
Lukas tertawa mendengar gerutuannya. "Omong-omong lo nggak lupa kan, kalau Rabu besok Naira juga ulang tahun?"
"Apa?" Zaki yang hampir tiduran sembari menunggu dua rekan lainnya tiba langsung menegakkan badan. "Naira ulang tahun? Serius lo, Kas?"
"Ah, payah lo. Katanya masih sayang tapi hari ulang tahunnya aja masa nggak tahu?" cemooh Lukas. "Gue sih denger dari Kelly tadi pagi pas di kampus. Kebetulan dia lagi ngomongin soal itu sama Sari."
"Bentar, bentar," Zaki bergegas membuka ponselnya lantas memeriksa kalender. "Ya ampun, lo bener! Besok lusa Naira ulang tahun. Ini udah Senin sore dan bisa-bisanya gue baru ngerti."
"Parah lo. Tapi tenang aja, Zak. Kelly bilang Naira nggak bakal ngadain acara kok," sembari memungut gitar dari lantai Lukas menatap Zaki. "Katanya pas ulang tahun ke-17 kemarin udah dirayain agak rame, jadi tahun ini nggak bakal ada apa-apa. Kata Kelly lagi sih, sekalian buat ngehukum Naira karena kemarin-kemarin pulang telat terus."
Zaki mengangguk kecil. Begitu pun kepalanya mulai merancang suatu rencana. Ia merasa harus memberikan kejutan untuk Naira pada hari itu. Siapa tahu setelahnya peluang mereka baikan jadi lebih terbuka.
Dalam sekejap hari Selasa pun tiba. Pagi sejak dari rumah Zaki sudah sibuk memikirkan apa yang sebaiknya ia berikan untuk Naira. Mungkin nanti sepulang sekolah ia bisa mengajak Kimmy atau Dylan untuk membantunya mencari kado yang tepat.
"Arzaki?" panggil Bu Hana sewaktu Zaki melewati jalan samping kantor guru, seusai dari parkiran. "Hari ini kamu sudah dapat ijin dari Pak Kepsek buat nggak ikut pelajaran sampai jam pulang."
"Hah?" Zaki spontan menghentikan langkah di depan Bu Hana mendengar hal itu. "Emang ada apa, Bu?"
"Kita dapat undangan dari SMA Nusantara buat tampil di acara tahunan sekolah itu besok pagi," terang Bu Hana, menatap serius Zaki. "Sebenarnya surat undangannya udah dikirim dari seminggu yang lalu, tapi karena kecerobohan Pak Yono, Ibu baru bisa baca isi surat mereka kemarin sore sebelum pulang."
"Sebentar," Zaki menautkan alisnya. "Coba Bu Hana jelasin secara lebih rinci maksud dari perkataan Ibu barusan. Saya kok nggak paham."
"Oke. Dengarkan baik-baik!" dengan sosoknya yang tegas Bu Hana menepuk keras sebelah punggung Zaki. "Mozaik Day diundang untuk tampil di acara tahunan SMA Nusantara. Jadi hari ini kamu, Dylan, Choki sama Angela gunakan seluruh waktu yang ada buat latihan di ruang musik. Kalau perlu sampai sore karena kesempatan kalian berlatih cuma hari ini. Besok pagi kita mesti sudah berangkat ke sana soalnya. Sampai sini sudah paham belum?"
"Apa?! Besok?" seketika Zaki membelalak ke arah Bu Hana. "Besok... besok Rabu ini maksud Ibu?"
Bu Hana mengangguk tanpa sedikit pun ragu. "Pasti nggak ada masalah, kan? Kamu sama yang lain kan rutin latihan band selain masih kerap manggung. Angela juga aktif di grup paduan suara. Jadi nggak ada alasan buat kalian bilang kesulitan bermain," sergah beliau. "Pilih lagu yang kira-kira bisa kalian hafal dengan cepat aja. Kalau nggak, mungkin kalian bisa memainkan lagu yang pernah kalian bawakan sebelumnya supaya nggak membuang banyak waktu. Kalian berempat kan sudah sering tampil dalam satu tim, jadi Ibu yakin latihan sehari nggak akan jadi kendala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...