— video pendek spesial Naira —
***
Hari berganti hari. Waktu pun cepat berlalu. Seiring hal itu Naira dan Zaki juga sudah tidak pernah berbicara lagi. Keduanya menyibukkan diri dengan urusan masing-masing, menghindari segala pertemuan yang ada. Mengesampingkan kandasnya hubungan mereka, sebenarnya tak banyak hal yang berubah. Kecuali soal Zaki yang sejak hari itu jadi tak pernah lagi keluar-masuk 12 Bahasa 3.
Jika ada keperluan, Zaki selalu mengajak bertemu Dylan dan Choki di kantin. Kadang-kadang mereka berkumpul di pinggir lapangan, membicarakan banyak hal. Tak jarang juga Zaki menemui dua anak itu hanya setelah bel berakhirnya pelajaran berdentang.
Aktivitas sehari-hari lain berlaku normal. Zaki tetap berteman baik dengan Kimmy, pun Naira tak bisa melebarkan jarak dari Libra. Apalagi sehubungan tugas kelompok Kesenian yang ada, mereka jadi lebih sering pulang bersama, menimbulkan orang-orang berbagai prasangka.
"Bilangin sama Libra ya, hari ini gue nggak bisa ikut latihan," ucap Disty siang itu, selepas pelajaran Sejarah.
"Emang lo mau ke mana?" dari bangkunya Naira memutar badan ke belakang, meminta Disty penjelasan.
"Gue diajak nyokap ke rumah Eyang. Akhir-akhir ini Eyang mulai sering sakit-sakitan. Kayaknya gue juga bakal nginep di sana kalau bokap pulang kemaleman. Nggak apa-apa kan gue absen sehari?"
"Ya udah," Naira mengangkat ringan bahunya. "Mending entar kita libur latihan aja sekalian. Toh, kita juga udah hampir selesai garap lagunya."
"Serius lo?" Disty mengernyit. Masalahnya mereka baru saja merubah lagu yang akan dibawakan. Judul lagu yang mereka pilih sebelumnya ternyata juga akan dimainkan kelompok Lian.
"Iya yakin, dong." Naira mengangguk-angguk, mencengkeram sandaran bangku.
"Ah, palingan lo cuma nggak mau jadi pulang berdua sama Libra. Pasti lo males digosipin sama anak-anak IPA," ujar Disty curiga. Ia menunjuk-nunjuk hidung Naira dengan pensil di tangannya. "Iya, kan?"
Naira tak membantah. Semenjak ia putus dengan Zaki memang ada saja anak IPA yang bisik-bisik tiap kali melihatnya lewat. Walaupun Naira tahu omongan mereka tidak benar, tapi tetap saja dibicarakan buruk itu rasanya tak mengenakkan.
Cewek-cewek itu bilang Naira mencampakkan Zaki karena sudah berpaling pada Libra. Malah ada yang tak segan melontarkan kata-kata tak pantas kepadanya. Biasanya ucapan kasar itu keluar dari teman-teman Kimmy yang diketuai Cacha. Naira yang sebenarnya tersinggung selalu pura-pura tak mendengar cibiran mereka.
"Hari ini kita nggak ada latihan," Naira menghampiri meja Libra sebelum keluar kelas. Bel pulang telah berbunyi sekitar dua menit yang lalu, bersamaan dengan keluarnya guru Bahasa Jepang dari ruang kelas mereka.
Sebagai tanggapan Libra hanya melirik. Luka-luka dan lebam di wajahnya telah samar, hampir sempurna hilang karena banyak hari sudah berlalu.
"Disty ada acara keluarga, jadi daripada kita cuma latihan berdua mending diliburin aja," ucap Naira lagi. "Kan masih ada beberapa hari sebelum penilaian."
"Lo mau ke mana?" Libra bersuara tepat setelah Naira berbalik badan. Naira yang baru bergerak dua langkah untuk menyusul Salsa dan Lian yang telah menunggunya di muka pintu berhenti.
"Pulang," jawab anak itu pendek, agak heran.
"Gue antar."
Kedua alis Naira terangkat spontan. Apalagi Libra sudah bangkit dari bangkunya. "Ehm, nggak perlu. Nggak usah," tolaknya cepat-cepat. "Gue mau ngebis bareng Lian aja," ujarnya lantas bergegas menuju dua temannya, mengajak mereka keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...