Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya.
Kalo ada kesalahan koment aja.•••
Suara Adrian yang memarahi si kembar D terdengar hingga ke lantai dua.
Setelah salat subuh, Damian dan Dannis sudah disidang oleh Adrian di ruang keluarga. Mereka berdua ketahuan bolos oleh Adrian —menghabiskan waktu untuk bermain game online di samping gudang bersama teman-temannya.
Damian dan Dannis hanya menunduk mendengar Adrian yang memarahinya. Mereka tahu, mereka salah, jadi lebih baik diam saja.
"Sekali lagi Ayah tau kalian bolos, siap-siap packing baju kalian. Tinggalkan rumah ini," ujar Adrian mengakhiri pembicaraannya.
Mendengar itu Damian dan Dannis langsung menghampiri Adrian yang bersedekap dada. Mereka memeluk dari samping Adrian.
"Ayah, jangan usir kita dari rumah," ucap Damian dengan suara bergetar. Ia tidak menyangka bahwa ayahnya akan mengusir mereka jika sekali lagi melakukan bolos.
"Ayah, aku sama, Aa, mohon jangan usir kita dari rumah. Kita janji enggak bakal bolos lagi, iya, kan, A?" mohon Dannis yang diangguki oleh Damian. Mata mereka sudah berkaca-kaca.
Sama dengan Damian, Dannis juga tidak menyangka bahwa ayahnya akan mengatakan itu. Mereka mengira Adrian hanya akan memberi mereka siraman rohani, tapi perkataan Adrian barusan di luar dugaannya. Shock. Apalagi kesempatan mereka tinggal satu kali lagi, jika mereka bolos lagi ucapkan selamat tinggal pada rumah yang salama ini mereka tempati.
Alex, Letta, dan Bagas diam-diam mengintip Damian dan Dannis yang disidang oleh ayah mereka. Mereka bertiga juga sama kagetnya mendengar itu dari mulut ayah mereka. Letta yang ingin menghampiri Damian dan Dannis yang memohon pada Adrian, tapi Alex menahannya.
Mereka bertiga terus memperhatikan Damian dan Dannis yang memohon pada Adrian. Si kembar D terus mengecup tangan Adrian dan pipinya seraya memohon dan mengucapkan kata maaf membuat ayah enam anak itu tersenyum kecil.
"Ayah, maafin kita, ya? Kita janji gak bakal bolos lagi."
Adrian hanya diam. Membiarkan kedua anaknya mengecup kedua tangan dan pipinya.
"Ayah..." rengek Damian dan mempererat pelukannya —membuat Adrian susah bernapas.
"Aa, sesak," ucap Adrian dan mengurai pelukan Damian, begitupun dengan Dannis.
Dibalik tembok, Letta menggigit kukunya khawatir. Ia tidak tau apakah ucapan Adrian serius atau bercanda. Apalagi saat mengatakannya Adrian wajahnya terlihat datar —tanpa ekspresi sedikitpun.
"Bang, gimana, nih?" bisik Letta. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia tidak nyangka pada ayahnya yang akan mengusir si kembar D ketika bolos lagi.
"Bang, gimana kalo ucapan Ayah tadi serius?" bisik Bagas juga. Cowok itu menggenggam tangan Letta yang terlihat khawatir, sama sepertinya.
Alex mengusap kepala Letta dan Bagas bergantian. "Kalian tenang aja. Semua akan baik-baik aja kalo mereka gak bolos lagi. Ya udah, yuk, kita ke dalam aja keburu kita ketahuan nguping." Ia merangkul pundak Letta dan Bagas menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Daddy [SELESAI]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA. BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA ;) SEKUEL ADRIAN(A) ~~~ "Pulang sekolah gak boleh keluyuran, jangan jajan sembarangan di sekolah, kalo ada tugas kelompok suruh teman kalian datang ke rumah, gak boleh pergi ke rumah teman kal...