Happy Reading.
Jangan lupa follow, vote, dan spam komentnya.• • •
Tiga belas tahun telah berlalu.Rumah tangga Adrian dan Ana masih saja harmonis seperti biasa. Perjalanan pernikahan mereka diiringi dengan canda tawa serta air mata kebahagiaan. Kesedihan sangat jarang mereka rasakan karena tingkah laku para anak-anaknya 'lah yang membuat mereka selalu tersenyum. Mereka hanya merasa sedih saat anak-anak mereka ada yang sakit, tapi itu pun sangat jarang mereka rasakan, karena Adrian dan Ana mengajarkan anak-anaknya hidup sehat dan rajin berolahraga serta makan makanan yang bergizi dan seimbang.
Anak-anak Adrian dan Ana sudah enam.
Si kembar A, Alexander Al-farisi Wijaya dan Alexis Aletta Wijaya sudah remaja, usianya sudah 15 tahun, mereka baru saja masuk Sekolah Menengah Atas atau SMA.
Bagaskara Bachtiar Wijaya, baru saja naik kelas sembilan dan umurnya 14 tahun.
Setelah umur Alex dan Letta 3 tahun dan umur Bagas 2 tahun. Ana hamil lagi anak kembar laki-laki, namanya Damian Omar Wijaya dan Dannis Omar Wijaya. Kini umur mereka 12 tahun dan baru saja masuk sekolah menengah pertama atau SMP.
Dan, si bontot Emilia Emilia Fradella Wijaya. Gadis kecil yang baru saja masuk Sekolah Dasar atau SD, umurnya baru 6 tahun.
•••
Saat ini keluarga kecil itu sedang sarapan pagi, mereka makan dalam diam tidak ada yang bersuara, kecuali suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Setelah sarapan, para anak-anak bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah masing-masing yang akan diantar oleh Adrian dan Ana."Buruan anak-anak! Nanti kalian telat," ucap Adrian kerassambil melihat jam tangannya.
"Udah siap, kok, Yah, yuk berangkat," jawab Alex mewakili para saudaranya yang lain.
Keluarga kecil itu berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah, tak lupa Ana mengunci pintu rumahnya dan kuncinya ia masukkan kedalam saku celana jeansnya.
"Kamu hati-hati, ya, jangan ngebut, kalo udah anter anak-anak kabarin aku," ujar Adrian lembut dan mengecup sayang kening istrinya serta mengecup sekilas bibir Ana di depan anak-anaknya.
"Ayah! Kebiasaan, deh, kalo nyium, Bunda, selalu di depan kita-kita," protes Alex dan menutup mata Emi.
"AYAH! MATA AKU YANG SUCI INI TERDONAI!" teriak Dannis heboh sambil menutup kedua matanya menggunakan tangannya, tapi ia juga mengintip disela-sela jarinya.
"Sok suci lo," sahut Damian, menoyor kepala Dannis yang berada di sampingnya.
"Dari pada kalian adu mulut di sini, mending kita berangkat, nanti kalian telat." Ana menengahi adu mulut si kembar D yang Dannis ingin membalas sang kakak karena menoyor kepalanya.
Alex dan Letta mencium tangan Ana dan pipinya, pun dengan Ana, ia mengecup pipi mereka berdua sebelum masuk ke mobil Adrian.
Bagas, Damian, Dannis, dan Emi mencium tangan dan pipi Adrian, yang dibalas juga oleh pria itu sebelum keempat anaknya masuk kedalam mobil sang istri.
Karena sekolah Bagas, Damian, Dannis, dan Emi berbeda dengan kedua kakaknya, Ana lah yang mengantar mereka berempat. Sedangkan Adrian mengantar kedua anak sulungnya dimana tempat istrinya bersekolah dulu sekaligus masih menjadi guru olahraga di sana.
Pria yang berumur 38 tahun itu memang masih mengajar di sekolah tempat istrinya bersekolah dulu dan sekarang tempat bersekolah si kembar sulung. Ia lebih suka profesinya sebagai guru olahraga dibandingkan CEO perusahaan miliknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Daddy [SELESAI]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA. BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA ;) SEKUEL ADRIAN(A) ~~~ "Pulang sekolah gak boleh keluyuran, jangan jajan sembarangan di sekolah, kalo ada tugas kelompok suruh teman kalian datang ke rumah, gak boleh pergi ke rumah teman kal...