"Gue udah sampai sini, tanggung kalau balik lagi," ujar Libra waktu Naira menyuruhnya pulang.
"Tapi gue nggak mau di sini sama lo. Gue udah capek, mau mandi." Naira menaiki sepedanya dan bersiap pergi.
"Lo nggak boleh pergi karena Kelly udah minta gue ke sini," cegah Libra. Ia membelokkan sepeda Kelly yang dinaiki untuk memblokir jalan Naira. "Gara-gara telepon Kelly, gue udah belain bangun pagi-pagi. Gue udah sempetin ikut sopir nganter Mbok Lastri mumpung belanjanya lewat sini. Enak aja lo mau main pergi. Cari mati, ha?"
"Itu urusan lo sama Mbak Kelly. Gue nggak peduli," Naira berusaha mencari celah untuk melarikan diri, sayangnya Libra sukses mengunci gerak sepeda Naira. "Ayolah, Kakak Ipar, biarin gue pergi. Lagian lo mau ngapain sih sama gue pagi-pagi gini?"
"Berduaan lah. Emang apa lagi?" Libra menyeringai bengis tapi juga ada kilat geli.
"Ih, jangan bikin gue merinding, deh. Pergi sana! Tuh, bawa sepeda Mbak Kelly sekalian ke manapun lo pergi. Tolong jangan ganggu gue lagi, Kakak Ipar. Ya?" alhasil Naira jadi ketakutan sungguhan. Ia tahu benar watak Libra. Cowok keras kepala dan kasar sepertinya paling susah diajak bicara. Lagipula niatnya berolahraga adalah untuk melepas stressnya dari masalah yang cowok itu timbulkan. Kalau begini sama saja malah menambah penderitaan.
"Eh, ketemu Princess Pink!" mendadak ada yang berseru dari belakang Libra.
Naira menoleh pada sang pemanggil. Ternyata Tomo, teman sekelasnya yang tinggal di kompleks sebelah. Ia tampak sedang lari-lari kecil. Ada Husni juga di belakangnya. Kedua anak itu memang sangat akrab, baik di sekolah maupun di sekitar rumah. Husni sering menginap di tempat Tomo karena orangtuanya biasa keluar-masuk kota.
"Wah, sama Libra, ya? Halo, Lib!" Husni yang biar tahu tak pernah ditanggapi Libra tetap menyapa. "Lo ini suka gangguin Princess Pink tapi ke mana-mana gue sering lihat kalian berdua. Jadi gitu cara lo menyambung tali persaudaraan sama Naira?"
Libra melengos sementara Naira cuma terkekeh padanya. Husni yang lemah tapi sering banyak gaya memang tak pernah kapok biarpun sudah berkali-kali ditendang Libra. Selalu saja dia mengajak bicara walaupun yang diajak jelas sebal kepadanya.
"Ya udah, kita lanjut lari dulu, deh." Tomo yang sempat berhenti menepuk bahu Husni. "Sampai ketemu lagi, Princess Pink!"
Naira membalas lambaian tangan dua teman sekelasnya itu lalu berpaling pada Libra. Muka cowok itu tampak lebih jutek dibanding sebelumnya. Ia memang tak mau akrab dengan siapapun di kelas. Terutama pada Husni yang sejak kelas 11 berusaha mengakrabkan diri dengannya.
"Kenapa?" tanya Naira waktu sadar Libra menatapnya seperti benda menjijikkan.
"Bisa-bisanya lo seneng dipanggil Princess Pink," katanya menggerutu.
"Kata siapa gue seneng?" cepat Naira menyahut. "Gue cuma nggak punya pilihan. Awalnya gue juga ngerasa nggak nyaman sebenarnya, tapi...."
"Dih, pink!"
Saat hendak menimpali ejekan Libra tiba-tiba timbul ide di kepala Naira. Libra yang keras dan gampang nonjok sana-sini paling tidak suka dengan citra Naira sebagai cewek kalem pecinta pink. Ia hanya mulai mengganggu Naira semenjak tahu hobi rahasianya. Jika Kelly yang galak, tegas, dan sangar adalah tipe Libra maka jelas Naira adalah kebalikannya.
"Kakak ipar," maka segera Naira menyebut Libra dengan suara yang lembut tiada tara. Tak lupa muka disertai senyum hangat pula. "Tadi katanya ngajak balapan, ya?"
Dalam dua detik serta merta Libra melihat Naira dengan pandangan berbeda. "Ngapain lo ngomong kayak gitu ke gue?"
"Emang ada yang salah, ya?" Naira menyisipkan rambut sisi poni ke belakang telinga lalu melebarkan senyum. "Gue kan emang orangnya kayak gini. Hehe," ia terkekeh membuat raut Libra semakin jijik saja. Padahal sikap Naira pada orang-orang memang begitu biasanya. Termasuk pada Libra, beberapa waktu lalu sebelum jadi sering berhubungan dengannya. Bukannya dibuat-buat, tapi gelagat Naira memang asli begitu dari sananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pink's Boyfriend
Fiksi Remaja[SELESAI] Padahal jelas-jelas Naira sudah punya pacar. Pacarnya pun cakep, perhatian, dan personil band terkenal. Mereka juga saling sayang. Tetapi, kakaknya malah menjodoh-jodohkan Naira dengan seorang cowok judes yang merupakan teman sekelasnya. M...