prolog

1.3K 64 15
                                    

Note: BACA BAB AUTHOR NOTE !!TERLEBIH DAHULU SEBELUM LANJUT BACA :)

Note: BACA BAB AUTHOR NOTE !!TERLEBIH DAHULU SEBELUM LANJUT BACA :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!!

Seorang gadis yang menolak hancur. Walau sudah babak belur.

***

Gadis mungil yang satu ini mempunyai jalan hidup yang sangat pahit. luka yang ada di hati nya sudah tumbuh sejak ia kecil, Salah satunya saat ia Merasakan sakitnya kehilangan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Terkadang, ia hampir putus asa untuk terus menjalankan kehidupannya yang penuh dengan luka. bahkan tangisannya pun tak pernah di dengar oleh ke dua orang tuanya, Sampai akhirnya ia harus terus terlihat baik-baik saja saat berada di antara mereka.

"Rain. maafin mamah sayang," ujar wanita paruh baya yang membuat Rain bingung dan berhenti melahap makanannya.

"Buat apa mamah minta maaf ?" wanita paruh baya itu mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata gadisnya lama.

"Kita harus memindahkan kamu ke sekolah baru, karna papahmu di pindahkan bertugas ke kantor pusat yang berada Jakarta," jawab Citra  yang membuat Rain tersedak saat sedang asik melahap makanannya.

Rain menarik nafasnya pasrah "Aku gak bisa nolak kan?"

"Kalau kamu keberatan tidak apa-apa kamu bisa tinggal di sini bersama bibi," cela papah Rain sambil membelai halus rambut anak gadisnya.

Rain yang kaget karna perilaku papahnya hanya bisa diam sambil terus merasakan hangatnya sentuhan yang selama ini ia inginkan, baru pertama kali Rain merasa layaknya memiliki orang tua. ini adalah hal yang Rain nantikan sedari kecil.

Makan malam bersama, menanyakan keadaannya di sekolah dan masih banyak hal lain yang sejak tadi ia perbincangkan dengan kedua orang tuanya.

"Rain bagaimana? Kamu malah melamun saja," panggil Fikri yang membuat Rain sadar dari lamunannya.

Rain pun menerjapkan kedua matanya  berusaha tersadar dari lamunannya. "Kalau ini memang keputusan yang terbaik untuk perusahaan papah, aku gak akan pernah bisa menolaknya," jawab Rain dengan senyum yang sumbrigah.

Papah Rain membalas senyumnya dengan sangat tulus. Membuat anak gadisnya menatap manik matanya lama, untuk merekam momen makan malam ini.

Rain mengubris isi pikirannya, dan ia pun sadar papah nya tidak seburuk yang ia bayangkan. Seharusnya memang seperti ini, figur seorang papah benar-benar penting dalam kehidupan anak perempuannya.

Jika waktu bisa di hentikan malam ini juga, ia sangat bahagia dan mungkin akan bisa kembali memaafkan kesalahan yang sedari dulu kedua orang tuanya lakukan kepadanya.

Dan hidupnya pun akan sangat berubah. Menjadi anak gadis yang bisa bercerita banyak hal tentang masalah percintaannya, pertemanannya, karirnya dan semua hal tentang kegiatan yang Rain lakukan setiap hari.

Bukan seperti sekarang yang sangat tertup dan menangisi hari-harinya sendiri di kamar.

Rain masih menginginkan malam itu, malam yang sangat indah dan tawa yang sangat lepas bersama kedua orang tuanya.

ARAINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang