RAIN-17

203 20 0
                                    

Rain tetap terdiam di tempatnya berdiri. Sambil sesekali melihat maps taksi onlinenya sudah sampai di mana.

"Lo punya masalah pendengaran HAH! GUA BILANG NAIK," omel Alvaro yang kesal melihat Rain hanya berdiri di depan mobilnya.

"T-api  Ro taksi gua dikit lagi sampai," balas Rain tenang.

"CANCEL SEKARANG!!" perintah Alvaro tegas.

"Gak bisa Ro, kasihan abangnya kalau di cancel," jawab Rain yang takut menatap Alvaro kalau sudah mendengar suaranya yang meninggi.

Alvaro berdecak kesal, ia turun dari mobilnya dengan membanting pintunya sangat keras. Hingga Rain memeramkan matanya menahan rasa takut.

Rain tidak bisa berbuat apapun saat Alvaro berdiri di hadapannya dengan terus menatap  mata Rain tajam.

"Mana handpone lo!!" pinta Alvaro dengan kekesalannya.

"Buat apa Ro?" tanya Rain dengan rasa takut yang menyelimutinya.

"MANA!!" bentak Alvaro yang membuat Rain memberikan ponselnya gemetar.

Alvaro merampas ponsel Rain kasar. Dan langsung mengotak - atikkan ponselnya. Setelah beberapa menit memberikannya kembali kepada Rain.

"Naik sekarang tanpa banyak tanya!!" perintah Alvaro melangkah mengitari mobilnya. Lalu masuk kedalam dengan menutup pintu mobil nya keras.

Rain menyergitkan dahi nya bingung. Ia membuka pintu mobil milik Alvaro dengan gemetar. Lalu masuk ke dalam mobil tersebut dengan terus memainkan ponselnya.

Alvaro mulai menyalakan mesin mobil nya kembali dan melajukannya tanpa meminta persetujuan dari Rain.

"Ro lo hapus aplikasi taksi online gua?" tanya Rain serius.

Alvaro menoleh ke Arah Rain, ia mengaggukkan kepalanya. Tanpa ada niat menjelaskan semuanya kepada Rain.

Rain kesal dan memedam semua amarahnya, kepalanya sudah panas ingin mengomeli Alvaro yang seenak jidat mengapus aplikasi penting yang berada di ponselnya.

"GAK TAU PRIVASI," cela Rain dengan nada tinggi.

Alvaro menoleh ke arah Rain dengan tatapan mematikan "Coba sekali lagi ngomong!" perintah Alvaro menatap manik mata Rain serius.

Alvaro menepikan mobilnya di tepi jalan dan membanting stir mobilnya kasar. Membuat Rain terpental kaget.

"ULANGIN UCAPAN LO TADI!!" pinta Alvaro mengarahkan wajah Rain ke hadapannya dengan mencekal dagunya kencang.

"Awhss," rintih Rain sakit.

Alvaro meredakan cekalannya setelah mendengar rintihan dari Rain. ia terus menatap mata Rain tanpa kedip.

Dering telpon dari ponsel Rain membuat Alvaro melepaskan cekalannya dengan kasar.

Rain memejamkan matanya sejenak. Dengan menahan tangis nya Rain mengangkat telpon dari nomer yang tak di kenal. Yang sudah pasti itu adalah taksi online yang tadi ia pesan.

"Iya mas, maaf saya-"

"Mas tolong kirim nomer rekeningnya ke sini, nanti saya transfer uangnya," potong Alvaro yang tiba - tiba merampas ponsel milik Rain.

"Maaf mas, tapi lain kali jangan-"

Belum selesai supir taksi online menyelesaikan ucapannya Sambungan telponnya sudah di matikan secara sepihak dengan Alvaro.

Alvaro langsung men- transfer sejumlah uang ke nomer rekening yang di kirim oleh supir taksi online itu dengan melebihkan jumlahnya.

Setelah itu ia mengembalikan kembali ponselnya kepada Rain. Rain hanya diam tanpa bergeming. Ia sudah sangat capek dengan semua yang di lakukan oleh Alvaro.

ARAINIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang