Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya, terimakasih.•••
Rumah Adrian kedatangan tamu tak diundang. Siapa lagi kalau bukan Kevin Andrew Pratama, kakak dari Adriana Alexis Wijaya istri tercinta Adrian Alexander Wijaya.
Kevin adalah salah satu saingan Adrian saat ia masih berpacaran dengan Ana, bahkan saat sudah menikah pun Kevin masih saja menempel pada istrinya. Padahal pria itu juga sudah mempunyai istri dan anak dua, tapi pria itu masih saja manja ada Ana. Itu yang membuat Adrian kesal setengah mati pada Abang dari istrinya.
Adrian menatap tajam Kevin yang notabenenya adalah abang iparnya. Adrian dan Kevin selisih 4 tahun, Adrian yang lebih tua, tapi Kevin malah menyuruhnya memanggil abang sama seperti Ana, tapi Adrian menolak dengan tegas permintaan Kevin, walaupun Kevin kakak iparnya tapi ia yang lebih tua dari Kevin.
"Sayang, suami kamu di sini, lho," celetuk Adrian saat Kevin memeluk Ana dan malah mengabaikannya.
"Tau, kok, kalo kamu di sana." Ini bukan Ana yang mengatakan, melainkan Kevin.
"Apa lo!" Adrian menatap Kevin penuh permusuhan, "Mending lo pergi sono, lo gak dengar si Kevan nangis?"
Kevin diam, mencoba mendengar apakah anak sulungnya itu menangis. "Gue gak dengar Kevan nangis. Lo boongin gue, ya?" pria itu memicingkan matanya dan menunjuk Adrian.
"Gue gak boong, kok, kalo gak percaya liat aja sendiri," ucap Adrian santai.
Sebelum Kevin pergi, ia mengecup pelipis Ana dan itu membuat Adrian melotot ke Kevin yang hanya menyegir.
•••
Saat ini enam saudara itu sedang berkumpul di kamar tamu yang saat ini ditempati oleh Kevin dan anaknya.
Kevan duduk di tengah-tengah kasur dan mereka duduk mengelilingi balita itu.
Mereka mengajak Kevan mengobrol walaupun tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan balita itu karena cara bicara Kevan masih belepotan.
"Kevan, nama kamu siapa?" pertanyaan Damian membuat saudara-saudaranya ingin sekali melempari wajah Damian dengan robot-robotan Kevan.
"Apa?" tanya Damian polos.
"Lempar batu ke kembaran sendiri dosa gak, sih?"
Damian mengernyit bingung saat saudaranya menatap menatapnya dengan ekspresi seperti ingin menerkam mangsanya. "Kalian kenapa, sih?"
"Aa Damian, gimana, sih? Udah tau kalo nama dedeknya Kevan, malah nanya lagi," sahut Emi kesal.
Damian menggaruk pipinya sambil berkata, "Kan, Aa, cuma mau nanya namanya, Dek, siapa tau Kevan gak tau namanya, kan?"
"Hey bocah, nama kamu siapa?" tanya Damian lagi.
Balita itu menatap Damian. "Pan," jawab Kevan dengan bahasanya sendiri.
"Pan?" beo Damian, membuat Kevan mengangguk.
"Nama kamu papan?" Kevan menggeleng.
"Utan, ama, tu Pan."
"Papan, kan?"
"Utan! Ama, tu Pan!" jerit Kevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Daddy [SELESAI]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA. BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA ;) SEKUEL ADRIAN(A) ~~~ "Pulang sekolah gak boleh keluyuran, jangan jajan sembarangan di sekolah, kalo ada tugas kelompok suruh teman kalian datang ke rumah, gak boleh pergi ke rumah teman kal...