12. Emi & Taekwondo

9.7K 537 68
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa voment nya.

•••

Setelah satu bulan lebih tidak dibiarkan Adrian latihan. Akhirnya, Alex dan Letta kembali lagi latihan taekwondo. Sehabis pulang sekolah, mereka berdua langsung di antar oleh Adrian ke tempat latihan. Pria itu tidak bisa menunggu si kembar karena ia sudah sangat merindukan istrinya.

Setelah maghrib barulah mereka berdua di jemput. Emi yang sempat melihat kedua kakaknya latihan merasa kagum dan ingin juga ikut salah satu bela diri yang sama dengan kedua kakaknya, yaitu taekwondo.

Alex melakukan tendangan lompat ditempat berbalik ke belakang dan menyodok ke arah perut. Sedangkan Letta melakukan tendangan menggunakan punggung kaki secara langsung dua kali atau lebih. Emi yang melihat itu seketika sangat kagum dan ingin ikut juga bela diri, taekwondo.

Setelah berpamitan dengan Saboemnim dan teman-teman lainnya, Alex dan Letta menghampiri Adrian dan Emi yang berada di gendongan sang ayah.

Saat di dalam perjalanan pulang, Emi terus merengek pada Adrian minta agar dirinya di daftarkan juga ikut taekwondo seperti kedua kakaknya yang sulung.

"Ayah, ayolah... masa aku gak bisa ikut taekwondo juga, sih... tadi aja aku liat ada anak kecil kayak aku yang ikut taekwondo kayak Bang Alex sama Kak Letta, masa aku gak boleh, sih, Yah..." rengek Emi pada Adrian yang sedang menyetir.

"Tadi, yang kamu liat laki-laki, kan?" Emi mengangguk mengiyakan.

"Bocah laki-laki itu sebenarnya udah kelas dua SD, dek, badannya aja kecil kayak kamu, dia juga gak cengeng kayak kamu," dusta Adrian.

"Ayah, aku gak cengeng tau. Nanti aku tanya ke Bunda aja kalo aku mau ikut taekwondo, pasti Bunda kasi ijin aku," ucap Emi percaya diri dan memeletkan lidahnya pada Adrian.

"Bunda, pasti gak biarin kamu, Dek, kan, Bunda cinta sama Ayah pasti Bunda nurutin omongan Ayah dong," balas Adrian santai dan membalas Emi —memeletkan lidahnya.

"Ayah, mah, nyebelin." Emi melipat tangannya di dada dan mengalihkan pandangannya melihat jalan.

Adrian tertawa kecil melihat Emi yang sedang ngambek padanya.

Pria itu terus menggoda gadis kecilnya yang tengah ngambek padanya. Begitupun dengan Alex dan Letta yang ikut-ikutan menggoda adik bungsunya.

Wajah Emi sudah memerah menahan tangis karena terus di goda oleh ayah dan kedua kakaknya. Barulah ketiga orang itu berhenti menggoda gadis kecil kesayangan mereka.

Adrian mengelus sayang kepala Emi dengan tangannya kirinya. "Gak usah nangis, Dek, masa gitu aja nangis, sih."

Emi menghapus airmatanya yang baru menetes dari sudut matanya.

"Abisnya, Ayah, Bang Alex, sama Kak Letta godain aku, sih, kan, aku gak suka. Pokoknya aku aduin kalian ke Bunda sama dedek aku."

Alex menoel pipi gembil Emi dari belakang. "Dasar. Bisanya cuma aduin ke Bunda aja. Itu dedek bayi kita semua, ya, Dek, bukan cuma debaynya kamu," ujarnya.

Emi menolehkan kepalanya kebelakang menatap Alex sambil menjulurkan lidahnya. "Biarin."

Cowok itu mengacak gemes rambut Emi yang terurai panjang mebuat empunya rambut berdecak kesal pada Alex. Sedangkan Alex tertawa —tidak mempedulikan Emi yang sudah kesal dan berusaha menyingkirkan tangannya. Adrian dan Letta pun ikut tertawa.

Disela-sela tawa mereka bertiga dan kekesalan Emi, dering ponsel Letta terdengar membuat mereka menghentikan aktivitas tawa mereka.

My Protective Daddy [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang