Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya.•••
Seperti perintah sang ayah untuk memantau Letta yang katanya pacaran dengan Arkan, Alex mulai mengawasi gerak-gerik mereka.
Alex sudah mengawasi mereka sejak lima hari ini.
Gerak-gerik mereka memang sudah sangat mencurigakan sejak beberapa bulan belakangan ini. Seperti; Arkan sering menggenggam tangan Letta, sesekali Arkan merangkul pundak Letta, cara bicara mereka juga sesekali menggunakan aku-kamu, dan masih banyak lagi keanehan dari mereka.
Ia memang sudah mencurigai Letta dan Arkan karena cara mereka berinteraksi berbeda dari awal mereka berteman.
Saat ini Alex, Fian, Gilang, dan Revan tengah mengamati Letta dan Arkan yang duduk di bangku paling pojok yang berada di perpustakaan. Mereka memang saat ini berada di perpustakaan untuk menumpang mendinginkan tubuh mereka yang sedang berpeluh.
Karena jam istirahat, perpustakaan lumanyan banyak penghuninya. Penghuni yang datang saat jam istirahat pasti siswa-siswi kutu buku atau seorang introvert.
Mereka berenam sudah makan sebelum jam istirahat telah tiba. Saat jam istirahat mereka langsung meluncur ke perpustakaan yang tepat untuk mereka kunjungi saat ingin tidur tanpa ada gangguan dan mendapat merasakan dinginnya ruangan itu.
"Hubungan Arkan sama Letta apa, sih? Kayak orang pacaran tau gak," celetuk Revan memperhatikan sejoli itu yang sedang berbisik-bisik.
Fian dan Gilang mengalihkan pandangannya ke Revan, lalu ke Alex yang masih memperhatikan sejoli itu.
"Lex, Letta sama Arkan pacaran, ya?" tanya Revan.
"Kayaknya, sih, uhm.... gue juga gak tau, sih," jawab Alex. Ia belum tahu jelas hubungan kembarannya dan salah satu sahabatnya itu.
"Masa lo gak tau, sih, kan, lo kembarannya," ujar Gilang.
"Bukan gak tau, Lang, tapi gue belum tau."
Mendengar itu Gilang dan berdecak kesal. "Masa kembaran sendiri lo gak tau, sih. Kembaran macam kau ini, Bang Alex."
Alex menatap tajam Gilang. "Diem lo."
"Tapi, kalo gue liat-liat, sih, kayaknya memang mereka pacaran. Menurut lo, Yan?" Gilang melirik Fian yang hanya diam sedaritadi, tapi matanya menatap tajam sejoli itu.
Gilang tersenyum jenaka sambil menatap Fian. Ia berdeham pelan. "Cuma diam yang bisa gue lakuin melihat lo sama dia," ujarnya, menyindir Fian. Ia memang tahu bahwa sahabatnya yang goblok itu menyukai Letta.
Gilang sudah menyuruh Fian untuk menembak Letta, tapi sahabatnya itu terlalu pengecut untuk menembak Letta dengan alasan takut pada ayah gadis itu yang over protective.
Fian tetap diam mendengar itu. Karena itu memang kenyataannya, apalagi yang harus ia lakukan saat melihat Letta dan Arkan berduaan? Memisahkan mereka? Ia tidak ingin persahabatannya hancur hanya karena sebuah perasaan yang bernamakan cinta.
Kita liat aja nanti.
"Serem tau, Yan, kalo tatapan lo kayak gitu," kata Revan melihat tatapan tajam Fian.
Alex menyetujui perkataan Revan. Walaupun ia juga mempunyai tatapan tajam, tapi saat melihat tatapan Fian membuatnya bergidik ngeri.
Karena tidak tahan melihat sejoli itu yang sedang cekikikan, Fian meninggalkan ruangan itu dengan perasaan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Daddy [SELESAI]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA. BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA ;) SEKUEL ADRIAN(A) ~~~ "Pulang sekolah gak boleh keluyuran, jangan jajan sembarangan di sekolah, kalo ada tugas kelompok suruh teman kalian datang ke rumah, gak boleh pergi ke rumah teman kal...