43. Fian pelit!

7.1K 514 28
                                    


Fian memarkirkan mobilnya bersamaan dengan Letta yang baru saja turun dari mobil di luar gerbang bersama Alex. Mereka hari ini hanya diantar oleh Adrian tanpa ikut masuk juga karena jadwal mengajar pria itu kosong untuk hari ini.

"Alfiansyah, jagain Letta, ya?" teriak Adrian saat menurunkan kaca mobilnya.

Fian yang mendengar itu mengangguk mantap. "Siap, Pak," balasnya sambil mengacungkan jempolnya.

Adrian mengangguk dan menaikkan kaca mobilnya dan melajukan kembali mobilnya.

Fian menghampiri Alex dan Letta dan langsung mengapit tangan gadisnya.

"Kangen," ucap Fian manja dan bersandar di pundak Letta.

Alex menarik Fian agar terlepas dari Letta dan ia mengambil alih kembarannya untuk merangkulnya. "Udah, deh, roman picisannya dilanjut di kelas aja, fans alay lo pada bisikin kalian," ucapnya menyindir Fian.

Fian menatap siswi yang katanya fansnya itu dengan pandangan memuja, ia malah memelototi mereka. "Apa lo?" tanyanya garang, seketika membuat mereka ciut karena mendapat perlakuan Fian.

Lalu ia mengikuti langkah si kembar dan jalan di samping Letta.

Setelah menyimpan tasnya, Fian menarik tangan Letta agar duduk disamping nya.

"Kok, kemarin ayah kamu usir aku, sih, Ta?"

Letta tertawa jika mengingat kejadian kemarin. Ia juga tidak tahu alasan ayahnya mengusir Fian dengan alibi tidak terima tamu.

"Kok malah ketawa, sih?" tanya Fian kesal.

"Lucu aja," jawab Letta memperlihatkan cengirannya.

"Lakinya diusir bukannya kasian malah diketawain, gimana, sih, Bini aku ini." Fian menyentik kening Letta membuat gadis itu meringis.

"Sakit, Fian." Letta mengerucutkan bibirnya dan mengusap keningnya.

Fian memajukan wajahnya tiba-tiba refleks Letta memundurkan wajahnya.

Fian berbisik tepat didepan wajah Letta, "Sayang, bibirnya jangan dikasi gitu, ntar aku cipok baru tau rasa, lho." Ia kembali memundurkan wajahnya dan menikmati wajah gadisnya yang blushing.

Cowok itu tertawa dan mengambil sesuatu dari tasnya. Ia menyimpan kotak bekal di atas meja dan membukanya membuat Letta berbinar-binar.

"Mommy tadi siapin cake coklat kesukaan kamu."

"Makasih, Fian. Bilang makasih juga sama mommy kamu," ucap Letta dan mencomot cake itu.

"Kembali kasih, Sayang," balas Fian.

Fian memperhatikan Letta makan dengab wajah tersenyum lebar. Gadisnya benar-benar menggemaskan saat makan.

"Wihhh, cake kesukaan gue, tuh!" seru Alex dan mencomot cake itu setelah mengambil sendok kue pada Letta.

Karena suara Alex yang lumayan besar membuat Gilang dan Revan yang sedang bermain game online langsung saja bergabung di meja Fian.

Fian jadi kesal karena kue terkhusus untuk Letta yang dibuatkan mommynya kenapa langsung menjadi sahabat-sahabatnya juga ikut memakan. Karena jiwa pelit Fian menjerit, ia mengambil kotak bekal itu dan menutupnya kembali.

"Yahh, pelit banget, sih, lo," komentar Gilang.

"Biarin, cake ini cuma buat Letta, bukan buat kalian," balas Fian kesal.

"Tapi, Letta gak masalah, kok, iya, kan, Ta?" celetuk Revan dan Letta mengangguk mengiyakan.

"Tapi, gue keberatan, gimana dong?"

"Dasar pelit," ucap Gilang dan Revan serempak.

"Fian, kalo gue boleh dong? Kan, Letta kembaran gue, gue sama Letta udah berbagi makanan dan kehangatan sejak dalam perut bunda gue, jadi kalo Letta makan sendiri kue itu rasanya itu gak afdol kalo gue gak makan juga. Intinya kalo itu punya Letta, berarti itu juga punya gue. Jadi, gue minta, ya?" jelas Alex panjang lebar, semoga saja Fian akan memberinya cake coklat favoritnya yang sangat menggugah selera itu.

Alex sudah sangat percaya diri karena Fian pasti tidak akan menolaknya saat meminta apapun pada sahabatnya yang satu itu. Ia bahkan sudah mengejek Gilang dan Revan karena ia sangat yakin Fian akan membaginya cake itu.

Ekspektasi memang tak seindah realita. Sama seperti saat ini, ternyata Fian juga menolaknya untuk mencicipi kue favoritnya itu.

Fian sialan. Dasar pelit. Umpat Alex dalam hati.

Tawa Gilang dan Revan pecah seketika. Anak dari guru olahraganya itu benar-benar percaya diri.

Saat ketawa mereka terhenti, Alex, Gilang, dan Revan memanas-manasi Fian.

"Dasar pelit! Fian, seminggu ini lo gak boleh datang ke rumah gue. Nama lo udah masuk black list di daftar tamu rumah gue."

"Letta, kok, lo bisa suka, sih, sama cowok pelit kayak Fian? Kalo diajak nikah jangan mau, deh, ntar kalo kalian nikah pasti irit banget saking pelitnya. Udah putusin aja daripada ntar nyesel, lho."

"Iya, mending lo sama gue aja, gue juga ganteng, kok. Gue gak pelit kayak Fian, kalo lo sama gue hidup lo bakal bahagia lahir batin."


Ig: khinaaaaaaaa

My Protective Daddy [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang