Tak bisa dicegah, Zaki langsung kesal gara-gara apa yang ia dengar dari Libra. Tanpa menunggu banyak waktu ia bergegas pergi ke kelas Naira untuk mencari tahu kebenarannya."Kok kamu nggak bilang sih kalau Libra sama Mbak Kelly udah putus?" omelnya begitu menemui cewek itu.
"Eh?" mata Naira membulat. "Kok kamu bisa.... Siapa yang ngasih tahu?"
"Ya ampun, Princess!" Zaki mendesis. "Jadi serius? Mereka beneran udah putus?"
Naira meringis untuk mengurangi ketegangannya. Ia membuka mulut, tapi kemudian ia bingung harus mengatakan apa. Ia kelihatan tak nyaman saat anak-anak di kelasnya mulai tertarik dengan kedatangan Zaki.
"Kenapa?" dengan muka semakin kesal Zaki memandang Naira. "Kenapa kamu nggak ngasih tahu kalau Mbak Kelly sama si iblis itu udah putus?"
"Soalnya..." Naira berusaha tersenyum meski rasanya percuma. "Soalnya anu... aku cuma nggak mau kamu... ehm...," ucapnya tersendat-sendat kebingungan. "Begini lho," ditatapnya balik Zaki yang hampir seperti melototi. Naira menarik napas dalam lalu menjatuhkan kedua bahunya. "Aku minta maaf, Arzaki. Kemarin aku udah mau ngasih tahu sebenarnya, tapi nggak jadi. Aku cuma nggak tahu gimana ngomongnya sama kamu."
"Nggak tahu?" Zaki menautkan alis. "Masa cuma ngomong mereka udah putus aja nggak tahu, sih?"
"Maksudnya bukan gitu..." Naira menunduk, tak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Ia melihat Zaki memasukkan kedua tangannya ke saku. Sebentar-sebentar cowok itu membuang arah.
"Maaf," hanya itu yang bisa Naira ucapkan. Tak ada ide lain. Ia tahu saat ini Zaki sedang marah sekali.
"Harusnya kamu ngasih tahu sejak awal soal ini," dumal cowok itu sebelum akhirnya pergi.
***
"Menurut gue sih wajar kalau Arzaki marah. Gimanapun itu kabar penting, Nai. Coba aja lo balikin posisi. Lo yakin nggak bakal marah misal jadi Arzaki?"
Naira hanya termenung mendengarkan teguran Salsa. Ia meletakkan dagu di meja perpustakaan usai mencari buku untuk tugas Bahasa Indonesia mereka. Seharian ini ia jadi tak bisa fokus gara-gara memikirkan Zaki.
"Selain itu, kemarin kita semua lihat Libra ngomong aneh soal pacar-pacar ke lo. Mana semalam katanya lo pergi ke kafe sama dia pula," ucap Salsa lagi. "Gimanapun Libra itu cowok, Nai. Belum putus dari Mbak Kelly aja dia udah sering bikin Arzaki sebel, jadi lo bisa kira-kira sendiri gimana kesalnya Arzaki tahu Libra udah gagal jadi kakak ipar lo tapi masih manggilin lo pacar. Emang salah lo nggak ngasih tahu beritanya dari awal."
Maka atas saran Salsa, selagi jam istirahat belum selesai Naira bergegas menuju kelas Zaki untuk meminta maaf lagi. Kelas anak itu 12 IPA-1, cukup jauh dari kelas Naira. Namun agaknya emosi cowok itu masih belum mereda. Saat Naira datang tanggapannya tak senang seperti biasa. Ia cuma bilang, "Nggak usah dibahas lagi, deh. Cuma bikin bete." tak heran Naira cepat kembali ke kelas dan justru jadi ikut kesal sendiri.
Esoknya tanggal merah, pagi-pagi Naira mengajak Kelly berolahraga. Ia ingin menyegarkan pikirannya yang suntuk gara-gara terganggu oleh sikap Zaki. Semalam cowok itu tak memberinya kabar sama sekali. Pagi saat bangun Naira juga tak menerima ucapan selamat pagi seperti biasa. Naira sudah coba mengiriminya pesan lebih dulu tapi balasan Zaki pendek sekali. Ya sudah, akhirnya Naira memutuskan untuk membiarkan Zaki dulu sampai kepalanya mendingin sendiri.
"Males, ah. Ngantuk!" tolak Kelly dari ranjangnya. "Tumben ngajak lari pagi segala. Biasanya juga milih molor sampai siang," ucapnya masih dengan mata terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Fiksi Remaja[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...